Helikopter masih merupakan sarana transportasi udara yang efisien dan efektif dalam mendukung operasi militer bagi US ARMY, baik sebagai sarana transportasi udara terbatas, sarana evakuasi, maupun sebagai sarana serbu dan bantuan tembakan ke darat.
Program untuk mendapatkan helikopter baru US Army dirasa cukup mendesak untuk menggantikan pesawat helikopter yang dirasa sudah tertinggal secara teknologi, maupun perhitungan dari segi kebutuhan operasional dilapangan.
Untuk itu pihak US ARMY mengajak pihak industri strategis untuk turut aktif dalam program penelitian dan pengembangan guna mendapatkan pesawat helicopter yang cocok untuk mendukung operasi militer.
Untuk mencari rancangan helikopter baru US ARMY dibentuklah program FARA (Future Attack Reconnaissance Aircraft), yang di canangkan akan selesai pada akhir tahun 2022 ini. Mayor Jenderal US ARMY Wally Rugen – Perwira yang bertanggung jawab dalam pengembangan pesawat vertical masa depan US ARMY.
Program FARA ini juga untuk mengisi kekosongan helikopter baru US Army yang selama ini dilaksanakan oleh helicopter serbu AH-64 Apache didampingi (teamed) oleh drone Shadow, setelah helicopter OH-58D Kiowa Warrior di pensiunkan.
Pada program helikopter baru US Army ini pihak Lockheed Martin dan Bell bersaing head-to-head guna membuat purwa-rupa dan pesawat contoh yang rencananya akan di terbangkan pada bulan Nopember 2022 mendatang. Selanjutnya, pihak US ARMY akan menentukan mana prototype helikopter yang akan dipilih.
Dalam program FARA ini pihak Lockheed Martin (LM) menurunkan industry Sikorsky yang merupakan divisi dari grup LM. Mereka menggunakan rancangan helikopter baru US Army dengan coaxial rotor blade berdasarkan pada system pada helicopter S-97 Raider.
(Kelanjutan dari pengembangan prototype Sikorsky X2), disebut sebagai RAIDER X. Sementara itu pihak Bell mengajukan helicopter Bell 360 Invictus. Dalam program FARA awalnya ada lima Industri pesawat helicopter yang menjadi kandidat.
Raider X dan Bell 360 Invictus merupakan dua kandidat yang terpilih dan memperoleh kontrak pembuatan prototype pada April 2019. Keduanya dijadwalkan dapat menghasilkan prototype untuk diterbangkan paling lambat pada tahun 2023.
Helikopter baru US Army Sikorsky Raider X
Merupakan konsep compound helicopter dengan dua coaxial rotor dan single pusher propeller, yang diperkenalkan pada Oktober 2019. Helikopter yang dikembangkan oleh Sikorsky, baik dalam program FARA maupun FLRAA (Future Long Range Assault Aircraft) menggunakan system coaxial rigit rotor dan pusher propeller.
Menggunakan satu mesin turboshaft General Electric T901 (yang dikembangkan dalam program US ARMY – improved turbine engine), berkekuatan 2.200 kW (3.000 shp).
Rotor utama berdiameter 12 meter. Diharapkan Raider X mampu terbang dengan kecepatan maksimum mencapai 250 kn (460 km/jam), dengan batas ketinggian 2.700 meter dari permukaan bumi.
Bobot helikopter baru US Army ini dapat mencapai 6.400 kg. Sementara badan pesawat (fuselage) dirancang dan dibuat oleh Swift Engineering.
Konfigurasi tempat duduk awak pesawat di dalam kokpit adalah sebelah-menyebelah, bukan tandem.
Kokpit dilengkapi internal weapon control dan sensor yang terpasang dengan sistem modular, mengantisipasi kemudahan dalam perubahan atau modifikasi dimasa depan, apabila system yang sekarang terpasang dinyatakan teknologinya sudah kadaluwarsa.
Helikopter baru US Army Lockheed Martin Defiant X
Bila dalam program FARA pihak Sikorsky mengajukan konsep helikopter baru US Army RAIDER X. Untuk Program FLRAA (Future Long Range Assault Aircraft) Sikorsky berpasangan dengan Boeing mengajukan konsep helicopter DEFIANT X.
Diharapkan kedua konsep helikopter baru US Army tersebut dapat berpasangan dalam mendukung kebutuhan US ARMY. Sehingga dalam pemenuhan faktor suku-cadang, pemeliharaan dan pelatihan dapat dilakukan dengan mudah, lebih murah dan efisien karena ada kesamaan sistem.
DEFIANT X diperhitungkan untuk menggantikan fungsi helicopter UH-60 Black Hawk. Kedua helicopter dirancang berdasarkan teknologi Sikorsky X2 (S-97 RAIDER) yang pengujian dan percobaan terbangnya telah dilakukan oleh pihak Sikorsky dalam satu dekade ini, dengan akumilasi pengujian teknologi X2 dengan test bed maupun pesawat demonstrator mencapai 500 jam.
Saat pengujian di Pusat Pengembangan Penerbangan Sikorsky di West Palm Beach, Florida, DEFIANT X dapat mengangkat beban sistem peluncur roket multi-laras seberat 2.400 kg. Selain itu, dilakukan juga pengangkatan Kendaraan Regu Infanteri, ratusan ribu butir munisi, lebih dari 600 galon air, dan juga dicoba mengangkat 240 karton bekal ransum siap makan (MRE).
Prototype helikopter Tim Sikorsky-Boeing DEFIANT X dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan spesifik US ARMY sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam program FLRAA, baik dalam kecepatan, jarak tempuh, kemampuan manuver, serta kemampuan daya angkut eksternal. Kecepatan jelajah dalam ketinggian normal mencapai 230 knot.
Perhitungan kemampuan DEFIANT X akan mampu melakukan pergeseran pasukan maupun peralatan dalam jarak jauh dalam waktu cepat.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!