Pada tahun 1980 TNI Angkatan Laut mendapatkan kapal baru berupa Kapal Perang Eskorta eks Yugoslavia, jenis kapal latih Perusak Kawal Rudal yang diberi nama KRI KI HAJAR DEWANTARA dengan nomor lambung 364 (KRI KDA-364), merupakan bagian dari armada pemukul (stricking force).
Menurut catatan, kapal KRI Ki Hajar Dewantara (364) tersebut mulai operasional pada tahun 1981, setelah commissioned pada akhir bulan Oktober.
KRI Ki Hajar Dewantara (364) dioperasikan oleh satuan Kapal Eskorta Komando Armada Wilayah Timur (kini Koarmada II) sekaligus sebagai Kapal Latih Taruna Akademi Angkatan Laut.
Spesifikasi Teknis KRI Ki Hajar Dewantara (364)
- Jenis: Frigate/Training ship class
- Negara Pembuat: Yogoslavia, di galangan Uljanic SY, Split, tahun 1979.
- Ukuran: Panjang 96,70 meter, lebar 11,20 meter, draught 3,55 meter.
- Bobot: bermuatan penuh 1.850 ton
- Propulsi: CODOG (Combination Diesel Or Gas Turbine); berupa dua unit mesin diesel MTU 16V956 TB-81 dengan output 7.000 hp; dan satu unit Gas Turbin Rolls-Royce Olympus TM-3B dengan output 24.525 hp. Didukung dengan dua shaft.
- Kecepatan: Dengan Gas Turbin 27 knot, dengan diesel 20 knot
- Kemampuan jelajah: 4.000 mil laut dengan kecepatan ekonomis 18 knot.
- Helipad: dapat mengakomodasi satu unit pesawat helikopter ringan, sejenis NBO-105.
Persenjataan KRI Ki Hajar Dewantara (364)
- Persenjataan:
- 4 (empat) peluncur misil Exocet MM-38 (phase-out),
- 1 (satu) pucuk meriam utama Bofors kaliber 57mm/70,
- 2 (dua) pucuk twin barrel cannon kaliber 20mm (PSU),
- 2 (dua) tabung peluncur torpedo 533mm untuk meluncurkan AEG SUT Torpedo.
Radar: Pantau udara satu unit Decca 1229, satu unit radar kendali penembakan Signaal WM 28.
Sonar: Signaal PHS-32, hull mounted MF.
EW/Pernika: MEL SUSIE-1 intercept ECM, 2 flare RL.
Awak kapal: 191 personel pelaut – 11 diantaranya Perwira.
Homeport: Lantamal Surabaya.
Menurut informasi, di akhir 1990an, KRI Ki Hajar Dewantoro dilengkapi juga dengan sistem misil pertahanan udara Mistral (Sadral) dari Perancis.
KRI ini kemudian di purna-tugaskan pada tahun 2019, dan dijadikan semacam kapal museum, setelah sebelumnya mertiam utama dicopot dan di pasang di Pusat Pelatihan Penembakan di Paiton, Probolinggo.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!