Martadinata Class Frigate (Kelas Martadinata)

Frigate KRI Raden Eddy Martadinata merupakan kapal perang jenis Frigate berpeluru kendali milik TNI Angkatan Laut Kelas Martadinata rancangan perusahaan Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS).

Kapal yang dalam nomor klatur Damen disebut sebagai type Sigma 10514 merupakan kapal angkatan laut Sigma yang dibuat dengan sistem modular, dalam artian badan kapal dibangun dengan menyatukan 6 (enam) modul atau bagian.

Kapal yang dalam jajaran TNI Angkatan Laut dikategorikan sebagai kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) dibuat di belanda dan di PT. PAL Indonesia (Persero), Surabaya dalam program PKR.

Kapal pertama kelas Martadinata – KRI Raden Eddy Martadinata (331) diluncurkan pada 18 Januari 2016, di komisi pada 7 April 2017 di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Dan kapal Martadinata Class yang kedua – KRI I Gusti Ngurah Rai (332) diluncurkan pada 29 September 2016 dan diserahkan kepada TNI Angkatan Laut pada 30 Oktober 2017, di komisi pada 10 Januari 2018.

Frigate kelas Martadinata ini memiliki panjang keseluruhan 105,11 meter, lebar 14,2 meter dengan bobot 2.365 ton, dirancang untuk misi peperangan anti-serangan udara, perang permukaan dan peperangan anti-kapal selam.

Selain itu, kapal ini juga dapat dioperasikan untuk tugas SAR laut, keamanan maritime serta tugas-tugas misi kemanusiaan. Struktur badan kapal dibuat menggunakan shipbuilding steel grade A/AH36.

Propulsi kapal kelas Martadinata ini adalah kombinasi diesel atau elektrik (CODOE) terdiri dari 2 unit diesel 10.000kW MCR (maximum continuous rating) dan, dua unit motor elektrik 1.300kW MCR, double input/single output gearbox, dan dua controllable pitch propeller.

Dapat melayar dengan kecepatan maksimum 28 knot (52 km/jam). Daya tempuh dengan kecepatan ekonomis 14 knot dapat mencapai 5.000 mil laut (9.300 km), dan berlayar selama 20 hari.

Kapal diawaki oleh 100 personil awak kapal dan 20 perwira kapal.

Perangkat Sensor

Sistem kendali penembakan berupa STIR 1.2 Mk2 electro optical (EO), hull mounted  sonar KINGKLIP, multi-beam surveillance SMART-S Mk2 3D, dan radar indikasi target, dan IFF (identification friend or foe).

Dilengkapi dengan datalink LINK-Y, system komunikasi internal maupun eksternal, sarana pengawasan untuk udara, permukaan, dan sub-permukaan. Untuk efisiensi dalam pertempuran, kapal ini dilengkapi dengan sistem manajemen tempur TACTICOS dari Thales.

Perlengkapan penunjang pelayaran berupa dua radar navaigasi, global maritime distress dan safety system A3 (GMDSS-A3) serta reference gyro.

Persenjataan

Meriam utama berupa super rapid gun 76mm Oto Melara, Close in weapon system, 1 unit CIWS Rheinmetall Millenium 35mm, 2 unit peluncur misil permukaan-ke- permukaan, 12 sel peluncur vertical launch SHORADS MICA (system peluncur misil anti-serangan udara jarak pendek), dua grup peluncur torpedo (triple torpedo launchers) untuk peperangan anti-kapal selam, dua grup pelontar decoy/chaff, ESM (electronic support measures) dan senjata kontra elektronik (ECM).

Selain persenjataan, kapal ini dilengkapi dengan pesawat helicopter jenis Panther AS565 dari Eurocopter berikut hangar-nya. Dan dua unit rigid hulled inflatable boats (RHIBs) yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi, patrol, serta operasi penyelamatan.

Frigate ini dirancang untuk melakukan berbagai misi, termasuk kegiatan patroli di Zona Ekonomi Ekslusive, pengamanan wilayah yusrisdiksi perairan nasional, SAR, peperangan elektronik dan pertahanan terhadap serangan udara, selain misi tugas kemanusiaan.

Tidaklah berlebihan apabila frigate kelas ini disebut sebagai langkah modernisasi kekuatan TNI Angkatan Laut. Semoga kehadirannya dapat menjadikan kekuatan armada laut semakin kuat dan selanjutnya disegani dikawasan.

DILAUT KITA JAYA