Kapal perang jenis korvet KRI Bung Tomo dengan nomor lambung 357 merupakan kapal patroli laut yang dibeli dari Kerajaan Inggris pada tahun 2012.
Awalnya kapal-kapal korvet kelas ini dibuat oleh industri perkapalan BAE Systems Marine (BAE Systems Maritime – Naval Ships), untuk Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam dengan sebutan Corvette Nakhoda Ragam Class.
Nama Bung Tomo untuk KRI Bung Tomo (357) ini diambil sebagai penghargaan atas kegigihan Sutomo (yang kerap dipanggil dengan sebutan Bung Tomo) salah satu tokoh penggerak revolusi kemerdekaan Republik Indonesia yang kemudian terkenal dengan pertempuran Surabaya, 10 November 1945.
Sejarah KRI Bung Tomo (357)
Kontrak pengadaan tiga unit korvet ini pada tahun 1995 awalnya diperoleh oleh perusahaan GEC-Marconi dengan pihak Brunei Darussalam. Kemudian pembuatannya dilakukan oleh pihak Industri Pertahanan BAE Systems Marine yang berlokasi di Scotstoun, Glasgow, Inggris.
Kapal dibuat dengan dasar rancang bangun varian F2000, dan diluncurkan masing-masing pada Januari 2000, Juni 2001, dan Juni 2002.
Namun karena alasan tertentu, kemudian pihak Brunei tidak dapat menerima kapal-kapal tersebut yang seharusnya sudah diserahkan kepada Dinas Teknik Angkatan Laut Kesultanan Brinei Darussalam pada Juni 2007. Sehingga terjadilah masalah abritrasi.
Di tahun 2007, pihak Brunei juga meminta bantuan kepada industri asal Jerman, Lürssen Shipyard untuk mencarikan pembeli dari ketiga kapal yang mereka batalkan pembeliannya.
Sementara pihak Inggris dengan kejadian tersebut juga mengharapkan adanya pembeli baru untuk tiga kapal korvet yang sudah dibuat tersebut.
Akhirnya pada tahun 2012 diumumkan bahwa telah di-tandatangani nota kesepakatan (MoU – Memorandum of Understanding) antara pihak Indonesia dengan pihak Inggris untuk pembelian ketiga kapal korvet tersebut.
Persenjataan KRI Bung Tomo (357)
Saat dibeli dan dibuat untuk pihak Angkatan Laut Kesultanan Brinei, kapal ini dipersenjatai dengan meriam utama berupa meriam Super Rapid Gun OTO-Melara kaliber 76mm, dua kubah kanon DS 30B REMSIG kaliber 30mm, 16 tabung peluncur vertikal (VLS) untuk misil MICA atau Sea Ceptor, dua unit kubah peluncur misil SSM Exocet MM-40 Block II (per unit terdiri dari 4 peluncur), dua unit triple-launcher torpedo BAE Systems (tabung torpedo 324 mm atau 13 inci) untuk meluncurkan torpedo kelas ringan A244S Mod 3.
Pada dek juga terdapat titik pendaratan untuk pesawat helikopter sejenis Eurocopter AS565 Panther, kapal tidak dilengkapi hangar.
Saat kapal masih dalam pesanan Angkatan Laut Brunei, kapal yang diluncurkan pada 22 Juni 2002 tersebut diberi nama KDB Jerambak dengan nomor lambung 30. Tetapi kapal tersebut tidak pernah aktif dalam jajaran Angkatan Laut Brunei.
Kapal KRI Bung Tomo (357) ini setelah diaktifkan (commissioned) oleh pihak TNI Angkatan Laut pada 11 Juli 2014, diberi nama KRI Bung Tomo dengan nomor lambung 357.
Dua kapal korvet lainnya yang dibeli bersamaan adalah KRI John Lie dengan nomor lambung 358, di komisi pada 18 Juli 2014 (sebelumnya bernama KDB Nakhoda Ragam no. 28), dan KRI Usman Harun dengan nomor lambung 359 yang di komisi pada 18 Juli 2014 (sebelumnya bernama KDB Bendahara Sakam No.29, dan menurut berita penamaan KRI tersebut sempat menuai protes dari pihak Singapura).
Spesifikasi Teknis KRI Bung Tomo (357)
KRI BUNG TOMO memiliki bobot 1.940 ton, dengan panjang keseluruhan; LWL 89,9 meter, LOA 95 meter. Lebar (beam) 12,8 meter, Sarat air kapal (Draught) 3,6 meter. Kapal menggunakan sistem propulsi; 4 buah mesin diesel MAN B&W/Ruston dengan total kekuatan 30,2 MW, dua shaft.
Kecepatan jelajah 30 knot (56 km/jam), dengan jarak tempuh maksimum 5.000 mil laut (9.000 km) pada kecepatan ekonomis 12 knot (22 km/jam). Diawaki oleh 79 personil pelaut.
Perangkat sensor yang ada di kapal berupa pengarah senjata electro-optic Ultra Electronics/Rademec Seri 2500. Hull-mounted sonar Thales Underwater Systems TMS 4130C1. 3D Radar udara dan permukaan BAE Systems Insyte AWS-9. Ra.dar tracker BAE Systems Insyte 1802SW. Radar navigasi Kelvin Hughes Type 1007. Scout radar untuk permukaan dari Thales Netherland. Countermeasures dari Thales Sensor Cutlass 242.
Operasional KRI Bung Tomo (357)
KRI Bung Tomo tergabung dalam satuan kapal perang Komando Armada TNI Angkatan Laut, sebagai korvet multi-peran. Selain berpatroli dalam menjaga keamanan wilayah yurisdiksi perairan nasional, KRI Bung Tomo juga aktif melakukan kunjungan muhibah kebeberapa negara.
Pada Juli 2018 berkunjung ke India, merapat di pelabuhan Kochi. Desember 2018 bersama KRI I Gusti Ngurah Rai berkunjung ke Muara Port, Brunei Darussalam.
KRI Bung Tomo juga pernah bertugas dalam misi Perdamaian ke Lebanon, disusul oleh KRI Usman Harun. misi UNIFIL Maritime Task Force tahun 2017.
KRI Bung Tomo turut serta dalam operasi pertolongan atas jatuhnya pesawat Air Asia 8501 di perairan Laut Jawa (diantara Pulau Belitung dan Pulau Kalimantan) pada Desember 2014. Dan pada April 2021 turut dalam mencari KRI Nanggala yang hilang dibawah air.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!