KRI Arung Samudera (KRI Arsa)

Selain KRI Dewaruci atau KRI Bima Suci yang merupakan kapal layar latih TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Laut juga memiliki kapal latih layar yang ukurannya lebih kecil dan jumlah awak kapal yang dapat mengawaki kapal juga relatif sedikit.

Salah satu dari kapal latih layar tersebut adalah KRI Arung Samudera yang kerap juga disebut KRI Arsa.

https://nasional.sindonews.com/berita/996909/149/di-atas-kri-arung-samudera-kami-bertaruh-nyawa

Sejarah KRI Arung Samudera

Kapal layar latih KRI Arung Samudera adalah kapal yang lebih kecil dibeli dari Selandia Baru berupa training sailing tall ship, kapal layar latih tiga tiang layar (3 single-piece masts – 3 Jib, 3 Main Sail, 3 Top Sail) dengan luas layar keseluruhan 433,83 meter persegi.

Awalnya kapal schooner Kelas B buatan Jerman ini disiapkan lagi oleh pihak Selandia Baru pada tahun 1991 untuk digunakan sebagai kapal layar latih Selandia Baru yang berpangkalan di Auckland, Selandia Baru, namun pada tahun 1995 dibeli oleh Indonesia.  Kapal diawaki oleh 20 personel pelaut/taruna.

image: Budiman Nabil

Spesifikasi Teknis KRI Arung Samudera

Panjang kapal KRI Arung Samudera adalah 39,40 meter atau 129 kaki (LOA), lebar beam 6,45 meter, draught 2,60 meter. Bobot kapal bermuatan penuh 121 ton. Mesin utama berupa dua unit diesel Ford MK 2725E dengan maksimum power 108,8 KW pada 2.600 rpm, dua unit diesel Marine Gemini.

Memiliki auto pilot. Untuk stabilitasnya diatur dengan adjustable centreboard, landing capability/semi-amphibian. Kapal dapat melaju dengan kecepatan maksimum 13 knot.

Ada ceritera bahwa penamaan kapal ini diambil dari sebuah momen acara peringatan hari Kemerdekaan tahun 1995. Saat ini diadakan sebuah konferensi tentang Kepulauan Nusantara dengan judul “Arung Samudera 95”.

Saat yang sama, kapal layar latih yang dibeli dari Selandia Baru juga di komisi untuk digunakan sebagai kapal layar latih dalam jajaran TNI Angkatan Laut.  Maka jadilah kapal tersebut diberi nama KRI Arung Samudera.

image: Twitter @dharma_g3

Tahun 2015, KRI Arung Samudera (KRI Arsa) di revitalisasi di PT. PAL Indonesia (Persero), Surabaya.  Kapal tersebut menurut beritanya akan dimanfaatkan untuk mendukung program pengenalan kemaritiman kepada generasi muda, dalam rangka kerja sama antara TNI Angkatan Laut dengan Kementrian Koordinator Kemaritiman.

KRI ARSA mulai melayar berkeliling dunia pada tahun 1953, sejak diluncurkan (24 Januari 1953) dari Galangan kapal H.C. Stulchen & Sohn, Hamburg Jerman Barat yang membuatnya sejak tahun 1952.

Setelah di revitalisasi oleh PT. PAL, KRI ARSA beroperasi kembali dan turut serta dalam Sail Tomini pada Agustus-September 2015.

Operasional KRI Arung Samudera

KRI Arung Samudera mulai aktif dalam jajaran TNI Angkatan Laut dalam Kesatuan Komando Armada Barat (kini Komando Armada I) pada tahun 1995.  Ditahun yang sama kapal mengikuti The Tall Ship Race, The Yach Race, dan The Indonesian International Naval Fleet Review.

Tahun 1996 melakukan pelayaran keliling dunia dalam Operasi Sang Saka Jaya 96, turut serta dalam  The 1996 Cutty Sark Tall Ship Race di Mediterania, dan Hong Kong Challence 1996/1997.   Memperoleh Special Award pada event Atlantic Race Cruising and Fukuoka Race.

Adapun  route berlayar keliling dunia  melalui ; start dari  Jakarta – melalui Laut Merah/Port Said – Napples Race – Barcelona, Gibraltar – Las Palmas – Balboa/Panama – Honolulu – Osaka – Syanghai – kembali ke Jakarta.

23 Agustus 2007 kapal kandas terdampar di pantai Rainbow, pesisir Sunshine, Queensland, Australia akibat badai.  Karena terdapat kerusakan pada lambung akibat benturan, Kapal kemudian diperbaiki di Australia, sementara awak kapal dipulangkan ke Indonesia dengan pesawat udara.  Setelah selesai di perbaiki, barulah kapal dilayarkan kembali ke tanah air dengan awak kapal yang didatangkan dari Indonesia.

Musibah itu terjadi saat kapal sedang dalam pelayaran menuju Sydney, Australia untuk  mengikuti pameran Tall Ship menjelang KTT Asia Pasific.

Pengalaman berlayar melanglang buana dengan KRI ARSA ini juga dapat dilihat pada buku yang ditulis oleh Laksamana Muda TNI Darwanto yang pernah menjabat sebagai Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (kini KOARMADA II), saat beliau berpangkat Mayor pernah menjadi Kapten Kapal KRI ARSA. (Judul: BENTANGKAN LAYAR TERJANG OMBAK DAN BADAI). Menceritakan sejak melaksanakan pelayaran Operasi Sang Saka Jaya 1996 yang melawat ke 17 negara dan 27 kota pelabuhan, dan seterusnya.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KRI Bima Suci

KRI Kapitan Pattimura (371) Parchim Class