NGSW-FC, Alat Bidik Senapan Serbu

image: realcleardefense.com

Alat bidik pada senapan serbu merupakan salah satu sarana yang penting, terutama untuk pertempuran jarak jauh maupun bagi petembak runduk.

Alat bidik atau Aldik pada senapan berkisar dari mulai pisir yang menyatu pada senapan – biasanya diatas mocong/mulut laras dan pada bagian belakang diatas unit receiver – hingga teropong tunggal – telescope.

Aldik Teropong sendiri terus dikembangkan dengan berbagai kemajuan teknologi, dari mulai yang dapat dipergunakan untuk pembidikan pada siang dan malam hari dengan teknologi thermal hingga night-vision, hingga teropong khusus yang dapat mebidik sasaran yang terhalang benda padat dengan teknologi thermal, seperti manusia/obyek sasaran di balik dinding.

image: Nicoladummond (Twitter)

US ARMY dan Korps Marinir (USMC) berencana untuk mengganti aldik teropong untuk senapan serbu M4, M16 dan M249. Guna memperoleh Aldik yang baru ini, pihak militer Amerika Serikat membuat program yang disebut sebagai program the Next Generation Squad Weapon – Fire Control atau disingkat sebagai NGSW-FC.

Setelah melalui sebuah urutan proses, didapat dua kandidat untuk aldik baru ini yaitu purwa-rupa yang di buat oleh grup Vortex, dan dari Grup L3Harris.

Menurut pihak Vortex, mereka telah memperoleh kontrak untuk jangka waktu 10 tahun untuk memasok sekitar 250.000 unit aldik baru NGSW-FC kepada US ARMY, dan akan diproduksi oleh anak perusahaan mereka Shelter Wings. [Defense News 8 Januari 2022].

Dengan aldik baru sistem NGSW-FC, diharapkan senapan serbu akan lebih akurat dan lebih mematikan untuk peperangan jarak dekat maupun jarak jauh. Aldik baru ini mengintegrasikan sejumlah teknologi baru, termasuk variable optik pembesaran, dukungan penandaan reticle, laser rangefinder, kalkulator balistik, sensor atmosfer, kompas, infra-soldier wireless, pembidik laser, digital dispay.

Kebutuhan aldik senapan serbu (senapan regu) ini diawali dengan keinginan untuk menggunakan munisi kaliber baru untuk menggantikan munisi kaliber 5,56mm dan 7,62mm, yaitu munisi kaliber 6,8mm pada tahun 2018.

Namun setelah beberapa kali pengujian, disimpulkan bahwa untuk itu diperlukan dukungan aldik baru yang bukan sekedar lensa yang bagus, sehingga senapan akan lebih efektif – akurat dan mematikan.

image: asc.army.mil

Januari 2019 dimulailah program NGSW-FC sebagai program untuk mendapatkan sistem kendali penembakan (fire contrrol) senapan beregu. Sementara itu pihak Vortex sendiri telah mengembangkan unit Fire Control sejak beberapa tahun sebelumnya, mereka sebut sebagai direct-view-optic dengan “1-8×30 Active Reticle Fire Control”.

Perangkat tersebut merupakan variable power, pertama berupa bidang fokus aldik senapan yang ditambah dengan pelapis layar saji digital yang oleh pihak Vortex disebut sebagai “Active Reticle” yang mereka sebut sebagai “telah terbukti meningkatkan persentase perkenaan petembakan dan meningkatkan waktu penetralisiran sasaran” (“has been proven to increase hit percentage and decrease time to engage”).

Tercapainya Active Reticle dengan mengkombinasi data dari laser rangefinder (dengan jarak lebih dari 1 kilometer), mesin/kalkulator balistik yang ada di dalam perangkat teropong dan rangkaian sensor atmosfer, yang mengkalkulasi – kebagian mana pembidikan dari target selanjutnya menempatkannya kedalam bidang fokus yang pertama, dengan menggunakan “programable active matrix micro-display”.

Aldik ini oleh Vortex disebut sebagai “Active Reticle Fire Control Systems, XM157 Next Generation Squad Weapons – Fire Control (NGSW-FC). Menurut beritanya, XM157 NGSW-FC akan di produksi oleh anak perusahaan Vortex yang bernama Sheltered Wings.

Aldik baru ini tidak dihubungan dengan kabel (wireless), dapat dihubungkan ke IVAS (integrated Visual Augmentation System) berupa teropong dengan teknologi tinggi yang menggunakan
Microsoft Hololens, allowing what it sees to be overlayed on the IVAS, yang juga berarti less exposure bagi prajurit saat mencari dan membidik target.

Selain Aldik buatan Vortex, dalam kesempatan kompetisi program NGSW-FC ini pihak US ARMY juga menunjuk pihak pesaing, yaitu Leopold & Stevens, Inc. yang berpasangan dengan L3Harris Technologies.

Untuk tahap berikut, yaitu tahap uji-coba Aldik, kedua pihak industri yang bersaing akan menyerahkan prototype produk masing-masing sebanyak 115 unit untuk dilakukan pengujian menyeluruh, serta evaluasi. Produk yang dinyatakan lulus dan memenuhi kriteria, itulah yang akan diadopsi dan disalurkan kepada pengguna/pasukan.

