Mengenal Sigma Class Maroko

Royal Moroccan Navy Sigma Class

Kapal perang type SIGMA merupakan platform kapal perang berupa Ship Integrated Geometrical Modularity Approach, yang dirancang oleh galangan kapal Belanda Schelde Naval Shipbuilding (Koninklijke Maatschappij De Schelde, BV., kini menjadi Group DAMEN).

Ukurannya, bisa berbeda-beda, bergantung kepada pihak pemesan, dan juga perangkat pendukung yang akan melengkapi dan mempersenjatai kapal. Pembuatnya galangan kapal Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding.

Sistem modular untuk memberikan fleksibilitas dalam menekan biaya operasionalnya. Kapal ini diilhami oleh high speed displacement hull dari MARIN Teknik Amerika Serikat era 1970an.

Angkatan Laut Kerajaan Maroko, Royal Moroccan Navy (RMN) memiliki tiga kapal perang kelas Sigma (Kelas Sigma Maroko) yakni; 1 (dua) unit Fregat SIGMA 9813 (Panjang kapal 98 meter, Beam 1 meter), dan 1 (satu) unit Fregat SIGMA 10513 (Panjang kapal 105 meter, Beam 13 meter).

Royal Moroccan Navy Sigma Class. Image: Michael Floch.

Fregat SIGMA 9813 Maroko disebut juga sebagai FMMM (Frigates Multi-Mission Marocaines).

Kapal-kapal tersebut dipesan sejak tahun 2008, dan mulai dioperasikan – kapal yang pertama pada tahun 2011.

Fregat Kerajaam Maroko diberi nama RMNS Sultan Moulay Ismail, nomor lambung F614, dan RMNS Allal Ben Abdellah, nomor lambung F615 (kedua kapal di komisi tahun 2012, hanya berbeda bulannya). Dan RMNS Tarik Bin Ziyad dengan nomor lambung F613 (di komisi 2011).

Fregat Kerajaam Maroko ini memiliki kecepatan jelajah maksimum 26 knot dan kecepatan ekonomis 18 knot, diawaki hingga 110 personel pelaut. Dilengkapi dengan satu unit pesawat helicopter ringan/menengah.

RMNS Sulta Moulay Ismail, image: farmarocoofficielle (Facebook)

Persenjataannya berupa:

  • Meriam utama: Super Rapid Gun Oto Melara 76/62. SAM MICA (vertical launch), SSM Exocet MM40 Block-3, 2 unit MG 20mm.
  • Dua unit Triple launch Torpedo Tube B515 EuroTotorp untuk meluncurkan Torpedo A244/S Mod 3.
  • Untuk Peperangan Elektronik: ESM Thales Vigile 100, ECM Thales SCORPION, Decoy TERMA SCORPION. Dan,TERMA SKWS Decoy system.
  • Combat Management system: Thales TACTICOS.
  • Weapon Control System: Radar/Optronic Director Thales LIROD Mk2 3D.
  • Radar: Surveillance radar Thales SMART-S Mk2 3D (jarak tinjau hingga 250 km).
  • Sonar: hull-mounted Sonar Thales KINGKLIP.

Tidak semua kapal perang type SIGMA memiliki kelengkapan yang sama, namun fasilitasnya tetap disiapkan, maka sering dalam spesifikasi disebutkan istilah FFBNW – Fitted For, But Not With. [1] Global Naval Surface Combatant & Warfare Systems.

Pusat Informasi Tempur Kapal (Combat Management System)

Pada pusat informasi tempur kapal dilengkapi dengan Combat System (CS) atau Combat Management System (CMS), yang terdiri dari sejumlah subsistem yang secara fisik terhubung satu sama lain melalui data bus dan/atau video bus.

Pengintegrasian semua subsistem secara harmonis dan efektif dilakukan dengan arsitektur yang disebut “SigMA-SPLICE” (Signaal Modular Architecture – Subscription Paradigm for the Logical Interdace of Concurrent Engines).

Berupa arsitektur distribusi computer yang memproses aplikasi secara real-time. Perangkat-perangkat yang akan dihubugkan dikoneksi melalui bus terminal servers (BTS).

