Kapal Patroli Cepat 57 (FPB-57)

Fast Patrol Boat 57

Kapal Patroli Cepat 57 atau Fast Patrol Boat 57 merupakan kapal patrol buatan Lürssen werft Jerman. Setelah sekian lama melakukan produksi bersama seperti FPB 57/Nav II, varian berikutnya dari kapal ini dibuat secara keseluruhan di Indonesia oleh PT. PAL Indonesia, Surabaya, seperti FPB-28, FPB 57/Nav III, /Nav IV, dan /Nav V.

Produk kapal- kapal tersebut dibuat bukan saja untuk keperluan TNI Angkatan Laut, tetapi juga untuk keperluan Kepolisian dan SAR Laut TNI Angkatan Laut.

KRI Pandrong (801), image: tni.mil.id

Masuknya Kapal Patroli Cepat FPB-57 ini awalnya merupakan kerjasama antara Markas Besar TNI Angkatan Laut dengan kantor Kementrian Riset dan Teknologi/Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Pembelian Kapal ini juga sebagai upaya alih-teknologi kepada pihak Industri Strategis di Dalam Negeri dalam upaya mengurangi ketergantungan pengadaan alat utama sistem senjata dari luar negeri, dan upaya kemandirian industri strategis yang saat itu semua industri strategis milik Negara dikelola oleh Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS).

KRI Singa (651) FPB-57/NAV.I, image: eastasiaforum.org

FPB-57/Nav I

Tahun 1988 merupakan sejarah awal masuknya Kapal Patroli Cepat atau Fast Patrol Boat 57 dan dioperasikan oleh Satuan Kapal Cepat Komando Armada Timur (Koarmatim). Pada tahap ini dua unit kapal FPB-57/Nav.I diberi nama KRI Singa dengan nomor lambung 651 (KRI SNA), KRI Ajak dengan nomor lambung 653 (KRI AJK).

Untuk varian FPB-57/Nav.I ini kapal-kapal masih dibuat keseluruhan di galangan kapal Lürssen Werft (kini NVL), Jerman. Konstruksi kapal menggunakan kombinasi high tensile steel dan aluminium guna mendapatkan titik berat kapal kearah bawah.

Kehadiran FPB-57/Nav.I tersebut merupakan penggganti kejayaan kapal patroli cepat TNI Angkatan Laut kelas Komar.

  • Ukuran kapal; panjang (LOA) 58,10 meter, lebar 7,62 meter, draught 2,73 meter.
  • Propulsi kapal ini berupa 2 unit mesin diesel MTU type 16V 956 TB 92 dengan output 8.260 HP, dua shaft.
  • Kecepatan 27 knot/maksimum 30 knot. Daya jelajah dengan kecepatan 27 knot mencapai 2.200 mil laut, sedangkan dengan kecepatan ekonomis 15 knot dapat mencapai 6.100 mil laut.
  • Bobot kosong sekitar 425 ton, dan bobot berisi penuh 447 ton.
  • Persenjataan: satu pucuk meriam Bofors L/70 Mk.2 automatic kaliber 57mm, satu pucuk meriam Bofors AA L/70 automatic kaliber 40mm, dua pucuk senapan mesin kaliber 7,62mm, dan dua tabung peluncur torpedo SUT.
  • Radar: Pantau udara Decca 2459. Kendali tembak Thales (Signaal) WM 28.
  • Sonar: Thales (Signaal) PHS 32
  • Helipad: aft platform untuk helicopter ringan sejenis NBO-105
  • Awak kapal: 42 personel pelaut – 6 personel diantaranya perwira. Dapat ditambah dengan 15 penumpang.

Saat ini TNI Angkatan Laut mengoperasikan FPB-57/Nav.I berupa: KRI Kakap-811, KRI Kerapu-812, KRI Tongkol-813, dan KRI Barakuda-814.

KRI Pandrong (801), FPB-57/NAV.II, image: eksposkaltim.com

FPB-57/Nav II

Kapal varian FPB-57/Nav.II mulai dipergunakan dalam jajaran TNI Angkatan Laut pada tahun 1988 Oleh Satuan Kapal Cepat Komando Armada Timur pada tahun 1988.

Jumlah awalnya sebanyak dua unit, yaitu; KRI Pandrong dengan nomor lambung 801 (KRI PDG), dan KRI Sura dengan nomor lambung 802 (KRI SRA). Kapal dibuat di Jerman – untuk lambung kapal dan sebagian kelengkapannya, dan di selesaikan perakitannya di galangan kapal PT. PAL Indonesia (Persero), Surabaya antara tahun 1988-1989.

