Korvet Hyundai HDC-3100 AL Filipina

HYUNDAI Heavy Industries (HHI) telah mendapatkan kontrak dari Departemen Pertahanan Nasional Filipina berupa pembuatan rancang-bangun, konstruksi, dan pengadaan dua unit korvet untuk Angkatan Laut Filipina, Philippines Navy (PN), dengan dasar kontrak yang di tandatangani kedua pihak pada 28 Desember 2021.

Korvet Filipina yang akan dibuat oleh HHI tersebut merupaka hasil rancang bangun mereka sendiri yaitu HDC-3100 (atau dikenal juga sebagai HDF-3100).

Sebelumnya HHI telah memasok Angkatan Laut Filipina dengan dua unit Fregat HHI HDF-2600, yang dalam jajaran Angkatan Laut Philippina disebut sebagai fregat kelas Jose Rizal.

https://gbp.com.sg/stories/four-shipyards-compete-for-philippine-navys-corvette-acquisition-project/

Pemesanan Guided Missile Corvette ini merupakan  program Corvette Lot.1 Acquisition Project Angkatan Laut Filipina.  Korvet tersebut harus memiliki kemampuan peperangan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan misi peperangan anti serangan udara (AAW).

Korvet Filipina Hyundai HDC-3100 yang ditawarkan oleh pihak HHI ini memiliki karakteristik; panjang kapal (LoA) 114 meter, Lebar 14,80 meter, memiliki bobot sekitar 3.100 ton.  Korvet tersebut memiliki kecepatan maksimum 25 knot dan kecepatan ekonomis 15 knot.

Korvet baru tersebut nantinya akan dilengkapi dengan beberapa sistem sensor dan persenjataan, termasuk sistem kendali tempur terintegrasi yang mutakhir dan modern.

Korvet Filipina Hyundai HDC-3100

Peralatan yang akan dipasang pada kapal ini, setelah di revisi pengajuan penawaran dan di tuangkan dalam bentuk kontrak, perangkat sensor dan persenjataan akan berupa;

  • Integrated Combat Management System Naval Shield Baseline 2 produksi Hanwha Systems.
  • Radar berupa multi-mode phased array C-band TRS-3D Baseline D produksi Hendsoldt.
  • Sistem pengidentifikasian kawan-atau-lawan (IFF) MSSR 200I Idari Hendsoldt.
  • Radar kendali penembakan Selex ES NA-25X produksi Leonardo.
  • Medium Frequency Active/Passive ASW Hull Array Sonar Model 997 dari Harris Corporation.
  • Tactical Data Link berupa Link P dari Hanwha Systems.
  • ESM Elisra NS9300A dari Elbit Systems.
  • Countermeasure system C-Guard buatan Terma. (retained)
  • EOTS (Electro-Optical Tracking Systems) PASEO NS dari Safran. (retained)
  • Senjata RCWS SMASH Kaliber 30mm dengan dudukannya dari Aselsan, Turki,
  • Meriam utama kaliber 76mm, Super Rapid Gun Oto Melara, Itali.
  • Servowatch Integrated Platform Management System.
  • Empat sistem senjata misil anti-kapal permukaan dengan jarak tembak 150 km dan kecepaan minimum Mach 0,8 (setara atau tetap – SSM-700K C-Star dari LIG Next1).
  • Dua peluncur ganda sistem misil anti-pesawat udara, dengan jarak jangkauan minimum 6 km, didukung dengan IR atau Semi-active homing seeker, berupa misil VSHORAD (misil permukaan ke udara jarak pendek) Mistral dari MBDA dari varian Simbad.
  • Dua unit tripel-tube lightweight torpedo launchers beserta torpedonya, dengan jangkauan minimum 2.000 meter, dengan active/passive homing guidance dan kedalaman operasi antara 10 hingga 600 meter dibawah permukaan air; berupa TLS-TT Shipboard Torpedo Launching System dari J+S/SEA Ltd., dan Torpedo K745 Blue Shark dari LIG Next1.
  • Empat pucuk senapan mesin berat K6 kaliber 12,7mm S&T Motiv.

Selanjutnya; Disediakan sarana – namun tidak termasuk (FFBNW – Fixed For, but not with), berupa: CIWS, VLS 8-sel, dan TASS (towed array sonar system).

