Frigat dengan nama KRI Wilhelmus Zakaria Yohannes dengan nomor lambung 332 merupakan frigate FFG kelas Tribal atau Frigate Type 81 yang dibeli dari Inggris pada tahun 1984 dengan nama terdahulu saat aktif di Royal Navy sebagai HMS Gurkha dengan nomor lambung F122.
HMS Gurkha dijual ke pihak TNI-AL Indonesia bersama dua saudaranya, HMS Zulu yang menjadi KRI Martha Christina Tiahahu (331) dan HMS Tartar yang menjadi KRI Hasanuddin (333).
KRI Wilhelmus Zakaria Yohannes (332) dibuat di galangan kapal JI Thornycroft & Co Ltd, Southampton, Inggris, yang melibatkan industri lainnya; Parson Marine Turbine Co Ltd, Wallsend-on-Tyne untuk pekerjaan gearing.
Diluncurkan ke laut pertama kali pada 11 Juli 1960, di komisi pada 13 Pebruari 1963, dan masuk kedalam jajaran Royal Navy pada Pebruari 1963.
Kapal KRI Wilhelmus Zakaria Yohannes berbobot standar 2.300 ton, dan berbobot penuh 2.700 ton. Memiliki panjang 109,73 meter, lebar 12,88 meter. Propulsi single shaft dengan mesin penggerak COSAG (combined steam and gas); satu steam turbine 12.500 shp (9.300 kW), dan satu gas turbineMetrovic G-6 berkekuatan 7.500 shp (5.600 kW).
Sistem kombinasi mesin tersebut dapat menghasilkan kecepatan berlayar maksimum 27 knot (50 km/jam) (COSAG). Jarak tempuh berlayar maksimum 4.500 mil laut (8.300 km) pada kecepatan 12 knot (22 km/jam).
Perangkat sensor pada kapal aslinya (HMS Gurkha) berupa; Radar pencari untuk obyek udara Type 965, radar pencari sudut rendah Type 993, Radar navigasi Type 978, Radar kendali petembakan meriam Type 903, Radar kendali petembakan GWS-21 Type 262, Sonar pencari Type 177, Sonar serbu Type 170, Sonar bawah (setelah kapal di retrofit) Type 162, dan Sonar untuk variable-depth Type 199.
Persenjataan KRI Wilhelmus Zakaria Yohannes saat dibeli dari Inggris berupa 2 unit meriam Mark-5 kaliber 4,5 inci (114mm), dua unit kanon Oerlikon kaliber 20mm. Untuk senjata misil berupa misil permukaan-ke-udara GSW SEACAT dengan empat rel peluncur.
Satu unit senjata mortir Limbo Mk-10 untuk peperangan anti-kapal selam. Kapal aslinya dilengkapi dengan satu unit pesawat helikopter jenis Westland WASP.
HMS ZULU beroperasi penuh dalam mendukung tugas RN pada era 1960an hingga 1970an sebagai kapal perang multi-peran dan juga berperan sebagai “colonial gunboat”, yang juga mendukung perubahan kebijakan luar negeri Kerajaan Inggris Raya.
Pada Oktober 1982 HMS Gurkha di jadikan Gibraltar Guardship dan akhir tahun 1982 lanjut dalam pengerahan ke Karibia hingga bawal 1983 kembali ke Inggris.
Sebelum berlayar ke Indonesia, kapal di refit oleh Vosper Thornycroft Woolston, di galangan Southampton. Dikomisi untuk diserahkan ke pihak TNI Angkatan Laut pada 21 Oktober 1985 dan diberi nama KRI Wilhelmus Zakarias Yohannes.
Setelah KRI Wilhelmus Zakarias Yohannes dipensiunkan, nomor lambung 332 kini digunakan oleh kapal perang baru yang lebih modern yaitu KRI I Gusti Ngurah Rai (332).
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!