KRI Malahayati (362)

Kapal perang KRI Malahayati memiliki nomor lambung 362 (KRI MLH-362) tergabung dalam Satuan Kapal Eskorta Komando Armada TNI Angkatan Laut.  Kapal ini merupakan jenis Korvet (Corvette) yang dibeli dari Negeri Belanda, dan dalam jajaran TNI Angkatan Laut digolongkan sebagai Kapal Perusak Kendali Roket.

Dibeli bersama dengan KRI Fatahillah dan KRI Nala guna memperkuat kekuatan satuan Armada TNI Angkatan Laut guna memperkokoh Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT).

https://tni.mil.id/view-187532-pangkoarmada-ii-hadiri-serah-terima-kri-malahayati-362.html

Sejarah KRI Malahayati (362)

Pembuatan tiga kapal corvette pesanan Indonesia ini (KRI Fatahillah, KRI Malahayati dan KRI Nala) berlangsung sejak kontrak dibuat pada  tahun 1975 dan penyerahan kapal dilakukan antara tahun 1977 hingga tahun 1980. KRI Malahayati mulai beroperasi dalam Jajaran TNI Angkatan Laut Maret 1980.

Kapal dibangun di galangan kapal Wilton-Fijenoord, Schiedam, Belanda.  Pertama kali diluncurkan pada 19 Juni 1978 dan memperkuat Komando Armada TNI Angkatan Laut dengan nama KRI Malahayati dengan nomor lambung 362 atau nomor klatur KRI MLH-362.

https://jateng.tribunnews.com/2021/09/15/kapal-perang-kri-malahayati-tenggelamkan-kapal-musuh-di-laut-jawa-saat-menuju-natuna

Nama Malahayati atau Keumalahayati merupakan nama pahlawan merupakan seorang Laksamana dalam Kesultanan Aceh.  Ia merupakan Laksamana wanita pertama di zaman moderen. Lahir pada tahun 1550 dan wafat pada tahun 1615.

Malahayati juga dikenal sebagai pemimpin pasukan dengan jumlah yang besar.  Ia memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melindungi pelabuhan di Kesultanan  Aceh Darussalam.

Sampai suatu saat (ada yang berpendapat tanggal 21 Juni 1599, ada juga yang berpendapat tanggal 1 September 1599), Malahayati menghadapi sikap para pendatang dengan dua kapal Belanda yang setelah beberapa kali singgah ke Kesultanan Aceh Darussalam sampai akhirnya bersikap tidak bersahabat sehingga terjadilah bentrok berdarah.

https://muslimobsession.com/malahayati-laksamana-muslimah-pertama-di-dunia/

Dalam peristiwa ini seorang pimpinan Kapal Belanda, Cornelis de Houtman tewas (ada sejarah yang menulis karena duel satu-lawan-satu dengan Malahayati diatas geladak kapalnya sendiri), dan Wakilnya – Frederick de Houtman yang merupakan saudara kandung dari Cornelis berhasil ditawan oleh pasukan Aceh, akhirnya dibebaskan dan kembali ke Negerinya.

Malahayati memilih karier militer seperti halnya kakek dan ayahnya. Malahayati tidak tanggungg-tanggung dalam memilih kariernya ini, Ia bergabung menjadi taruna di Akademi Militer Kesultanan Aceh Darussalam, Mahad Baitul Maqdis yang memiliki beberapa instruktur dari Turki.

Malahayati lulus dengan prestasi yang baik dan membawanya ke jenjang yang lebih tinggi dalam kemiliteran, sampai akhirnya mendapat pangkat Laksamana dan kepercayaan tanggung jawab yang lebih besar, sebagai Komandan Istana sekaligus sebagai Panglima Protokol Istana – menggantikan kedudukan Suaminya yang gugur saat berperang menghadapi Portugis di Teluk Haru, Perairan Malaka.

https://www.tnial.mil.id/berita/14410/PRAJURIT-LANTAMAL-XIII-SAMBUT-KEDATANGAN-KRI-MALAHAYATI-362-DI-DERMAGA-MAMBURUNGAN/

Corvette KRI Malahayati (362) ini memiliki bobot penuh 1.484 ton (bobot standar 1.200 ton), dengan panjang 84 meter (83,85 meter, lebar (beam) 11,1 meter, Sarat air kapal (draught) 3,3 meter.

