Helikopter Korea Selatan Untuk Penggempur

Kuartal pertama 2021 Tim Korean Aircraft Industries (KAI) dan Israel Aerospace Industries (IAI) mengumumkan koloborasi mereka dalam pengembangan bersama dibidang teknologi MUM-T.

Teknologi MUM-T yang dimaksud disini bukanlah sekedar penerbangan bersama antara wahana pesawat berawak bersama drone, atau wahana udara nirawak (terbang tandem), tetapi akan melengkapi wahana berawak berupa pesawat helikopter dengan peluncur drone sebagai senjata penghancur yang lazim disebut sebagai Loitering Munition atau LM. LM dikenal juga sebagai suicide drone, atau drone kamikaze.

Dari kata loitering, bendanya menyerupai drone, dapat terbang (loiter) tetapi lebih diutamakan membawa hulu ledak dengan daya ledak tinggi (munition). Sebagaimana drone, LM ada yang dilengkapi dengan kamera video dan GPS, ada juga yang tidak.

Helikopter KUH-1 Chamsuri, image: Korea Defense Blog (Facebook)

Helikopter Korea dengan Loitering Munition

Helikopter Korea Selatan produksi KAI antara lain KUH-1 Surion, KUH-1P Chamsuri, MUH-1 versi untuk Korps Marinir, KUH-1M untuk Angkatan Darat, KUH-1CG untuk Coast Huard, dan beberapa jenis lainnya.  KUH-1 merupakan helicopter utility, multi-role.

Helikopter versi MAH Marineon seperti yang di pamerkan dalam pameran ADEX 2021, Seoul tahun lalu diperkenalkan dengan dilengkapi sarana peluncur Loitering Munition pada bagian pylon (empat tabung peluncur LM) dan pada bagian samping pesawat terdapat Sembilan peluncur LM.

Konsep MUM-T LM pada helicopter ringan KAI bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operasional.  KAI akan menangani peningkatan kinerja pada helikopter, dan IAI akan mengembangkan teknologi drone LM untuk program kerja sama ini.

Helikopter Laut, MAH-1 Marineon (Marine Attack Helicopter).

Helikopter akan dilengkapi dengan sistem kontrol untuk mengendalikan drone loitering munition (LM) dari IAI yang sedang dirancang untuk dapat diluncurkan dari sebuah tabung peluncur (canister) yang dipasang pada bagian samping atau bagian pylon pesawat helikopter.

Sistem kendali yang ada di pesawat helikopter dapat mengendalikan drone LM setelah lepas dari peluncurnya.

Drone Loitering Munition akan mengirimkan data ke pesawat tentang situasi pengintaian saat drone melakukan loitering (melayang diatas area sasaran), data yang dikirim akan dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh awak pesawat yang mengendalikan drone, apakah sasaran harus di netralisir (sasaran tempur), atau tidak (untuk sasaran yang ternyata bukan combatant).

KAI MUM-T

IAI memiliki reputasi dalam pembuatan drone LM atau disebut sebagai Unmanned Loitering Munitions Systems (ULMS).  Produk ULMS dari IAI seperti Harop, dan Harpy sudah dipakai oleh bebertapa Negara.

Dalam kesempatan pameran ADEX 2021 (Seoul International Aerospace & Defence Exhibition), dan penjelasan dari DAPA (Defense Acquisition Program Administration) Kementrian Pertahanan Korea Selatan, helikopter yang akan di gunakan untuk program pengembangan MUM-T ini adalah helikopter buatan KAI KUH-1 Surion dengan drone loitering munition.

Helikopter utility bermesin ganda yang dikembangkan secara bersama oleh KAI, Agency of Defense Development (ADD), dan Korea Aerospace Research Institute (KARI), bekerjasama dengan industri Eropa, ERUCOPTER (Peogram Korea Helicopter Project – Korea Utility Helicopter atau KHP-KUH).

KAI MUM-T, image: newstomato.com

Secara umum, spesifikasi dasar dari KUH-1 Sirion, memiliki panjang keseluruhan 19 meter, tinggi hingga ujung atas baling-baling ekor sekitar 5 meter, tinggi hingga atas rotor utama 4,40 meter, lebar badan pesawat 3,3 meter.