Dua unit kapal FPB-57/Nav.II yang diterima oleh TNI Angkatan Laut dan masuk dalam Satuan Kapal Patroli Komando Armada Timur mulai tahun 1988 adalah KRI Pandrong dengan nomor lambung 801 (KRI PDG), an KRI Sura dengan nomor lambung 802 (KRI SRA).

Fungsi, kemampuan, dan spesifikasinya hampir sama dengan varian FPB-57/Nav.I. Dibuat di galangan kapal PT. PAL Indonesia (Persero), Surabaya.

  • Kapal varian ini memiliki bobot penuh 428 ton.
  • Memiliki panjang (LOA) 58,10 meter, lebar 7,60 meter, draught 2,80 meter.
  • Propulsi: dua unit mesin diesel MTU 16V 596 TB 92 101, 2 shaft. Kecepatan jelajah 27 knot.
  • Daya jelajah: 6.100 mil laut pada kecepatan ekonomis 15 knot, dan 2.200 mil laut pada kecepatan 27 knot.
  • Bobot penuh 454 ton.
  • Persenjataan: satu pucuk meriam Bofors L/70 Mk.2 automatic kaliber 57mm, satu pucuk meriam AA Bofors L/70 automatic kaliber 40mm, dua pucuk kanon PSU Rheinmetall kaliber 20mm, dua tabung peluncur torpedo 21 inci.
  • Radar: Pantau udara Decca 2459 I Band.
  • Komplemen: 42 personel pelaut – enam diantaranya perwira, dan akomodasi untuk 15 penumpang.

Saat ini, varian FPB-57/Nav.II yang dioperasikan oleh TNI Angkatan Laut yaitu: KRI Andau-650, KRI Singa-651, KRI Tongkak-652, dan KRI Ajak-653.

KRI Lemadang (632) SAR, FPB-57/NAV.III, image: tnial.mil.id

FPB-57 Nav III

Versi ini merupakan kapal patrol untuk kepentingan SAR (Search and Rescue). PT. PAL Indonesia (Persero) memproduksi varian Nav.III ini sebanyak tiga unit masing-masing pada tahun 1989, 1992, dan 1995.

Adapun spesifikasinya mirip dengan versi dasar FPB-57 lainnya. Hanya, sesuai dengan fungsinya sebagai kapal Search And Rescue, varian ini selain dilengkapi dengan helipad, juga dilengkapi dengan sekoci pendarat dank anon air untuk memadamkan kebakaran. Kapal ini juga diawaki oleh 40 personil.

KRI Kakap (811), FPB-57/Nav IV, image: tnial.mil.id

FPB-57 Nav IV

Varian FPB-57/Nav.IV produksi PT. PAL Indonesia (Persero), Surabaya untuk TNI Angkatan Laut. Dipergunakan oleh Satuan Kapal Patroli Komando Armada Kawasan Timur mulai tahun 1988.

Terdiri dari empat unit kapal yaitu: KRI Kakap 811 (KRI KKP), KRI Kerapu 812 (KRI KRP), KRI Tongkol 813 (KRI TKL), dan KRI Barakuda 814 (KRI BKD).

  • Memiliki panjang (LOA) 58,10 meter, lebar 7,62 meter, draught 2,73 meter.
  • Propulsi: dua unit mesin diesel MTU 16V 596 TB 92 101, 2 shaft. Kecepatan jelajah 27 knot.
  • Daya jelajah: 6.100 mil laut pada kecepatan ekonomis 15 knot, dan 2.200 mil laut pada kecepatan 27 knot.
  • Bobot penuh 454 ton.
  • Persenjataan: satu pucuk meriam Bofors L/70 Mk.2 automatic Kaliber 57mm, satu pucuk meriam AA Bofors L/70 automatic kaliber 40mm, dua pucuk kanon PSU Rheinmetall kaliber 20mm, dan peluncur misil C-802 dari Cina.
  • Fire control dan surveillance system: Thales (Signaal) LIROD (Lightweight radar/optronic director) Mk.2
  • Radar: Pantau udara Decca 2459 I Band.
  • Komplemen: 42 personel pelaut – enam diantaranya perwira, dan akomodasi untuk 15 penumpang.

Menurut catatan, TNI Angkatan Laut juga memiliki varian Nav.IV berupa KRI Pandrong-801 dan KRI Sura-802.