Sistem penggerak saat kapal dibangun merupakan propulsi dengan sistem formasi CODOG – combination diesel or gas turbine. Diesel berupa dua unit mesin diesel MTU 16V956 TB81 berkekuatan 6.000 kW (8000 shp), dan satu unit gas turbine Rolls-Royce Olympus TM-3B, 22.360 shp (16.670 kW), dengan dua shaft.

Kapal dapat melaju dengan kecepatan maksimum 30 knot (56 km/jam) dengan jarak tempuh 3.300 km atau 1.780 milaut. Sedangkan dengan kecepatan ekonomis 16 knot jarak tempuhnya dapat mencapai 4.250 mil laut.  Kapal ini diawaki oleh 89 personil pelaut – 11 diantaranya adalah perwira.

Setelah dilakukan mid-Life Modernisation (MLM) sistem propulsi dari CODOG menjadi CODAD (combination Diesel and Diesel) sehingga mesin diesel yang digunakan menjadi empat unit.  MLM juga mencakup platform kapal, Sensor sistem senjata, Combat Management System, serta beberapa bagian lainnya.

Sebelumnya pada tahun 2016 program MLM KRI Malahayati (362) juga dilakukan oleh pihak Navantia and Indra untuk modernisasi Combat Systems, termasuk merenovasi sistem sensor dan sistem kendali penembakan, yang diintegrasikan melalui Combat Management System yang lebih moderen.  Termasuk didalamnya ESM RIGEL dari Indra, Navantia DORNA Fire Control System serta CMS CATIZ.

https://www.tnial.mil.id/berita/35279/TNI-AL-DAN-ROYAL-AUSTRALIAN-NAVY–GELAR-FORMASI-MANUVER-DI-LAUT-JAWA/

Persenjataan KRI Malahayati (362)

Adapun persenjataan yang dipasang pada kapal ini antara lain; satu unit meriam utama Bofors automatic gun L/46 kaliber 120mm. satu unit Bofors gun kaliber 40mm, dua unit kanon Rheinmetall kaliber 20mm, 4 unit misil Aerospatiale (MBDA) Exocet MM-38 – selanjutnya di ganti karena usia kadaluarsa, 1 peluncur mortir laras ganda Bofors ASR 375mm untuk anti-kapal selam, dua unit triple launcher torpedo Mk32 untuk meluncurkan torpedo Honeywell Mk.46 yang berkemampuan SUT, satu unit menara chaff launcher Vickers dan, fasilitas flight deck untuk mengakomodasi satu pesawat helikopter.

Operasi KRI Malahayati (362)

Sejak dioperasikan dalam jajaran TNI Angkatan Laut, Kapal ini sudah banyak melakukan kegiatan operasi maupun latihan serta misi lain yang ditugaskan.

Setelah selesai dilakukan MLM, KRI Malahayati akan memperkuat kesatuan Armada di Komando Armada 3 di Sorong, Papua.

September 2021 KRI Malahayati turut serta dalam latihan gabungan dengan AL Singapura (RSN) EAGLE-INDOPURA 2021.  Latihan berlangsung di perairan Batam, Selat Singapura dan Laut Natuna. Oktober 2021 KRI Malahayati melakukan latihan peperangan anti kapal selam di Selat Bali.  Dalam latihan tersebut, KRI MLH-362 berhasil melaksanakan kegiatan Operasi Siaga Tempur tersebut dengan menenggelamkan kapal selam musuh.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KRI Abdul Halim Perdanakusuma (355)

KRI Nala (363)