Perkembangan pesawat tempur dalam dua dasawarsa ini sedemikian mengemuka, dari F-22 Raptor, J-20 Chengdu, HAL Advanced Medium Combat Aircraft (AMCA) India, SAAB Flygsystem 2020, hingga Sukhoi-57 yang dikategorikan sebagai pesawat tempur generasi ke-5.
Lalu disusul dengan pengembangan pesawat tempur generasi ke-6 seperti; Mitsubishi F-X (X-2 Shinshin), Shenyang FC-31 Gyrfalcon yang juga disebut sebagai J-31 atau J-35, F-35A/B/C, Su-57 advanced dan MiG-31 versi lanjut.
Dari perkembangan tersebut maka dibutuhkan pesawat latih tempur yang juga mengikuti perkembangan kemajuan teknolgi pesawat tempur yang ada maupun yang sedang dikembangkan.
Seperti diketahui, Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) sudah mengembangkan pesawat latih tempur lanjut T-7A yang dikembangkan oleh pihak industri Boeing bersama SAAB – Swedia.
Pesawat yang asalnya disebut sebagai Boeing T-X ini dipilih oleh USAF pada 27 September 2018 sebagai pemenang Program T-X untuk menggantikan pesawat latih T-38 Talon. Dengan kontrak senilai US$ 9,2 milyar untuk 351 unit pesawat.
Pesawat yang memiliki panjang 14 meter dengan bobot 3.250 kg mampu terbang dengan kecepatan jelajah 1.300 km/jam, dengan mesin General Electric F404. Terbang perdana pada 20 Desember 2016, dan mulai diproduksi masal pada tahun 2021. Pesawat ini diberi nama Boeing T-7 Red Hawk.
Pesawat latih yang baru dipilih ini agaknya masih belum memuaskan pihak USAF, terutama pihak Air Combat Command (ACC). Agaknya Air Combat Command (ACC) menyarankan untuk mencari lagi alternative pesawat latih tempur lanjut dengan mencontoh (emulated) pesawat tempur jet generasi ke-4 dan ke-5 dan mampu memberikan pelatihan yang baik bagi penerbang tempur yang masih baru untuk melakukan penerbangan tempur.
Keinginan untuk mendapatkan pesawat latih tempur lanjut ini dinyatakan dengan dikeluarkannya pernyataan dari pihak USAF pada 12 Oktober 2021. Meskipun pesawat T-7 sedang dalam proses pabrikasi dan rencananya akan diserahkan ke pangkalan udara gabungan San Antonio-Randolph di Texas pada tahun 2023.
The @USAirForce #T7A #RedHawk name and livery honor the Tuskegee Airmen, who flew the red-tailed P-51 Mustang in World War II. #ASC19 pic.twitter.com/ghQOhmQeaC
— Boeing Defense (@BoeingDefense) September 16, 2019
Hal ini juga diperkuat oleh seorang anggota grup pengawas Proyek Pemerintah (watchdog group Project on Government Oversight) Dan Grazier yang mengatakan: “the Air Force’s consideration of another trainer aircraft raises questions about its strategy and priorities — and perhaps about the T-7.”
“This does seem like a really curious move,” Grazier said in a Nov. 29 interview. “There’s a couple of things that this move communicates that I think the Air Force didn’t really mean to communicate.”
(Defense News – Daily News Roundup December 01, 2021.)
Pihak Boeing sendiri memberikan pernyataan tentang kemampuan T-7 yang dapat memenuhi kebutuhan ACC, dengan pernyataan: “From its digital beginnings, the T-7 was designed for growth,” Boeing said. “This exciting opportunity is being explored to see how the T-7′s growth path for future missions align with Air Combat Command’s ATT initiative.”
Kehadiran pesawat latih tempur lanjut memang sangat dibutuhkan pada saat ini, dimana pergantian generasi pesawat tempur yang ada. Dengan melatih para penerbang tempur baru menggunakan pesawat latih tempur lanjut, diharapkan dapat adanya alih keahlian dengan menghemat waktu pelatihan yang dibutuhkan untuk pelatihan misi dan persiapannya.
Pihak ACC berupaya agar pesawat latih tempur lanjut yang mereka terima dapat mendukung kebutuhan operasional dalam mempersiapkan para penerbang tempur guna mendukung tugas pokok dan fungsi ACC selaku pendukung implementasi global dari strategi keamanan nasional AS, selaku ujung tobak (lead agent) kekuatan tempur USAF.
Lalu jenis pesawat latih alternative T-7 apa yang dikehendaki oleh ACC, hingga tulisan ini dibuat, pihak media masih belum dapat menghubungi pihak ACC.
Sumber: DefenseNews. Air Force Global. Jane’s
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!