Frigate Type 31

FRIGATE menurut catatan sejarah Mediteranian sekitar akhir abad ke-15 merupakan jenis kapal perang berbobot ringan dilengkapi dengan dayung dan persenjataan ringan, diciptakan dengan penekanan pada kecepatan dan kemampuan manuver.

Pengadaan kapal perang jenis Frigate Type-31 (T-31) oleh Angkatan Laut Kerajaan Inggris (RN) merupakan Program Pemerintah Kerajaan Inggris untuk menambah jumlah kapal perang RN untuk 20 tahun kedepan.

https://www.seaforces.org/marint/Royal-Navy/Frigate/Type-31-class.htm

Dokumen Komando Pertahanan Inggris menyatakan bahwa T-31 sebagai “Kunci untuk kehadiran kekuatan armada Inggris di Atlantik Selatan, Karibia, Mediterania dan Teluk Guinea, demikian juga di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.”

Berdasarkan hasil negosiasi untuk pengadaan kapal frigat T-31, diperoleh harga akhir per unit sebesar 250 juta Poundsterling yang awalnya ditawarkan seharga 336 juta Poundsterling per unit.

Sehingga pada bulan Nopember 2019 Babcock mendapatkan kontrak senilai 1,25 milyar Poundsterling untuk 5 unit T-31. Dilengkapi dengan persenjataan misil Sea Ceptor, serta system persenjataan lainnya dan system sensor yang modern, termasuk combat system dengan 4D air and surface surveillance and target indication radar.

Persenjataan kapal akan dipasok oleh BAE Systems, termasuk meriam caliber menengah Bofors 57 Mk3, dan caliber kecil Bofors 40 Mk4. T-31 juga dapat beroperasi bersama dengan helicopter Merlin atau Wildcat.

Kelima kapal T-31 yang akan masuk dalam jajaran Royal Navy ini sudah diberi nama yaitu; kapal pertama HMS Venturer, selanjutnya masing-masing; HMS Active, HMS Bulldog, HMS Campbeltown, dan HMS Formidable.

Babcock akan membuat T-31 berdasar rancangan Arrowhead 140 yang mengambil dasar dari frigate Denmark (Royal Danish Navy) kelas Iver Huitfeld dari Odense Maritime Technology. Guna memenuhi standar NSS (National Shipbuilding Strategy) yang ditetapkan, anggota tim Babcock lainnya, termasuk Harland and Wolff, Ferguson Marine, Thales dan BMT akan berupaya untuk memasok perlengkapan kebutuhan T-31 agar meningkatkan prosentase komponen lokal industri.

https://www.navylookout.com/rolls-royce-mtu-engines-selected-for-type-31-frigate/

T-31 telah termaktub dalam SDSR 2015 (Strategic Defence and Security Review 2015), dimana juga diputuskan bahwa tidak mungkin mengganti 13 unit T-23 Duke Class dengan T-26 City-class ASW secara keseluruhan karena keterbatas anggaran, maka anggaran dipecah untuk 8 unit T-26 dan 5 unit T-31 General Purpose frigates.

Peneraahan rancang bangun (WSCDR – Whole Ship Critical Design Review) T-31 telah dilaksanakan selama 10 hari, termasuk mengkaji kematangan konsep dari sistem-sistem individual serta peralatan kapal. 12 anggota komisi yang netral (termasuk anggota dan kontributor dari Kementrian Pertahanan) me-review rancang bangun kapal T-31, mewawancarai tim teknik Babcock dan memberikan berbagai masukan kepada pihak Babcock.

Komisi WSCDR merasa puas dengan kemajuan yang telah terjadi sejak penelaaham dari rancang bangun awal pada bulan Juni 2020.

Critical Design Review (CDR) memastikan bahwa sistem dapat memasuki tahap pabrikasi, demonstrasi dan pengujian, serta dapat memenuhi persyaratan yang menyangkut biaya, jadwal, dan risiko.

Babcock yang ber kantor pusat di Bristol, dalam pembuatan T-31 dilakukan digalangan mereka di Rosyth, Skotlandia dengan melibatkan pihak-pihak diantaranya; Thales untuk Combat System Interogator; Combat Management System (termasuk rancang banguin peralatannya, pembuatan dan pengintegrasiannya); Odense Maritime Technology (OMT) untuk rancang bangun platform, serta rancang bangun yang disebut sebagai in-service parent (atau baseline) dan; BMT – Leading naval platform design, customization and technical support.

T-31 menggunakan sistem propulsi CODAD (combination of Diesel And Diesel) menggunakan mesin disel dari MTU (Subsidiary dari Rolls Royce Holding Plc.) 4 unit mesin disel type: MTU 20V 8000 M71 (8.2 MW) dan 4 unit generator MTU 16V 2000 M41B (900 kW), untuk menggerakkan kapal sepanjang 138,7 meter dengan bobot berlayar sekitar 5.700 ton (5.600 long tons). Propeler kapal di pasok oleh pihak MAN, Jerman berupa propeller jenis MAN Alpha VBS Mk 5 CP.

Untuk T-31 gelombang pertama (first batch) dipersenjatai dengan misil Sea Ceptor dari MBDA yang dilengkapi dengan system sensor modern serta combat system dengan 4D air and surface surveillance and target indicator radar. Sea Ceptor dapat dioperasikan sebagai senjata anti serangan udara maupun terhadap ancaman misil yang datang (close-in air defence maupun local area air defence), dalam berbagai kondisi cuaca dengan dukungan Common Anti-Air Modular Missile (CAMM).

Persenjataan lainnya termasuk meriam depan caliber menengah Bofors 57 Mk3 serta caliber kecil Bofors 40 Mk4 yang di pasok oleh pihak BAE Systems.

Integrator navigation, bridge and mission system dari Raytheon Anschütz. Radar utama berupa active electronically scanned array type NS110 3D atau NS200 dari Thales (menurut berita dari Naval Technology, sensor dan processing system akan termasuk radar navigasi SharpEye, Mirador elevtro-optical systems dan electronic support measures/ESM digital Vigile-D).

Guna memaksimalkan kemampuan tempurnya, Thales Naval Nederland (dahulu bernama SIGNAAL) akan memasok kapal ini dengan sistem manajemen tempur atau CMS versi terakhir TACTICOS.

Untuk komunikasi data dan suara di laut, kapal dilengkapi dengan sarana komunikasi satelit (SATCOM) UHF yang memberikan jaminan kualitas komunikasi secure beyond line-of-sight (BLOS).

Untuk mengoptimalkan fungsi peperangan anti-kapal selam/ASW, dikapal ini dapat ditempatkan helicopter ASW jenis Merlin atau Wildcat.

T-31 untuk AL Inggris memang di kategorikan sebagai kecil dan kelas ringan, namun kehadiran dan kontrak yang diperoleh oleh Babcock International nerupakan sebuah peluang juga bagi sektor industri serta terbukanya lapangan kerja di Inggris dalam era pandemic COVID-19 ini.

edangkan bagi pihak Angkatan Laut, peran tugas operasinya akan berkembang dari Peperangan Anti-Kapal Selam dan operasi kapal induk (mendatang), ke operasi yang intensitasnya lebih rendah (low key operations) dengan kapal-kapal yang ukurannya lebih kecil.

Menurut bertita yang dirilis oleh pihak Babcock International, frigate T-31 ini juga diminati oleh pihak Indonesia dan akan dibuat dalam pola kerjasama dengan PT. PAL Surabaya.

Semoga Berjaya.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

AL Kerajaan Inggris Memilih Frigate Type 31

Sigma Class Corvette (Kelas Sigma)