Saat Korea Selatan Menerobos Industri Pertahanan Amerika

Industri Pertahanan Korea

US ARMY sedang menuju peremajaan kekuatan dan alat peralatan, termasuk diantaranya untuk kendaraan tempur yang dikemas dalam program OMFV (Optionally Manned Fighting Vehicle) untuk menggantikan kendaraan tempur infanteri M2 Bradley.

Pertengan bulan Juli 2021 program ini memasuki tahap pembuatan rancang-bangun. Dalam tahap ini pihak US ARMY telah menunjuk lima industry untuk berkompetisi dan telah di umumkan oleh pihak US ARMY Contracting Command – Detroit Arsenal (ACC-DA).

Program tersebut mengalokasikan waktu selama lima belas bulan untuk menghasilkan konsep rancang bangun dalam bentuk digital. Ada yang menarik dari program ini, sebagaimana yang terjadi saat US ARMY dan USMC mencari medium tank beberapa tahun yang lalu dimana pada tahap final.

AS-21 Redback, source.

Tinggal pihak BAE Systems yang menggandeng industry lokal Amerika General Dynamic Land Systems, bersaing dengan SAIC Defense System yang menggandeng produk Singapura berupa NGAFV – Next Generation Armour Fighting Vehicle yang di produksi oleh ST KINETICS (STK) Singapura.

Dalam beberapa event, seperti kegiatan tahunan US ARMY – AUSA, maupun event yang sama di USMC, produksi STK dinilai lebih unggul, namun akhirnya pilihan diberikan kepada grup BAE-GDLS.

Dalam kompetisi perancangan OMFV ini industry Oshkosh menggandeng industry kendaraan tempur asal Korea Selatan Hanwha dalam bentuk konsorsium. Konsorsium Oshkosh-Hanwha juga melibatkan Rafek Advanced Defense Systems, Plasan, QinetiQ Inc., dan Pratt Miller.

AS21 Redback Infantry Fighting Vehicle (IFV), image: Youtube.

Kegiatan Perancangan ini merupakan kegiatan tahap ke-2 dari program OMFV, setelah tahap perencanaan dan pengajuan konsep. Selanjutnya akan dilanjutkan dengan tahap ke-3 berupa pembuatan purwa-rupa atau prototype, tahap ke-4 untuk pengujian, dan tahap ke-5 berupa tahap produksi.

Sasaran akhir adalah mendapatkan kendaraan tempur infanteri (IFV) yang dapat mendukung maneuver pasukan dalam operasi secara cepat dan aman serta memiliki daya tembak.

Untuk mendukung program ini, Hanwha Defense telah mendirikan badan usaha di Amerika, Hanwha Defense USA.

Hanwha Defense merupakan industry kendaraan tempur Korea Selatan yang telah memiliki pengalaman dalam merancang-bangun dan memproduksi kendaraan tempur lapis baja beroda rantai maupun beroda ban.

image: militaryleak.com

Untuk program OMFV kali ini, tim Oshkosh-Hanwha akan menampilkan rancangan kendaraan tempur yang menggunakan chassis kendaraan tempur infanteri Redback hasiil pengembangan Hanwha. IFV Redback telah berpengalaman maju dalam kancah persaingan tingkat internasional.

Dalam kompetisi program modernisasi kendaraan tempur LAND 400 Angkatan Darat Australia, Redback merupakan salah satu dari dua pesaing pada tahap ke-3 program, melawan tawaran dari Rheinmetall, Jerman, yang mengajukan IFV KF41 LYNX. Program LAND 400 ini disebut juga sebagai kebutuhan MCCC (Mounted Close Combat Capability).

Di Australia, Hanwha Defence juga turut dalam persaingan program LAND 8116 untuk akuisisi senjata Howitzer GS AS9, dan kendaraan pemasok munisi secara otomatis AS10.

Tahun ini menurut rencana, pihak Angkatan Darat Korea Selatan juga akan melakukan uji-coba pada IFV Redback tersebut. Hanwha Defence telah memproduksi kendaraan tempur dalam jumlah yang cukup banyak dan produksi mereka selain digunakan oleh Angkatan Bersenjata Korea Selatan, juga sudah di ekspor ke berbagai Negara seperti India, Malaysia, Tutki, Norwegia, Findlandia, Estonia dan Polandia.

Lima tim yang telah memperoleh kontrak dari US ARMY untuk program OMFV ini adalah; Point Blank Enterprises, Inc. Tim Oshkosh-Hanwha, BAE Systems Land and Armaments L.P., General Dynamics Land Systems, Inc., dan American Rheinmetall Vehicles, LLC. Total biaya kontrak untuk kelima tim Industri tersebut sebesar US$. 299,40 juta.

Hasil rancangan digital dalam tahap ke-2 program ini – disebut sebagai A-CDD, akan diumumkan pada kwartal pertama tahun fiscal 2022 ini. Sedangkan untuk tahap produksi awal terbatas dijadwalkan pada tahun 2027.

