Sigma Class Corvette (Kelas Sigma)

TNI ANGKATAN LAUT memiliki beberapa kapal perang jenis Corvette yang dibeli dari negeri Belanda.

Kapal perang jenis Corvette kelas Sigma 9113 dibuat oleh DAMEN SCHELDE NAVAL SHIPBUILDING, perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang pembuatan kapal angkatan laut, DAMEN didirikan oleh Arie Smit pada tahun 1875, berkantor pusat di Vissingen, Belanda.

Perusahaan ini merupakan kelanjutan dari Koninklijke Maatschappij De Schelde (Royal Schelde) sehingga dinamai DAMEN SCHELDE NAVAL SHIPBUILDING. Saat dua kapal TNI AL pesanan pertama di tawarkan, galangan masih menggunakan nama Royal Schelde.

https://worldnavalnews.com/indonesian-navy-sigma-10514-class-frigate-sea-trials/

Setidaknya ada 4 kapal jenis corvette ini; KRI Diponegoro (365), KRI Sultan Hasanuddin (366), KRI Sultan Iskandar Muda (367) dan, KRI Frans Kaisiepo (368). Pihak Belanda menyebutnya sebagai kapal angkatan laut modular kelas Sigma.

Kapal pertama, KRI Diponegoro yang memiliki panjang keseluruhan 90,71 meter, mulai memasuki tahap pembuatan dengan pemotongan pelat baja pertama pada bulan Oktober 2004, di Baptis pada 16 September 2006 dan di komisi pada 2 Juli 2007 oleh Laksamana TNI Soebijanto selaku Kepala Staf TNI Angkatan Laut.

Corvette berbobot 1.692 ton ini dilengkapi dengan persenjataan berupa: Meriam utama berupa Super Rapid Gun kaliber 76mm dari Oto Melara, didukung 2 unit kanon DENEL GI-2 VEKTOR kaliber 20mm untuk menghadapi target di permukaan. Misil yang memperkuat pertahanan kapal ini berupa dua grup peluncur misil Exocet 40 Block-II/-III – setiap grup peluncur memiliki 4 tabung peluncur.

https://www.dvidshub.net/image/2764046/republic-indonesia-navy-diponegoro-class-corvette-kri-diponegoro-365-arrives-joint-base-pearl-harbor-hickam-during-rimpac

Misil anti serangan udara berupa 2 grup misil Mistral TETRAL yang setiap grup-nya dapat meluncurkan 4 buah misil.  Senjata berikutnya berupa dua triple launcher torpedo untuk meluncurkan torpedo 244S Mode II/EuroTorp.

Untuk mengoperasikan persenjataan, kapal dilengkapi dengan sarana otomatisasi sistem tempura tau Combat System TACTICOS dari Thales Group yang dilengkapi dengan 4 meja kosol multi-fungsi untuk operator.

Didukung dengan perangkat radar navigasi, radar pencari dan radar kendali penembakan LIROD yang modern, sarana komunikasi satelit, data link, Sonar Kingklip, sarana ESM, ECM, Decoy Kapal perang yang diawaki oleh 80 personil ini mampu menjelajah dilaut dengan jarak tempuh 3600 mil laut (6.700 km) dengan kecepatan jelajah 18 knot (33 km/jam), atau 4800 mil laut (8.900 km) dengan kecepatan jelajah ekonomis 14 knot (26 km/jam). Didukung oleh dua mesin diesel turbo-charged dari S.E.M.T. Pielstick.

Sedangkan kecepatan maksimum dari Corvette ini adalah 28 knot (52 km/jam). Kapal mampu berlayar selama 20 hari.  Selain berfungsi sebagai sarana peperangan anti-kapal selam (ASW), juga untuk operasi tempur permukaan menghadapi ancaman infiltrasi dan ancaman terhadap keamanan di laut, SAR Laut, maupun menjaga kekayaan sumber daya alam dan kedaulatan wilayah yurisdiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

KRI Diponegoro juga telah memiliki pengalaman dalam menjalankan tugas misi pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa, tergabung dalam Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-E/UNIFIL 2013 di Lebanon.  Turut serta dalam kegiatan latihan dengan Negara lain seperti dalam Rimpac di Hawaii (2016), dan kegiatan-kegiatan lainnya.

TNI Angkatan Laut terus berupaya untuk memperkuat jajarannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan tugas dalam pengamanan wilayah yurisdiksi perairan nasional yang sangat luas.

DILAUT KITA JAYA.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Frigate Type 31

Martadinata Class Frigate (Kelas Martadinata)