Adapun subsistem modular Combat System pada FMMM berupa:

  1. Perangkat Sensor & Tracker;
    • MW08 3D air & surface surveillance radar.
    • LIROD Mk2 radar & TV tracking system
    • ESM DR3000
    • Sonar KINGKLIP
    • IFF (Identification Friend or Foe)
    • Target Designation Sight dengan teropong siang hari.
    • Radar navigasi, dan
    • Ship Reference System (Gyro stabilizer, Log, GPS dan pemantau cuaca).
  2. Combat Management System TACTICOS. Berikut piranti lunak, meja operator, bus terminal servers, CS data bus, dan Video bus.
  3. Data Link; Link Y Mk 2, dan down link untuk hubungan dengan pesawat helicopter.
  4. Perangkat non-on-line, termasuk untuk peluncuran torpedo dan auxiliary gun.

Combat System sangat membantu pelaksaanaan peperangan, dari mulai melakukan pengawasan/pemantauan wilayah sekitar pelayaran/pertahanan melalui perangkat sensor , mendeteksi hingga menjejaki obyek pantauan, baik yang berada di udara maupun di permukaan.

Melakukan kompilasi gambar video maupun digital untuk menjaga gambar-gambar taktis.

image: Damen Naval Shipbuilding.

Mendukung pelaksanaan operasional maupun tempur bagi tim komando-kendali dalam analisa situasi taktis, sehingga keputusan dapat diambil secara cepat, termasuk; evaluasi obyek udara, dukungan informasi apakah pelaksanaan pertahanan udara (AAW), untuk permukaan, atau peperangn anti-kapal selam (ASuW). Selain dukungan navigasi/rencana arah pelayaran.

Sistem ini juga dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis dalam menentukan penjejakan target/pengarahan dan senjata kearah obyek sasaran setelah dikenali dari Lasa-X menjadi obyek tembak.

Sistem tempur modular atau MCS – Modular Combat System – pada intinya menggunakan dasar arsitektur SEWACO FD (Fully Distributed).

Radar Pantau udara dan permukaan MW08 3D, memantau situasi secara real-time dengan radius jangkauan 105 km, dan sudut elevasi 70 derajat, sehingga dalam menganalisa hasil pantauan memiliki cukup waktu dalam mempersiapkan tindakan selanjutnya, termasuk penyiapan senjata yang akan digunakan apabila obyek pantai sudah diketahui sebagai ancaman.

Setelah obyek terdeteksi, system secara otomatis menjejakinya melalui antenna multi-beam yang difilter dengan digital Doppler, 3D plot processing, dan 3D target tracking.

Untuk obyek permukaan; obyak dapat dipantau dalam radius 32 km dengan posisi dua dimensi (2D), course & speed. Bila pendeteksian dan penjejakan dilakukan secara manual, obyek dijejaki dengan sarana video surveillance MW08.

Setelah di inisiasi, system akan beroperasi secara otomatis. Informasi video yang diperoleh dari radar selanjutnya operator di console/meja operasi dapat menginisiasi penjejakan, dan memonitor dua fire control windows secara manual. MW08 juga dapat memberikan data plotting obyek untuk FC senjata.

Antena MW08. Radar pantau udara=permukaan MW08 mungkin terinspirasi dari radar SMART 3D yang mulai digunakan pada tahun 1989. Antena IFF pada MW08 akan menyalurkan pantauannya ke system lalu ke CS data bus dan CATV bus. Selain itu juga ke ship reference dan gambar video ke display radar, serta system blanking ke peralatan eksternal seperti ESM, dan sebagainya.

MW08 memiliki kemampuan; mendeteksi dan menjejaki obyek udara – normal air target mode dan duckting mode, untuk obyek permukaan termasuk pemantauan dengan video. FC/ Splash spotting detection. Jammer detection, dan seterusnya.

Berikutnya, penjejak berupa subsistem LIROD sebagai bagian dari Kodal dan system senjata untuk menghadapi target udara dan permukaan. LIROD memiliki system data bus yang juga merupakan medium komunikasi. Untuk mengakuisisi dan menjejaki obyek pada jarak dekat hingga menengah dan memberikan data penjejakan target ( dalam format 3D) ke system kendali persenjataan.

Antena LIROD, beroperasi pada K-band, dilengkapi kamera tv, serta perangkat sensor interface untuk proses ke system data bus dan video distribution bus.