Sebagaimana di katakana oleh beberapa pihak dalam US ARMY, kendaraan tempur infanteri berawak yang baru ini diharapkan dapat menolong maneuver pasukan mendekati wilayah pertempuran dan memberikan tekanan tembakan dalam manuver operasi gabungan.

Sekilas tentang IFV AS21Redback

  • Bobot tempur 42 ton,
  • Awak kendaraan 3+8
  • Mesin penggerak: Mesin diesel berkekuatan 600-700hp, Pihak Hanwha belum membuka data tentang mesin yang digunakan, tetapi ada yang berspekulasi saat melihat kendaraan uji, menggunakan mesin diesel MTU 8 silinder dengan power output 1.000hp.
  • Kecepatan maksimum >65 km/jam, Jarak tempuh 520 km.
  • Daya menanjak/Gradien: 60%
  • Side slope/kemiringan: 30%
  • Vertical step: 0,70 meter
  • Lintas parit: 2 meter
  • Lintas kedalaman arung air/Fording: 1,20 meter
  • Kubah jenis EOS T-2000 berkapasitas dua personel (komandan Kendaraan dan operator senjata.
  • Senjata utama: Kanon otomatis Bushmaster II Mk44S kaliber 30mm, pendukung berupa senapan mesin ringan MAG-58 kaliber 7,62mm, dan pelontar granad asap multi laras kaliber 76mm, Untuk pertahanan atas serangan udara senapan mesin berat kaliber 12,7mm, Senjata lawan tank ATGM (Spike LR2).
  • Sarana pendukung tempur digital berupa CMS (Combat Management System).
  • Jumlah roda jalan: masing-masing sisi 7 buah, didukung dengan lengan dudukan hydro-pneumatic sustension unit (ISU) untuk meredam bobot kendaraan terhadap guncangan.
  • Rantai yang digunakan berupa sistem composite rubber track (CRT)
    yang dapat meningkatkan kemampuan kendaraan saat melitas dimedan sulit.
image: The Mounted Trooper – Royal New Zealand Armoured Corps (Facebook)

Untuk lapisan baja tahan peluru, Hanwha bekerja sama dengan Plasan, Israel. Resistensi kendaraan terhadap ledakan ranjau ataupun IED (improvised explosive devices) dibawah hull atau terlindas oleh rantai, setara dengan 10kg TNT. Tempat duduk awak dan penumpang menggunakan kursi jenis ‘blast energy absorbing’.

Body kendaraan dengan lapisan pelat baja yang dapat memberikan proteksi berdasar STANAG Level 2 hingga 6. Dalam perancanggan Redback dapat diberi tambahan pelindung berupa APS (active protection system) Iron Fist produksi Elbit, Israel, atau yang sejenis.

APS Iron Fist dilengkapi dengan integrated radar dan electro-optic yang menunjang awak kendaraan untuk mendeteksi, menggolongkan, dan mengkonter beberapa ancaman dalam waktu sempit. Selain itu, tambahan pelindung Iron Fist dapat melindungi kendaraan dan penumpangnya dari serangan senjata roket ataupun misil anti-tank.

Oshkosh OMFV, source.

Kanon 30mm pada kubah Redback dapat diganti dengan kanon caliber 40mm dengan mudah dan hanya mengganti sedikit (tidak lebih dari lima) komponen, tanpa perlu memodifikasi kubah. Begitu juga dengan senjata pendamping, selain senapan mesin ringan dan senapan mesin berat, kubah dapat juga dipasangi senjata pelontar granad otomatis kaliber 40mm.

Untuk keluar-masuknya pasukan kendaraan memiliki pintu ramp yang dioperasikan dengan tenaga elektrik, dan berukuran cukup lebar pada bagian belakang kendaraan.

Sejak tahun 1981 hingga saat ini US ARMY mengoperasikan sekitar 3.500 unit IFV M2 Bradley.

Hanwha Defence

Industri militer Hanwha Defence merupakan industry strategis Korea Selatan dari Grup hanwha yang didirikan pada tahun 1952. Pada tahun 2016 secara resmi perusahaan grup Hanwha diakuisisi oleh grup Doosan DST (Doosan Corporation).

Pengakuisisian ini memperkuat posisi Hanwha dalam kancah industry strategis dan militer di Korea Selatan dan kemudian mendunia, bersama dengan industry lainnya; Hanwha Rotem, dan Hyundai Rotem.

Grup Hanwha bergerak dalam berbagai jenis industry diantaranya; bidang pabrikasi dan konstruksi. Perluasan usaha dilakukan di bidang chemical, aerospace & mechatronics, dan sebagainya.

S: Oshkosh Defense/Hanwha Product Info./Army_Technology.
G: Hanwha

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kemajuan Industri Pertahanan Korea Selatan

Mengenal Sigma Class Maroko