Senapan Serbu Baru US Army

Next Generation Squad Weapon – Rifle (NGSW-R)

Senapan serbu seperti M16, M4, SAW digunakan dalam jajaran Angkatan Bersenjata Amerika Serikat untuk kurun waktu yang cukup lama.

Penyesuaian dengan kemajuan teknologi serta perkembangan situasi pertempuran memaksa untuk adanya penyesuaian. Penyesuaian telah dilakukan dengan merubah beberapa komponen sehingga menghasilkan bentuk varian saja seperti M16A1, M16A2, M16A4, dan seterusnya.

Kini ditempuh jalan dengan upaya mendapatkan senapan serbu jenis baru (NGSW – R, New Generation Squad Weapon – Rifle), yang kemungkinannya meliputi juga ukuran kaliber dari munisinya.

image: armytimes.com

Upaya pihak Angkatan Darat Amerika Serikat (US ARMY) untuk mendapatkan senapan serbu baru tidaklah mudah, seperti halnya untuk mendapatkan kendaraan taktis ringan.

Pihak US ARMY terus berupaya dengan membuat program-program, diantaranya program ACR – Advanced Combat Rifle, untuk senapan serbu, dan program JLTV – Joint Light Tactical Vehicle, sejauh ini belum meghasilkan bentuk produk yang memuaskan.

Dalam hal JLTV akhirnya diputuskan untuk menggunakan kendaraan General Purpose (GP atau Je-Pe/Jeep) HMMWV – High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle atau dikenal dengan panggilan Humvee atau Hummer, yang oleh pihak DARPA – Defense Advanced Research Projects Agency (Badan penelitian Pentagon) disebut sebagai interim vehicle (kendaraan sementara) karena HMMWV saat itu hanya masuk kategori Kendaraan Administrasi (Ranmin).

Karena desakan kebutuhan operasional dalam “Perang Melawan Teror”, muncullah kendaraan taktis RG buatan BAE Systems Land Systems South Africa.  RG dikategorikan sebagai mine-resistance light armoured vehicle, yang segera dikerahkan ke Pakistan, Iraq dan daerah-daerah konflik lainnya.

Lalu bagaimana dengan nasib senapan serbu yang dibutuhkan oleh US ARMY? Tahun 1986 muai dijalankan Program ACR – Advanced Combat Rifle US ARMY, dengan tujuan mencari pengganti senapan serbu M16 yang sudah digunakan sejak era Perang Vietnam.

Awalnya diharapkan memperoleh senapan dengan kemampuan menembak target  minimal pada jarak 45 meter, namun hasilnya untuk jarak 220 meter agak mengecewakan, sehingga menjelang masuk tahun 1990an masalah kemampuan tembak (hit probability) di naikkan dua kali lipat.

image: imgday.com

Dipenghujung era 1990an memasuki era 200an US ARMY membuat program untuk mencari pengganti senapan serbu M16, program disebut sebagai “The Objective Individual Combat Weapon” atau OICW yang merupakan kompetisi untuk mendapatkan “the next-generation service rifle”.

Program ini kemudian dihentikan tanpa hasil walau untuk tahap purwa-rupa. Namun akronim OICW sering digunakan untuk program-program persenjataan lainnya.

Program ACR sendiri merupakan pengganti dari program Special Purpose Individual Weapon yang berakhir pada tahun 1990 yang cukup memakan biaya besar.

Saat dilaksanaka program tersebut, beberapa pabrikan pembuat senapan serbu turut serta untuk bersaing.  Dan di bagi dalam beberapa tahapan.

Sebenarnya untuk pengganti senapan serbu M4, pihak US ARMY pernah membuat kompetisi terbuka yang disebut sebagai Individual Carbine competition.

Namun program tersebut terhenti pada Agustus 2010, ketika terbentuk Dewan Gabungan antar Matra.

image: sputniknews.com

Dibuatlah kompetisi baru yang terbuka untuk seluruh pabrikan senjata – tahap ini disebut Tahap I. Untuk Tahap-II tinggal tersisa enam pucuk purwa-rupa senapan serbu. Kemudian program ini dihentikan pada Juni 2013, tanpa hasil.

Tahun 2017 dimulai program pengembangan baru berupa program NGSW – New Generation Squad Rifle, dilaksanakan setelah adanya sebuah pengujian oleh pihak Kongres Amerika atas senapan serbu M4 carbine dan munisi kaliber 5.56x45mm NATO.