Hanwha Combat Management System (CMS), image: Korea Defense Blog (Facebook)

Hanwha Combat Management System (HCMS)

CMS Naval Shield Baseline 2 dari Hanwha Systems ini akan membantu Pusat Tempur di Kapal dengan proses computer serta perangkat keras pendukung  lainnya yang telah dilengkapi atau integrasikan dengan perangkat lunak, agar semua sistem navigasi, sistem sensor, sistem komunikasi taktis, dan sistem persenjataan dapat dengan mudah dikendalikan.

CMS dapat disamakan sebagai pusat syaraf dari kapal perang, dimana berbagai sistem di integrasiian guna memudahkan para perwira pembuat keputusan di kapal dapat mengambil suatu keputusan dengan tepat, efektif, dan efisien.

CMS terdiri dari Paket perangkat lunak, konsol multi fungsi dengan layar saji data/video, Bus terminal servers untuk hubungan interface dengan berbagai sub-system, Combat system data base, dan video bus.

Korvet Kelas Jose Rizal, image: defenseph.net

Salah satu persyaratan untuk CMS ini yang dikemukakan oleh pihak PN adalah, sistem harus compatible dengan Tactical Data Link 16 (TDL 16), seperti yang terdapat pada CMS TACTICOS dari Thales Nederland (d/h. HSA/SIGNAAL).  TDL 16 merupakan jaringan pertukaran data yang digunakan dalam Angkatan Laut anggota NATO atau Negara-negara sekutunya.

Dapat berkomunikasi dengan sistem data link taktis sejenis dan memiliki kode kunci enkripsi 32-digit (Link P) guna memastikan keamanan data. Password 32-digit menurut  pihak Hanwha terlalu panjang, cukup dengan 10-digit yang cukup sulit untuk di-hack.

Untuk TDL saat ini masih belum termasuk dalam kontrak, tetapi tetap disediakan fasilitas penghubungnya (GGBNW).

Sebagai pusat syaraf pengendali tempur, CMS memiliki Weapon Control & Fire/Shooting Control.

CMS Tacticos

Kerja efektif dalam mengelola proses informasi target yang dating dari perangkat sensor di kapal (onboard sensor), meneruskan ke sistem senjata yang ada di kapal (onboard weapons).
Informasi data berupa data target hasil pantauan perangkat sensor masuk ke weapon control station untuk diproses, dan selanjutnya diteruskan ke sistem senjata.

Informasi yang masuk dapat berupa pengenalan/identifikasi tangkapan sinyal ataupun gambar dari target, penjejakan target, data informasi dan penghitungan untuk penembakan, sampai pada output untuk pelaksanaan penembakan terhadap target,

Combat Management System yang dikatakan memiliki standard  setara TACTICOS sesungguhnya merupakan bagian dari Modular Combat System (CS).  CS sendiri terdiri dari berbagai sub-system yang secara fisik terhubung satu dengan yang lainnya melalui data bus dan video bus.

Pengintegrasian semua sub-system dilakukan dengan sebuah sistem interface, pada Sistem dari Thales yang memproduksi CMS TACTICOS dilakukan melalui sistem interface yang disebut sebagai SigMA-SPLICE.

CS akan terdiri dari Sensor dan tracker, CMS, Persenjataan, Data Link dan perangkat off-line.

Dalam hal HDC-3100, persenjataan terdiri dari SSM-700K C-Star, Simbad VSHORD, Meriam Utama Super Rapid Gun Oto Melara kaliber 76mm, Senjata RCWS SMASH Kaliber 30mm, dan Decoy Launcher (FFBNW), atau sistem senjata yang aka dipasang kemudian.

Fungsi operasi dari Combat System dirancang untuk melaksanakan fungsi-fungsi berupa; surveillance, kompilasi gambar, evaluasi dan pengambilan keputusan, dan tindakan kontra terhadap ancaman.

ICMS Naval Shield Baseline II sudah di gunakan pada Fregat PN kelas Jose Rizal. Pengadaan kapal perang oleh Departemen Pertahanan Nasional Philipina merupakan bagian program modernisasi Angkatan Bersenjata Philipina dengan target pencapaian dapat memenuhi prakiraan kebutuhan table organisasi dan peralatan (TO&E).

Perencanaan yang dibuat mengikuti cetak biru rencana pertahanan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya dikontrol oleh Parlemen.

Pembelian fregat kelas Jose Rizal dan kontrak pengadaan korvet dengan Korea Selatan ini merupakan bagian dari program modernisasi dan penggantian kapal-kapal yang sudah berusia lanjut dan dipensiunkan dari jajaran Angkatan laut Philipina.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Helikopter Korea Selatan Untuk Penggempur

Teknologi 5G Untuk Militer