KRI Abdul Halim Perdanakusuma (355)

Dalam jajaran Komando Armada TNI Angkatan Laut terdapat kapal patroli jenis Fregat FFG yang senantiasa berpatroli untuk menjaga yurisdiksi perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai ancaman.  Salah satunya adalah KRI Abdul Halim Perdanakusuma dengan nomor lambung 355.

Kapal fregat KRI Abdul Halim Perdanakusuma ini dibeli dari Kerajaan Belanda setelah di purna-tugaskan dari jajaran angkatan laut Kerajaan, yang awalnya bernama Hr.Ms. Evertsen dengan nomor lambung F815.

image: Blogspot

Sejarah KRI Abdul Halim Perdanakusuma

KRI Abdul Halim Perdana Kusuma 355 (KRI AHP-355) merupakan kapal perang jenis fregat dari kelas Van Speijk yang merupakan fregat andalan angkatan laut Kerajaan Belanda.  Dibuat untuk kebutuhan kapal perang berukuran kecil, lincah dan ekonomis.  Sehingga saat perancangannya banyak didasari dari kapal perang jenis fregat Angkatan Laut Kerajaan Inggris dari kelas Leander atau disebut Type 12I.

Angkatan Laut Kerajaan Inggris memiliki dua jenis kapal perang kelas Leander, yaitu; jenis Kapal penjelajah (cruiser class 4 unit dikisaran tahun 1882, dan 8 unit jenis penjelajah ringan yang dioperasikan antara tahun 1933 hingga 1978), lalu jenis Leander class kedua adalah jenis fregat yang berjumlah 26 kapal, beroperasi antara tahun 1960 hingga 1990an.

https://en.wikipedia.org/wiki/HNLMS_Evertsen_(1966)

Pada masanya, fregat kelas Leander memang cukup populer dan banyak digunakan, seperti; pada Angkatan Laut Selandia Baru yang juga disebut sebagai kelas Leander, Angkatan Laut Chili dengan sebutan fregat kelas Condell, di Angkatan Laut Australia disebut sebagai fregat kelas River, dalam jajaran Angkatan Laut India disebut sebagai fregat kelas Nilgiri, dan pada Angkatan Laut Kerajaan Belanda disebut sebagai kelas Van Speijk.

Kapal dibuat di galangan kapal Koninklijke Maatschappij (KM) De Schelde yang berdiri pada tahun 1875 dan kemudian menjadi DAMEN Schelde setelah diakuisisi oleh grup DAMEN.  DAMEN dikenal juga sebagai pembuat kapal perang kelas SIGMA yang juga di operasikan oleh TNI Angkatan Laut.

Galangan yang berada di Vlissingen, Belanda ini merupakan galangan milik swasta yang banyak memproduksi kapal perang untuk kepentingan Angkatan Laut Kerajaan Belanda, maupun untuk negara lain.

Setelah konstruksinya jadi, kapal pertama kali di luncurkan ke laut pada tanggal 8 Juni 1966, dan mulai diaktifkan dalam jajaran Angkatan Laut Kerajaan Belanda pada 21 Desember 1967.  Dalam jajaran Angkatan Laut Kerajaan Belanda diberi nama Hr.Ms. (HNLMS) Evertsen dengan nomor lambung F815.

Aktif hingga tahun 1989 dengan radio call sign “PAVG. Pemberian nama diambil dari nama pahlawan Angkatan Laut Kerajaan Belanda Laksamana Johan Evertsen (1 Pebruari 1600 – 5 Agustus 1666), Ia turut dalam peperangan Anglo-Dutch War pertama dan kedua.

Kapal setelah purna-tugas dijual ke pemerintah Republik Indonesia dan aktif dalam jajaran TNI Angkatan Laut dengan nama KRI Abdul Halim Perdanakusuma dengan nomor lambung 355 (KRI AHP-355).