Aldik yang diperlukan adalah berupa suatu kesatuan komputer yang terpasang diatas senapan serbu (computer atop a weapon), dapat megkalkulasi jarak tembak/sasaran, perhitungan balistik, informasi pengarahan, penyajian digital dan nir-kabel, untuk dihubungkan dengan perangkat lain, yaitu perangkat yang sedang dikembangkan berupa Integrated Visual Augmentation System (IVAS) – teropong baru yang oleh pihak US ARMY dijadwalkan sudah dapat mereka peroleh pada tahun 2022 ini.

NGSW-FC akan menggantikan aldik lama berupa close-combat optic, rifle combat optic, dan machine gun optic. Aldik ini akan melengkapi seluruh senapan serbu personel tempur US ARMY dan USMC.

Soldiers from 1st Battalion 32nd Infantry Regiment (Chosin), 1st Brigade Combat Team, 10th Mountain Division, particpate in the testing of Next Generation Weapon Systems aiming to replace the M4 and the M249 at Fort Drum, New York. (photos by Sgt. Cody W. Ewing)

Senapan Serbu; Next-Generation Squad Weapon merupakan program untuk mendapatkan senapan serbu baru untuk setingkat regu, guna menggantikan senapan serbu lama berupa M4 dan M249. Senapan yang baru diharapkan mengadopsi kaliber munisi 6,8mm, tidak lagi kalibe NATO 5,56mm.

Dalam kompetisi dibidang ini terdapat dua finalis yaitu; SIG Sauer dengan senapan SIG MCX Spear rifle (NGSW-R), dan SIG MG 6.8 dengan sistem asupan munisi dengan bandolair (beltfeed) (NGSW-AR); pihak berikutnya adalah Lone Star Future Weapons – True Velocity berupa senapan dengan sistem bullet-puppy (Bullpup) RM-277R dan senapan mesin RM-277AR.

Pada intinya yang ditawarkan oleh pihak industri, sistem NGSW-FC ini memberikan pendekatan integrasi kepada sasaran tembak dengan mengkombinasi kemampuan penjejakan/range-finding, komputasi balistik, dan sensor keadaan lingkungan sasaran, sehingga tingkat keakuratan tembak menjadi lebih tinggi.

image: soldiersystems.net

Pihak Vortex mengatakan bahwa purwa-rupa aldik yang mereka tawarkan merupakan kombinasi penjejakan jarak/laser range-finder 1.000 meter, komputer balistik, dan sensor atmosfer.

Sementara pihak L3Harris hanya memberi pernyataan bahwa purwa-rupa produk mereka akan memberikan solusi aldik yang revolusioner yang akan meningkatkan lethality dan menambah tingkat kewaspadaan situasi sekitar pertempuran.

L3Harris bertumpu pada pengalaman selama 30 tahun lebih dalam bidang teknologi fire control, sehingga dapat memberikan solusi untuk pengidentifikasian dan akuisisi sasaran dengan lebih cepat, sehingga memastikan mendorong tingginya kemampuan pasukan di medan tempur. L3Harris dalam program ini bekerjasama dengan Leupold & Systems.

Sementara senapan serbu beregu masih dalam pengembangan dan dalam proses pemilihan serta pengujian lapangan, pihak US ARMY juga telah melakukan uji lapangan tahap akhir (lihat artikel Senapan Serbu Beregu baru) atas purwa-rupa senapan NGSW dari General Dynamic Ordnance and Tactical systems Inc., AAI Corporation Textron Systems, dan SIG Sauer, dengan kaliber 6,8mm. Purwarupa teropong Vortex dan L3Harris diuji-coba juga dengan menggunakan senapan pur-rupa tersebut.

Uji-coba senapan serbu dan aldik baru ini melibatkan tidak kurang dari 600 prajurit, seperti yang diungkapkan oleh Juru-Bicara US ARMY Bridgett Siter kepada media.

US ARMY dan USMC memang sedang berupaya memutakhirkan persenjataan mereka, termasuk senapan serbu dan alat bidiknya. Senapan serbu seperti A4 carbine sudah cukup lama pergunakan, mungkindianggap sudah masanya untuk digantikan dengan generasi teknologi yang lebih mutakhir. Kaliber munisi juga diperhitungkan untuk diganti dari kaliber 5.56mm menjadi 6,8mm.

Next Generation Squad Weapon (NGSW) yang dikembangkan bersamaan waktunya dengan pengembangan Aldik yang juga bergengsi sebagai kendali petembakan (fire control) – NGSW-FC, memang sudah masanya. Dengan perangkat alat utama sistem senjata perorangan yang baru, diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas serta kualitas personel dan peralatan.

Kita tunggu dan lihat saja apa yang akan terjadi selanjutnya, dan semoga juga bermanfaat bagi pihak-pihak lainnya.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KRI Ki Hajar Dewantara (364)

KRI Multatuli (561)