Frigate FFG KRI AHMAD YANI dengan nomor lambung 351 merupakan kapal perang jenis frigate jenis FFG yang dalam pengelompokkan internasional – terutama NATO – sebagai Frigate, Guided Missile.
Sebelumnya, dalam jajaran Angkatan Laut Kerajaan Belanda, kapal ini bernama HNLMS Tjerk Hiddes dengan nomor lambung F804 dan di jajaran TNI Angkatan Laut diberi nama KRI Ahmad Yani dengan nomor lambung 351.
Frigate atau fregat di era kapal layar merupakan sebutan untuk kapal bersenjata untuk mengawal kapal-kapal armada dagang, dimana pada era kapal layar, armada dagang dari Eropa sangat banyak yang berlayar antar benua guna berdagang dan mencari rempah-rempah dan hasil bumi lainnya ke dan dari Asia, Afrika, Amerika Selatan, dan sebagainya.
Pengawalan dilakukan untuk menghadapi gangguan dari kapal-kapal perompak maupun kekuatan muliter dari negara yang bermusuhan.
Fregat diciptakan untuk dapat melakukan pelayaran jarak jauh dan mampu melindungi diri dan kapal yang dikawalnya dari serangan pihak yang dianggap musuh, karenanya kapal dilengkapi dengan senjata meriam di kedua sisinya, serta di bagian haluan dan buritan.
Sejalan dengan era kolonial, dimana negara-negara Eropa banyak mengkolonisasi negara-negara di berbagai kawasan dunia, negara-negara yang menjajah dan memiliki armada laut mulai membuat kapal pengawal/perang yang lebih lincah dan ringan dengan ukuran perbandingan kapal jenis galleon atau galiung – kapal layar besar dengan geladak yang bertingkat-tingkat, banyak beroperasi di abad ke-16 hingga ke-18.
Galiung digunakan dengan dua fungsi, sebagai kapal dagang dan sebagai kapal perang, dilengkapi dengan meriam jenis demiculverin. Sedangkan fregat ukurannya lebih kecil, dapat bergerak lincah, dilengkapi dengan tiga tiang layar.
Fregat mulai menunjukkan kehebatannya pada abad ke-17, lalu pada abad ke-18 dan ke-19 dimodifikasi pada ukuran maupun persenjataan, sehingga taktik pertempuran laut pun juga mengalami perubahan seperti formasi lurus atau line of battle, dan sebagainya.
Hal ini juga menjadikan perubahan pada jenis-jenis kapal kawal/perang seperti munculnya kapal tempur utama atau disebut sebagai ship of the line, yang kehadirannya bukan untuk mengawal armada dagang, tetapi benar-benar untuk tujuan bertempur di laut dalam skala besar seperti pertempuran laut Trafalgar.
Kini fregat dikelompokkan kepada kapal kombatan dengan fungsi sebagai kapal patroli samudera, kawal armada niaga di daerah-daerah rawan kejahatan dilaut.
Dilengkapi dengan persenjataan dari meriam, torpedo hingga misil. Ada juga yang membagi kelompok berdasarkan fungsi; anti kapal selam, anti kapal permukaan, kapal patroli, kapal pertahanan dari ancaman serangan udara, sehingga persenjataan dan perangkat elektronika yang mendukungnya disesuaikan dengan tujuan tugas yang spesifik.
KRI Ahmad Yani merupakan fregat kelas Van Speijk bekas angkatan laut Kerajaan Belanda. Dibuat pada antara tahun 1963-1968 dengan berpatokan pada kapal fregat Inggris kelas Leander atau Fregat Type 12I (Improvement), agar pembuatannya dapat dilakukan dengan cepat.
Fregat Van Speijk kemudian mengalami modernisasi di era 1970-an, hingga akhirnya 6 unit kapal dijual ke Indonesia (1986-1989) yang dalam jajaran TNI Angkatan Laut dikenal dengan sebutan fregat kelas Ahmad Yani.
Kapal kelas Ahmad Yani ini cukup lama beroperasi di dalam jajaran TNI Angkatan Laut. Antara tahun 2003-2008 kapal mengalami perubahan propulsi, dari steam turbin diganti dengan diesel.
Tahun 2003 Kapal 356 mengalami penggantian mesin dengan 2 unit Caterpillar CAT DITA 3612, gearbox Reintjes WAF 4566 (power 12.000 hp atau 8.900 kW. Tahun 2006, Kapal 354 mengalami pergantian dengan mesin 2 unit SEMT Pielstick 12PA6B dan gearbox Renk SWUF 98 (power 11.800 hp atau 8.800 kW).
Lalu di tahun 2007-2008, Kapal 351, 352, 353 dan 355 menjalani pergantian mesin pada 2007-2008, yaitu 2 unit Caterpillar CAT DITA 3616, gearbox Reintjes WAV 1000 P (power 16.000 hp atau 12.000 kW).
KRI Ahmad Yani atau HNLMS Tjerk Hiddes dibangun di galangan kapal NDSM (Netherlandsche Dek en Scheepsbouw Maatschappij) Koninklijke Maatschappij De Schelde, Amsterdam, diluncurkan ke laut pada 17 Desember 1965.
Kapal berbobot standar 2.200 ton dan berbobot penuh 2.850 ton, memiliki panjang 113,4 meter dan beam 12,5 meter. berkemampuan jelajah dengan kecepatan 28,5 knot atau 52,8 km/jam dengan jarak tempuh 4.500 mil laut.
Apabila dengan kecepatan ekonomis 12 knot (22 km/jam) kapal dapat menempuh jarak 8.300 km atau 5.200 mil laut.
Awalnya kapal ini dilengkapi dengan perangkat sensor berupa radar LW-02, DA-02, M45. Sonar Type 170B, 162. Sistem tempur SEWACO V. Persenjataan 2 pucuk meriam kaliber 4,5 inci (satu twin mounting Mk6), dua peluncur misil (SAM) SEACAT, satu unit Limbo Mortar untuk peperangan anti-kapal selam. Setelah modernisasi persenjataannya menjadi; satu unit meriam OTO Melara kaliber 76mm, 2 peluncur SAM SIMBAD (twin) versi laut dari misil Mistral dari Perancis menggantikan SEACAT, 4 unit peluncur misil Yakhont (SS-N-26) yang mengganti dua unit peluncur quadruple misil anti-kapal permukaan Harpoon. Terakhir, fasilitas hangar pesawat helikopter yang ada diperuntukkan bagi pesawat helikopter Westland Lynx.
KRI Ahmad Yani (351) tergabung dalam Satuan Kapal Eskorta Komando Armada II TNI Angkatan Laut, selain aktif dalam tugas-tugas rutin patroli pengamanan wilayah yurisdiksi perairan nasional, juga aktif dalam mengemban tugas sosial-kemanusiaan (Operasi Militer Selain Perang).
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!