Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN) kembali mendapatkan tambahan kapal pendukung semi-submersible heavy transport yang baru, bentuknya mirip kapal tanker, kapal ini untuk mengangkut landing craft air-cushion (LCAC).
Kapal baru tersebut terlihat turut dalam kegiatan latihan pada tanggal 14 Mei 2022 yang lalu dengan menggendong LCAC di dek utamanya. Kapal yang diberi nama Yinmahu dengan nomor lambung 834 diperkirakan bergabung dengan Komando Operasi Selatan Tentara Laut Pembebasan Rakyat China (Southern PLAN).
Kapal pendukung semi submersible ini tergolong dalam Mobile Landing Platform (MLP) sebagai pendukung operasi pendaratan amphibi. Adapun kapal MLP PLAN yang pertama diberi nama Donghaidao dengan nomor lambung 868 yang dibuat di Galangan Huangpu yang berlokasi di Guangzhou (bagian dari perusahaan Negara China Shipbuilding Corporation/CSSC).
Setelah diluncurkan pada bulan Pebruari, selanjutnya tanggal 26 Juni 2015 kapal Yinmahu ini diserahkan kepada Angkatan Laut China, People Liberation Army – Navy (PLAN) bertempat di Pangkapal PLAN Zhanjiang, Guangdong, dan resmi bergabung dalam South Sea Fleet pada 10 Juli 2015.
Kapal dilengkapi dengan sistem ballast untuk mengendalikan pengapungan, memiliki kemampuan Roll-on/Roll-off, dapat menarik atau mengangkut peralatan berat dan kapal kecil, dan secara temporer dapat digunakan sebagai dok terapung untuk memperbaiki kapal yang rusak di tengah laut.
Memiliki panjang (LoA) 175,5 meter dan lebar 32,4 meter, berbobot kosong 20.000 ton. Adapun misi utama dari kapal ini adalah untuk mengusung LCAC kelas Zubr (Project 1232.2.) dalam melaksanakan operasi amphibi.
Kapal MPL China, Yinmahu
Kapal MPL (Semi-Submersible Heavy Transport) yang baru Yinmahu tampak pada tanggal 14 Mei 2022 melakukan kegiatan latihan transportasi maritime dengan mengusung sebuah LCAC Kelas Zubr/Type-958.
Ballas pada kapal MPL dioperasikan pada saat beban angkut berupa LCAC akan dinaikkan atau diturunkan ke/dari dek utama, sehingga permukaan dek akan sejajar dengan permukaan air laut.
Area dek utama memiliki luas 4.000 meter persegi. Dek utama mampu menampung dua unit LCAC kelas Zubr. LCAC dapat diturunkan ke laut pada jarak 20 mil laut dari bibir pantai, dalam keadaan siaga penuh untuk mengantar tim pendarat, LCAC memiliki kecepatan jelajah 50 knot, sehingga sampai di bibir pantai cukup memakan waktu 20 menit.
LCAC China Kelas ZUBR
Pada awalnya China membeli LCAC Kelas Zubr ini dari Ukraina sebanyak dua unit, di Ukraina disebut sebagai Type-958, di Russia disebut sebagai Kelas Zubr atau Project 1232.2. Kontrak pembelian LCAC tersebut kemudian dialihkan kepada Russia.
Berikutnya, Chinan membuat sendiri LCAC jenis tersebut sebanyak empat unit. LCAC ini memiliki ukuran panjang (LoA) 57 meter, lebar/beam 25,6 meter dan bobot 555 ton.
Mampu mengangkut tiga unit tank tempur utama (MBT) dan 500 personil pasukan. Kini China sedangan membangun beberapa unit lagi.
MLP Versi Sipil
China juga memiliki kapal semi-submersible heavy-transport / MLP yang dimiliki oleh pihak swasta untuk keperluan transportasi barang. Kelasnya termasuk kelas berat dengan bobot 50.000 ton.
Namun dalam situasi darurat militer, kapal ini akan dioperasikan dibawah komando PLAN.
Perkuatan Armada Selatan
Beberapa tahun terakhir ini PLAN terlihat memperkuat kekuatan Armada Selatan (Southern Theatre Command), dengan penambahan berbagai jenis kapal perang, termasuk kapal-kapal pendukung operasi amphibi, termasuk kapal induk Liaoning dan kapal serbu amphibi Type 075.
Kapal serbu amphibi ini nantinya akan berpasangan dengan kapal baru jenis MPL, serta kapal amphibious dock landing Chaganhu dan Qilianshan, dan didukung dengan Kapal Perusak bersenjata misil Type 052D atau kelas Nanning.
Type 052D Kelas Nanning dilengkapi dengan pesawat helicopter yang menjadi kepanjangan sarana pantau armada maupun untuk peperangan anti-kapal selam. =Kapal Perusak ini juga menerapkan teknologi stealth, dan setelah dilakukan upgrade, kecepatan jelajahnya juga meningkat.
Untuk operasi amphibi, masih ada lagi tiga kapal pendukung modern Type 071 atau Landing Platform Dock kelas Yuzhao yang semuanya merupakan kekuatan South Sea Fleet, termasuk Landing ship tank Type 072.
Diberitakan bahwa sebagian kapal-kapal operasi amphibi milik South Sea Fleet juga aktif dalam mendukung reklamasi dan pembangunan di pulau karang kawasan Laut China Selatan.
Negara Kedua Setelah Amerika
China merupakan Negara nedua setelah Amerika Serikat yang memiliki kapal Semi-Submersible Heavy-Transport atau MLP – Mobile Landing Platform. Amerika Serikat mulai menggunakanMLP pada tahun 2013.
Keberadaan kapal jenis MLP merupakan konsep dari Pangkalan Logistik Terapung atau floating supply bases atau Afloat Forward Staging Base (AFSB), yang merupakan pangkalan pacu bagi kekuatan operasional jarak jauh. Idenya untuk dapat melakukan operasi ekspedisi di wilayah yang jauh/remote-area tanpa harus mengandalkan infrastruktur di pesisir.
MLP yang dimiliki oleh US Navy memang lebih tiga kali lebih besar dari MLP PLAN, bobotnya saja 75.000 ton, dan mampu membawa lebih dari empat LCAC.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!