Berat maksimum tinggal-landas 19.000 lbs. Menggunakan dua mesin turboshaft T700-701K (2 x 1855 shp), dengan FADEC (Full Authority Digital Engine Control), kecepatan jelajahnya 146 knot.

Namun setelah melihat apa yang di pamerkan dalam ADEX 2022, agaknya untuk program MUM-T dengan ULMS ini akan diterapkan pada varian KUH MAH Marineon (Marine Attack Helicopter).

MAH Marineon yang dipamerkan memiliki persenjataan dalam dua Level.
Level 1: Senjata misil udara-ke-darat/permukaan, dan senapan mesin pendukung.
Level 2: Senjata misil udara-ke-darat/permukaan, senapan mesin, + MUM-T Launcher.

MUM-T memiliki empat modul yang berlainan; modul reconnaissance, modul EW, modul Deception, dan modul suicide mission.Kelengkapan lainnya berupa TADS – Target Acquisition & Designation Sight, dan helmet HMD – helmet mounted display.

Tujuan pengerahan ULMS adalah untuk mendukung misi SEAD – Suppression of Enemy Air Defence, dan DEAD – Destruction of Enemy Air Defence.

Helikopter tersebut juga dipesan oleh Angkatan Darat Korea Selatan dalam jumlah yang cukup banyak untuk menggantikan asset lama mereka UH-1H dan 500MD.

Loitering Munition

Berbekal pengalaman pahit dalam perang Vietnam, Amerika Serikat berupaya untuk membuat senjata udara yang dapat membungkam radar pertahanan serangan udara.

Dalam perang Vietnam, mendeteksi radar radar pertahanan udara Vietnam Utara sering sulit, karena radar hanya dioperasikan saat menembakan senjata anti serangan udara seperti SA-2, dan sebagainya.

Upaya membuat senjata tersebut berujung pada pengembangan misil AGM-136 Tacit Rainbow – anti-radiation missile – diera awal 1980an – dengan memiliki kemampuan loiter.

Yang tadinya program tersebut merupakan program Kementrian Pertahanan, kemudian pada tahun 1984 menjadi program bersama US Navy dan US Air Force. Dan pada bulan Juli 1984, AGM-136 pertama di luncurkan.  Namun entah bagaimana, pada tahun 1991 program tersebut dihentikan.

Northrop AGM-136

Amerika kini memiliki berbagai versi LM, baik yang diluncurkan dari udara maupun dari darat seperti Hero-120 yang diluncurkan dari IFV LAV-25 8×8 milik USMC yang memiliki multi-canister launcher.

Sementara itu, diluar Amerika Serikat pengembangan LM sudah marak.  Era 1990an, beberapa industri persenjataan sudah mulai memproduksi LM yang sudah memiliki kemampuan dan lulus uji.

Versi LM baik yang diluncurkan dari wahana udara maupun dari darat, termasuk canister launcher yang mirip pelontar mortar.

Drone Kamikaze Rusia atau Suicide Drone, Lancet-3. image: vpk.name

Contoh Produk Loitering Munition

  • ST-35 Silent Thunder  produksi Athlon Avia, Ukraina.
  • RAM II UAV Loitering Munition buatan CDET LCC, Ukraina.
  • S-570 buatan China Military Drone Alliance, Cina
  • WS-43, buatan Sichuan Aerospace Industry Corporation (SAIC), Cina.
  • NCSIST Chien Shiang buatan Taiwan.
  • Fire Shadow buatan MBDA untuk Angkatan Darat Inggris.
  • Hero famility Loitering Munition, UVision Smart Loitering Systems, buatan UVision Air Ltd. Israel. Loitering Munition ini juga dibuat oleh Rheinmetall, Jerman atas lisensi UVision.
  • ORYX buatan Turkmenistan.
  • KARGU rotary wing attack drone loitering munition buatan STM Kargu, Turki.
  • Green Dragon buatan IAI, Israel
  • WZL-2 Dragonfly  buatan PGZ Group, Polandia.
  • LANCET-3 buatan Russia.

Kehadiran Loitering Munition saat ini masih terus mendapat tantangan dari kalangan pegiat Hak Asasi Manusia.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kehebatan Drone Sukhoi S-70 Okhotnik Rusia

Korvet Hyundai HDC-3100 AL Filipina