Pengujian tersebut untuk menilai seberapa efektifnya senapan tersebut terhadap era moderen sekarang ini. Hasil penilaian adalah M4 masih valid untuk dioperasikan, namun dengan beberapa catatan kekurangannya, juga memperhatikan pengalaman bertempur di kawasan Timur-Tengah.

Program NGSW

Untuk mendapatkan sistem senapan serbu (bukan sepucuk tetapi sistem, karena melibatkan beberapa komponen pelengkap terpisah), dibentuklah beberapa program untuk dilaksanakan.

Program tersebut adalah;

  1. Senapan serbu (NGSW-R dan NGSW-AR – New Generation Squad Weapon – Rifle, dan Automatic Rifle), yang kini sudah memasuki tahap evaluasi, dan uji material dengan pelaksanaan penembakan. Kaliber yang difokuskan adalah 6,8mm.
    Senjata yang di uji; senapan RM-277R bullpup dan senapan mesin RM-277AR. Menggunakan munisi 6,8mm (.277) TVCM polymer cased cartridge. SIG Sauer: senapan SIG MCX SPEAR dan senapan mesin SIG MG 6,8 dengan sistem asupan munisi belt-fed. Menggunakan munisi custom 6.8×51 STG FURY brass-steel hybrid cartridge. Pada tahap ini ada beberapa senapan yang dianggap gagal, diantaranya produksi dari PCP Tactical, FN-America, danTextron Systems.
  2. Kebutuhan Senapan Pendukung (NGSW-AR) Panjang maksimum 890mm, bobot maksimum 5,4 kg (termasuk perlengkapan pendukungnya), mampu melumpuhkan sasaran pada jarak 1.200 meter, penembakan akurat sejauh 610 meter, dan dapat menggunakan sistem kendali penembakan.
  3. Sistem kendali penembakan (NGSW-FC). Program ini merupakan program pembuatan alat bidik (aldik) termasuk kendali penembakan dalam satu kesatuan sistem. Alat bidik ini bukan sekedar membidik sasaran, tetapi juga mampu mengukur jarak dan lain sebagainya.  Untuk program ini tinggal dua industri yang lanjut ke tahap produksi terbatas, yaitu; VORTEX Optics dan L3Harris Technologies. Januari 2022, diberitakan bahwa VORTEX Optic telah mendapatkan penunjukkan untuk memasok NGWS-FC yang diberi kode XM157.
image: realcleardefense.com

Tahapan Program NGSW

Untuk Tahap-I, dimulai pada bulan Pebruari tahun 1986, perusahaan yang turut dalam persaingan adalah: AAI Corporation, Ares Incorporated, Colt’s Manufacturing Company, Heckler & Koch, McDonnell Douglas Helicopter Systems (MDHS), dan Steyr Mannlicher.

Pada Program Tahap-II jumlah senapan serbu berkurang dua jenis, MDHS menawarkan senapan dengan munisi berselongsong plastic yang mereka sebut sebagai chiclet. Awalnya menggunakan proyektil normal bermuatan duplex atau triplex yang ternyata recoil yang timbul sangat tinggi.

Lalu mereka beralih kepada jenis munisi flechettes dari kaliber 11mm (.42) dan 8,6mm (.338). Ternyata dalam Tahap-II ini juga tidak ada hasil yang memuaskan.

Program Tahap-III dimulai pada bulan Agustus 1989.  Empat kandidat memasuki tahap pengetesan senapan, yaitu; AAI, Colt, HK dan Steyr.

Terakhir yang lanjut ke tahap uji fungsi dan evaluasi adalah General Dynamics GD-OTS Bullpup/true velocity polymer cased ammunition (produksi General Dynamics/Beretta USA/True Velocity), SIG MCX Spear/SIG Brass-steel hybrid ammunition (produksi SIG Sauer USA), dan Textron CT System/Winchester CT polymer ammunition (produksi Textron Systems).

Senapan-senapan serbu baru tersebut menggunakan munisi kaliber 6,8mm.  Kaliber baru ini dinyatakan memiliki performance yang lebih baik dibandingkan munisi kaliber 5.56mm ataupun 7,62mm.  Lebih baik dalam segi lethality, jarak tembak efektifnya, kemampuan penetrasi, dan untuk memperoleh ketepatan.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KRI Sibarau (847)

Senjata Regu Baru US Army