Abdul Halim Perdanakusuma merupakan (18 Nopember 1922 – 14 Desember 1947) dengan pangkat terakhir Komodor Udara Anumerta. Gugur di Sumatera semasa perang dengan Belanda.

Di masa Perang Dunia ke-2 pernah berdinas di Royal Canadian Air Force dan Royal Air Force sebagai navigator dengan pangkat Wing Commander, bertugas di pesawat pembom Lancaster dan B-24 Liberator.

Saat itu almarhum sudah puluhan kali menjalankan misi pengeboman di daratan Eropa. Hingga saat Perang Dunia berakhir Ia kembali ke tanah air sebagai personil Angkatan Laut Kerajaan Belanda.  Almarhum lalu bergabung dengan TKR di Jawatan Penerbangan hingga gugur dalam tugas.

source: Instagram

Spesifikasi Teknis KRI Abdul Halim Perdanakusuma

Fregat Hr. Ms. Eversten memiliki bobot kosong 2.200 ton dan bobot bermuatan penuh 2.850 ton. Berukuran panjang 113,4 meter dan lebar 12,5 meter, draught (jarak vertikal antara garis air sampai dengan lunas kapal) 5,8 meter.

Propulsi berupa dua unit steam turbine dan dua shaft, berkekuatan 30.000 shp (22.370 kW) dengan kecepatan jelajah maksimum 28,5 knot. Pada tahun 2007-2008, dalam jajaran TNI Angkatan Laut, KRI AHP-355 bersama kapal ex-Van Speijk lainnya (351, 352 dan 353) diganti propulsinya dengan 2 unit mesin diesel Caterpillar CAT DITA 3616, dan gearbox Reintjes WAV 1000 P sehingga dapat menghasilkan tenaga 16.000 shp (12.000 kW). Dengan penggantian propulsi ini kapal dapat melaju dengan kecepatan maksimum 24 knot (44 km/jam).

Jarak tempuh kapal ini adalah 8.300 km (4.500 mil laut) pada kecepatan ekonomis 12 knot atau 22 km/jam.  Kapal di awaki oleh 180 personel pelaut.

Kapal dilengkapi dengan perangkat sensor berupa Radar LW-03, DA-02, M45, M44, Sonar Type 170B, 162, didukung combat system SEWACO V

source: Instagram

 

Persenjataan KRI Abdul Halim Perdanakusuma

Meriam utama OTO-Melara kaliber 76mm, dua unit peluncur SAM Simbad (Mistral versi kapal laut), misil anti kapal (SSM) C-802 dari Cina, 2 pucuk senapan mesin berat kaliber 12,7mm, 2 set triple torpedo tube launcher Mk 32.

Untuk pendukung, kapal dilengkapi dengan hangar pesawat helikopter yang mampu mengakomodasi pesawat helikopter setara NBO-105C atau aslinya Westland Wasp.

https://tni.mil.id/view-128800-antisipasi-hadapi-kontijensi-koarmabar-gelar-latihan-tempur-di-laut-natuna.html

Operasional pada TNI Angkatan Laut

Sejak antif dalam jajaran TNI Angkatan Laut, kapal KRI AHP-355 banyak mendukung tugas-tugas patroli keamanan perairan yurisdiksi Republik Indonesia, selain tugas-tugas operasi militer, juga tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti tugas misi kemanusiaan dan lain-lain.

Tugas yang pernah dilakukan hingga saat ini antara lain;

Pada tahun 2011 KRI Abdul Halim  Perdanakusuma (KRI AHP-355) bersama dengan KRI Yos Sudarso (353) melakukan pelayaran muhibah ke Srilanka dan Oman.

Tahun 2019 bersama dengan KRI Sultan Iskandar Muda (KRI SIM-367) melakukan kegiatan latihan Glagaspur Tingkat III (L3) Satuan Kapal Eskorta Komando Armada II di sekitar perairan Laut Jawa.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KRI Oswald Siahaan (354)

KRI Malahayati (362)