KRI Samadikun (341)

Kapal Eskorta KRI Samadikun (341) merupakan kapal perang jenis destroyer kelas escort dari type DE Class, atau dikenal sebagai kelas USS Claude Jones (DE-1033).

TNI Angkatan Laut memiliki empat unit kapal di kelas ini yaitu; KRI Samadikun 341 (KRI SAM – eks USS John R. Perry DE-1034), KRI Martadinata 342 (KRI MAR – eks USS Charles Berry DE-1035), KRI Monginsidi 343 (KRI MON – eks USS Claud Jones DE-1033), dan KRI Ngurah Rai 344 (KRI NGU – eks USS McMorris DE-1036).

image: Lembaga Kajian Pertahanan Strategis (Facebook)

Sejarah KRI Samadikun (341)

Mulai masuk jajaran TNI Angkatan Laut pada tahun 1974 dioperasikan oleh Satuan Kapal Eskorta Armada Timur (Kini Komando Armada II).

Kapal dibuat di Galangan kapal Avondale Marine Ways, Inc., Avondale, Louisiana, Amerika Serikat pada tahun 1958.  Kapal USS John R. Perry laid down pada 4 Januari 1956, diluncurkan ke laut pada 29 Juli 1958, di operasikan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat / US NAVY (commissioned) tahun 1959 sampai dipensiunkan tahun 1974, dan di jual ke Indonesia.

KRI Samadikun (341) dibeli dari Amerika melalui program Foreign Military Sales/FMS. Tahun 1973 kapal di rekondisi di Subic Bay, Philippina dan di kirim ke Indonesia.

image: navsource.org

Spesifikasi Teknis KRI Samadikun (341)

Kapal ini dari type: SCB No, 131.1956-57 (4 kapal), berukuran panjang 95,12 meter, lebar/beam 11,80 meter, Draught 3,70 meter. Berbobot standard 1.314 ton dan bobot bermuatan penuh 1.916 ton.  Diawaki oleh 159 personil pelaut – diantaranya 12 berpangkat perwira.

Kapal digerakkan dengan mesin utama empat unit mesin diesel Fairbanks Morse 38 ND8 berkekuatan 8.852 shp, dengan satu shaft. Berkemampuan menjelajah dengan kecepatan maksimum 22 knot, jarak tempuh maksimum 7.000 mil laut dengan kecepatan ekonomis 12 knot.

USS John Perry sebelum menjadi KRI Samadikun (341), image: navsource.org

Persenjataannya berupa satu unit meriam utama kaliber 76mm/50, dua unit meriam kaliber 37mm, dua unit kanon kaliber 25mm, dua unit PSU kaliber 12,7mm, dua unit triple tube torpedo launcher Mk.32 untuk meluncurkan torpedo Mk.46, dan untuk peperangan anti-kapal selam dua unit Mortir Hedgehog Mk-II.  Electronic countermeasures/EW berupa WLR-1.

Peralatan radar terdiri dari; radar tinjau permukaan air AN/SPS-10, radar tinjau udara AN/SPS-6C 2-D, radar navigasi Decca RD.150, system kendali penembakan Lockheed AN/SPG.

Perangkat sonar berupa hull mounted; EDO 786, AN/SQS-41(V), AN/SQS-45(V), AN/SQS-39(V), AN/SQD-42(V). Direct control system: Mk70 Gun FCS, Mk105 Underwater Batery FCS.

image: usmilitaryart.com

Operasional KRI Samadikun (341)

Pelayaran jarak jauh pertama USS John R. Perry (DE-1034) adalah ke Eropa Utara dan mengujungi Negara-negara Skandinavia, lalu berlanjut ke Teluk Guantanamo, Kuba.

Selanjutnya kapal ini dijadikan kapal untuk sekolah (school ship) untuk Fleet Sonar School hingga tahun 1965, berpangkalan di Key Wesy, Florida,  untuk pendidikan operasi peperangan anti kapal selam, dalam melakukan pendidikan tersebut kapal berlayar utamanya di Karibia dan pelabuhan teluk (bergabung juga dengan Gugus Tugas Alpha), berlayar ke wilayah timur ke daerah Azores, lalu ke Nortfolk.

Kapal ini turut serta dalam memblokade Kuba saat terjadi krisis (24 Oktober-20 Nopember 1962) selaku unsur Armada Atlantik untuk memblokade Kuba dari kiriman peralatan militer dari Uni Soviet.

image: radarmiliter.com

1 Mei 1966, USS John R. Perry dipindah ke Armada Pasifik dengan pangkalan di Pearl harbour, Hawaii hingga tahun 1967.

Kapal dengan nomor lambung 341 bernama KRI Samadikun, nama yang diambil dari nama Pahlawan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Kapten Laut Anumerta Samadikun yang gugur di perairan Cirebon saat menjelang latihan pada awal Januari 1947.

Saat itu Samadikun berpangkat Letnan Satu Laut berada di kapal Gajah Mada – sebuah kapal merchant/niaga yang dirubah menjadi kapal militer – di cegat oleh kapal belanda HMS Kortenaer.

Iringan kapal Samadikun yang berjumlah lima kapal tidak mau menuruti perintah kapten kapal Belanda tersebut sehingga HMS Kortenaer menyiapkan persenjataannya untuk segera menembak.

Samadikun memerintahkan empat kapal iringannya untuk menyingkir dan kapalnya sendiri yang menyongsong kapal Belanda tersebut sampai akhirnya tertembak dan terbakar.

Samadikun pun gugur dan jenazahnya baru diketemukan pada tanggal 7 Januari 1947. KRI Samadikun bersama tiga kapal lainnya tiba di Indonesia pada tahun 1975 segera dipersiapkan untuk beroperasi ke Timor-Timur yang saat itu mulai bergolak.

KRI Samadikun di purna-tugaskan pada tahun 2003.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KRI Pattimura (257/371) Albatross Class

KRI Teluk Langsa (501) – Kapal Pendarat Tank