IFV Lynx 120 Tidak Efisien?

Sejak Perang Dunia II, Jerman dikenal dengan berbagai jenis kendaraan tempur atau tank yang cukup ditakuti oleh pasukan Sekutu. Sebut saja keluarga Panzer IV, atau tank berat Tiger dengan berbagai variannya.

Paska Perang Dunia II Industri militer Jerman yang terpecah menjadi Barat dan Timur, lebih dikenal produksi dari Jerman Barat, Sementara Jerman Timur lebih menggunakan produksi dari Russia dan sekutunya.

Sebagai Negara yang ‘kalah perang’ produk-produk militer Jerman cukup tersendat, namun Jerman tetap memiliki produk dengan kualitas tinggi.

https://www.defenceturk.net/rheinmetall-yeni-lynx-120-hafif-tankini-tanitti

Di tahun 1960an, Jerman bekoloborasi dengan Amerika Serikat untuk mengembangkan kendaraan tempur lapis baja kelas berat atau Tank Tempur Utama (MBT).

Namun akhirnya koloborasi tersebut terhenti, Jerman berjalan sendiri dengan hasil MBT Leopard, Sementara Amerika Serikat mengeluarkan MBT M1 Abrams.

Kendaraan Tempur Infanteri Jerman (IFV)

Saat ini Jerman memiliki industri kendaraan tempur dengan bendera Rheinmetall.  Industri ini tidak saja memproduksi tank kelas berat, tetapi juga kelas menengah atau medium tank dan kelas ringan atau light tank.

Berikut ini salah satu kendaraan tempur lapis baja beroda rantai dari Rheinmetall yang digolongkan sebagai kendaraan tempur infanteri atau IFV/Infantry Fighting Vehicle yang diberi nama LYNX.

Marder IA3 IFV yang juga digunakan TNI-AD. https://ringtimesbali.pikiran-rakyat.com/lifestyle/pr-282973706/daftar-kekuatan-baru-alutsista-tni-ad-2021-tank-mortar-peluncur-roket-artileri-hingga-helikopter

Lynx merupakan kelanjutan dari IVF produksi Rheinmetall lainnya yaitu MARDER, lalu PUMA yang mulai digunakan oleh Angkatan Darat Jerman pada tahun 2015.

Lynx 120 oleh Rheinmetall diutamakan untuk pasar ekspor, mulai diperkenalkan pada tahun 2016 dengan sebutan Lynx KF-31 (Kettenfahrzeug-31, atau tracked vehicle-31). Berikutnya, KF-31 dimodernisir menjadi varian KF-41 dan diperkenalkan pada tahun 2018.

Lynx 120 yang ditujukan untuk pasar ekspor, ditawarkan ke Qatar, Australia dan Cheko.  Untuk penjualan, Rheinmetall telah mendapatkan kontrak dengan Negara Hongaria.

Lynx KF-41, image: Twitter.

Desain Baru Kendaraan Tempur Infanteri

Lynx 120 menggunakan rancangan modular sehingga dapat dikonfigurasikan dalam berbagai varian disesuaikan dengan peran peruntukan operasinya.

Modul pendukung misi pada Lynx dapat dipertukarkan di daerah operasi dalam waktu yang relative cepat, tanpa perlu dilakukan di bengkel khusus, seperti Bengkel Pusat Peralatan.  Misalkan bertukar peran menjadi kendaraan Komando-Kendali, Pengintai, Ambulan Lapis Baja, dan sebagainya.

Varian KF-31 dan KF-41 memiliki perbedaan bobot yang cukup besar.  KF-31 memiliki bobot tempur 38 ton, Sementara KF-41 bobot terendahnya 44 ton dan dapat mencapai bobot 50 ton, bergantung kepada variannya.  KF-41 dapat dikatakan sebagai IFV terberat dikelasnya.

Hull dan kubah berupa konstruksi pelat baja yang di las, bagian sisi dan depan kendaraan mampu menahan tembakan senjata kaliber 30mm, selebihnya mampu menahan hujaman proyektil kaliber 14,5mm.

Untuk meningkatkan kekebalan terhadap kaliber yang lebih besar, Rheinmetall menyediakan paket modul add-on armor yang mudah dipasang pada Lynx.

Selain itu, konstruksi dan bahan baja yang digunakan pada bagian bawah hull dapat melindungi penumpang didalamnya dari ledakan ranjau ataupun IED dengan kekuatan setara 10 kg TNT.

Perlindungan terhadap personel yang berada didalam kendaraan antara lain berupa perlindungan dari bahan Nubika (Nuklir-Biologo-Kimia), serta sistem pemadam api otomatis.  Tempat duduk personel dilengkapi dengan energy absorbing.