Untuk pemantauan visual pada siang hari dapat dilakukan juga dengan TDS – target designation sight, yang dilengkapi dengan teropong untuk siang hari. Pemantauan dilakukan oleh personel operator diatas deck kapal.

Pendukung untuk operasi peperangan anti-kapal selam, kapal dilengkapi dengan perangkat hull-mounted Sonar KINGKLIP yang terpasang pada lunas kapal bagian depan – bow dome.

Sonar ini berguna untuk mendeteksi kapal selam, deteksi adanya ancaman torpedo, dan untuk penghindaran rintangan/obstacle avoidance. Pengoperasian pendeteksian dilakukan di ruang instrument sonar, lalu informasi diteruskan ke ruang pusat kendali tempur di kapal.

source.

Persenjataan Missile di Kapal

Selain misil Exocet MM40 Block-3, industri pertahanan MBDA juga memasok misil MICA bagi FMMM ini.

MISIL MICA

Sistem senjata Misil SAM MBDA MICA merupakan misil anti serangan udara jarak pendek. Awalnya misil ini dikembangkan oleh industri misil dan kedirgantaraan MATRA Defence dari Perancis.

MATRA kependekan dari Mécanique Aviation Traction, sebuah industri yang berkembang dengan pesat di Perancis sejak tahun 1945 di dalam bidang industri mobil, sepeda, hingga kedirgantaraan dan peralatan militer termasuk persenjataan.

Di tahun 1974, mereka mulai mengembangkan senjata misil, menggunakan dasar misil Perancis SATCP (Sol-Air à Très Courte Portée). MATRA sukses dalam mengembangkan misil anti serangan udara tersebut dan diberi nama MISTRAL – terjemahan umum: diambil dari nama angin yang kuat, dingin, dan kering, biasa bertiup di musim dingin melalui lembah Rhone di Selatan Perancis menuju perairan Mediterranean. Sedemikian dahsyatnya misil MISTRAL ini sehingga diberi nama angin tersebut.

Lalu, MISTRAL mulai digunakan pada tahun 1988, yaitu versi S1. Lalu versi kedua – M2 pada tahun 1997, dan versi ketiga M3 pada tahun 2019.

Pada tahun 1996 Perusahaan ini merger dengan Industri Strategis dari Inggris, British Aerospace Plc., nama grup ini menjadi MATRA BAe Dynamics. Kini tergabung dalam kelompok industri multinasional Eropa MBDA. MBDA merupakan merger antara Matra BAe Dynamics, EADS-Aerospatiale, Matra Missile, dan Alenia Marconi System.

Dalam artikel ini missile kami sebut sebagai misil bukan rudal, rudal lebih ditujukan kepada sebutan guided missile.

MISTRAL merupakan nama misil portable perorangan (MANPADS) dengan infrared homing, untuk system pangkal darat MANPADS ini juga sebut sebagai MISTRAL/MISTRAL 2, adanya juga ATLAS dan MISTRAL ALBI untuk system MISTRAL yang dipasang pada kendaraan, dan. Sistem peluncur MISTRAL dibuat dalam berbagai kebutuhan, untuk mempersenjatai pesawat tempura tau helicopter tempur, sistemnya disebut ATAM (unit peluncur untuk dua misil MISTRAL).

Untuk sistem yang di pasang pada kapal perang, ada SIMBAD – system MANPADS dengan dua peluncur misil MISTRAL, system TETRAL – system peluncur 4 MISTRAL tanpa diawaki, dan SADRAL – system peluncur 6 MISTRAL tanpa di awaki. [3] MATRA – MBDA.

Angkatan Laut Kerajaan Maroko saat ini mengoperasikan enam unit fregat, selain tiga Type SIGMA ini, yang lainnya berupa fregat kelas Mohammed IV (FREMM koloborasi Perancis dan Itali), dua unit fregat kelas Floreal buatan Perancis. Satu unit Korvet dan empat unit Kapal Cepat Misil kelas Lazaga buatan Spanyol. Selebihnya berupa kapal patrol (OPV), dan kapal-kapal pendukung.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Saat Korea Selatan Menerobos Industri Pertahanan Amerika

Wahana Udara Nirawak Pendamping (MUM-T)