KRI Hiu (634), FPB-57/NAV V, image: tni.mil.id

FPB-57 Nav V

Versi mutakhir dari FPB-57 adalah Nav.V yang merupakan kapal patrol kombatan untuk menghadapi kapal permukaan. Dibuat sepenuhnya di PT. PAL Indonesia (Persero), Surabaya.

Dalam pengembangan varian ini pihak TNI Angkatan Laut juga turut memberikan masukkannya melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Markas Besar TNI Angkatan Laut.

Varian Nav.V ini mengadopsi teknologi siluman (stealth), konstruksinya juga menggunakan bahan fibreglass guna mengurangi radar signature dari pihak lawan.

  • Awak kapal: 51 personel pelaut – enam diantaranya perwira.
  • Persenjataan: Satu pucuk meriam BOFORS SAK 57 L/70 automatic kaliber 57mm, satu pucuk meriam AA BOFORS L/70 automatic kaliber 40mm, dua pucuk PSU cannon Rheinmetall kaliber 20mm, Peluncur misil C-802 dari Cina
  • Fire Control dan Surveillance system: Thales (Signaal) LIROD (Lightweight radar/optronic director) Mk.2. EW: DR-3000 ESM System naval tactical passive/intercept, Decoy Lacroix Dagaie NG.

FPB-57 Nav.V milik TNI Angkatan Laut antara lain; KRI Todak-803 (631), KRI Hiu-804 (634), KRI Layang-805 (635), dan KRI Lemadang-806 (632).

image: Pinterest (John Patrick Montejo)

Lurssen

Industri perkapalan Lürssen atau kini lebih dikenal dengan sebutan NVL (Naval Vessel Lürssen) dari Jerman merupakan galangan kapal swasta yang saat ini memiliki berbagai anak perusahaan. Dibidang pertahanan dikenal dengan nama Lürssen Defence.

Lürssen sejak berdiri pada tahun 1970an telah memproduksi berbagai jenis kapal, baik kapal perang maupun kapal niaga dari berbagai jenis. Selain membuat kapal, mereka juga melakukan usaha perbaikan kapal dan perpanjangan usia pakai kapal, baik untuk keperluan pihak Angkatan laut Jerman, maupun untuk armada dari berbagai Negara.

Grup Lürssen memiliki berbagai fasilitas galangan diberbagai wilayah di Jerman, sebut saja Galangan Blohm+Voss di Hamburg, Peene-Werft di Wolgast, dan tentusaja galangan bersejarah mereka Fr. Lürssen Werft di Bremen – yang saat ini lebih dominan dalam pembuatan kapal- kapal pesiar.

Produksi dari group NVL ini terdiri dari antara lain Kapal Penjelajah kelas Condor (1892), Kapal Perang Penjelajah kelas SMS Goeben (1912), Kapal Perang yang menjadi legenda maritim Bismarck, Kapal Layar tiga tiang (Tallship) Gorch Fock (1958), Kapal Cepat Rudal kelas Albatros (1972), Korvet kelas Parchim (1981), Fregat kelas MEKO (1982-1987-1992-1998), FPB 57 Kilic (1998), F 124 Fregat kelas Sachsen (2002), K 130 Korvet kelas Braunschweig (2008), OPV 80 Offshore Patrol Vessel kelas Darussalam (2010), OPB 40 (2013-2020), F 125 Fregat (2019), CV-60 Coastal Patrol Vessel (2021), dan yang sedang dalam pembuatan saat ini diantaranya SEA 1180 OPV kelas Arafura (12 unit untuk Angkatan Laut Australia), K130 Korvet, MMPV 90 Korvet, dan menjadi sub-kontraktor bagi DAMEN untuk F 126 Fregat Angkatan Laut Jerman.

Untuk masa sekarang ini, dalam bidang rancang bangun dan pembuatan kapal patrol cepat, pihak NVL mengandalkan jenis-jenis FPB 25, FPB 41, dan FPB 62.

Kapal Patroli Yang Lebih Modern

Sejak masuknya kapal patroli cepat kelas FPB-57, PT. PAL Indonesia (Persero) yang memiliki kemampuan memproduksi kapal perang dari jenis korvet hingga kapal selam, terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan TNI Angkatan Laut, termasuk di jenis kapal patroli.

Terakhir ini diperkenalkan Kapal Patroli yang disebut sebagai Kapal Cepat berpeluru kendali atau KCR (Kapal Cepat Rudal)-60. Kita doakan semoga berikutnya akan terus berkembang hingga Indonesia mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan akan kapal-kapal perang bagi TNI Angkatan Laut.

 

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Senjata Regu Baru US Army

Anti Drone