Pelindung tambahan (optional) terhadap senjata misil/roket anti-tank berupa hard-kill protection system, serta pelontar geranad asap untuk mengurangi sasaran bidik dari pantauan sinar laser dari senjata anti-tank. Untuk mengetahui arah datangnya tembakan senjata anti-tank, Lynx memiliki acoustic shooter locating system.

Rancangan keseluruhan dari kendaraan tempur ini seperti pada umumnya kendaraan tempur konvensional, kompartemen mesin berada di depan kendaraan, pintu keluar-masuk personel yang berada dibagian belakang kendaraan berupa ramp yang dioperasikan dengan tenaga elektrik.

Lynx selain berat, juga merupakan IFV yang cukup mahal harganya, menurut informasi, harga jual Lynx ke Hongaria mencapai harga 9 juta dollar Amerika Serikat per unit.

Lynx 120, image: defenceturk.com

Lynx 120

Setelah mengeluarkan varian KF-41, kini Rheinmetall memperkenalkan varian baru berupa Lynx 120 atau Mechanized Fire Support Vehicle, tergolong sebagai Light Tank.

Kendaraan tempur ini disebut juga sebagai  next-generation combat vehicle family. Varian ini sebenarnya merupakan pengembangan dari IFV KF-41.

Kubah dipasangi kannon laras licin (smooth barrel) kaliber 120mm – sama jenisnya dengan yang di gunakan pada MBT Leopard-2, didukung dengan senjata kedua berupa senapan mesin co-axial caliber 7,62mm.

Chassis menggunakan moduar chassis KF-41. Selebihnya, tambahan pelindung balistik dari senjata berat anti-tank dan lainnya mirip dengan Lynx terdahulu, dengan plug-and-play upgrade seperti add-on armor atau ADS (Active Defence System) dari Rheinmetall, dan lain-lain, yang menurut pihak Rheinmetall mudah dipasangnya dengan peralatan bantu terbatas, dan merupakan paket terpisah dari harga kendaraan.

Weapon station Danran (Komandan Kendaraan) dapat dipasangi senapan mesin kaliber 12,7mm (.50). Lynx 120 dilengkapi dengan sistem kamera TV/IR dengan lingkup pandang 360 derajat, serta pendeteksi dan penjejak target otomatis, sehingga beban kerja awak kendaraan akan berkurang.

Didukung dengan battle management system (BMS)

Daya tampung kendaraan Lynx 120 sama dengan KF-41 adalah 3 + 8 personel (KF-31; 3+6 personel). Panjang kendaraan 7,73 meter, lebar 3,60 meter.

Batere kendaraan yang digunakan berupa batere Lithium berkapasitas tinggi yang dapt memasok daya lebih panjang pada saat mesin kendaraan dimatikan.

Untuk mencari sasaran, kubah Danran dilengkapi panoramic sight, saat sasaran dipilih, secara otomatis kannon mengarah kepada target, dan personel penembak mengambil alih proses pembidikan hingga penembakan, sementara Danran mencari target berikutnya.

Lynx 120 IFV, image: reddit.com

Dengan demikian penetralisiran target dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat. Proses tersebut disebut sebagai tank-killer engagement capability.  Fire-control pada Lynk memiliki kemampuan pengenalan dan penjejakan target secara otomatis, dengan bantuan kamera TV/IR.

Kemungkinan, Lynx 120 ini juga menggunakan mesin penggerak yang sejenis dengan KF-41 yaitu mesin diesel turbocharger Liebherr berkekuatan 1.140HP, dan transmisi otomatis dari Renk 6-speed seperti pada KF-41 dan IFV PUMA, sehingga kendaraan mampu berjalan di jalan raya dengan kecepatan maksimum 70 km/jam/.

Apakah Lynx 120 Efisien?

KF-41 sebagai dasar dari LYNX 120 ini dikenal sebagai kendaraan IFV terberat bobotnya untuk kelas IFV.  Dengan tambahan kubah dipersenjatai meriam laras licin (Rh menyebutnya Kannon) kaliber 120mm setara Leopard 2, dan add-on untuk pelindung tambahan bagi kendaraan, dapat dibayangkan bobotnya semakin berat, dan tambahan-tambahan pelindung juga akan membebankan biaya bagi pengguna.

Sebagai kendaraan pendukung pasukan infanteri, tergolong sangat mahal, terlebih bila dioperasikan di medan kawasan Asia Tenggara yang jarang terdapat dataran luas tanpa hutan seperti di benua Eropa.

Dapat dibayangkan juga sistem operasi dari kendaraan ini kemungkinan tidak jauh berbeda dengan MBT Leopard 2 yang padat teknologi elektronika.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Drone Bunuh Diri di Konflik Ukraina Rusia

UAV Orbiter Perkuat Indonesia