Hanwha K21-105, Tank Ringan Incaran India

Awal bulan Mei 2020 pasukan India dan Cina terlibat pertikaian yang agresif, berhadapan, dan terjadi pertempuran berskala kecil (skirmishes) di daerah perbatasan India-Cina, termasuk di wilayah sengketa Ladau Pangong di daerah Ladakh dan wilayah otonomi Tibet, dekat perbatasan antara Sikkim dan daerah otonomi Tibet.

Disusul dengan pertikaian di sebelah timur Ladakh, sepanjang garis control actual (LAC-Line of actual control), yaitu garis dearkasi yang memisahkan wilayah kekuasaan India dengan wilayah yang dikuasai Cina – bekas kawasan kerajaan Jammu dan Kashmir.

Lalu pada akhir bulan Mei, pasukan Cina menunjukkan keberatan meraka atas pembangunan jalan raya dilembah sungai Galwan.

Konflik India China, image: BBC.

Pertempuran di berikutnya pada 15-16 Juni 2020 menewaskan 20 serdadu India. 7 September 2020 terjadi tembak-menembak di wilayah LAC, dan seterusnya.

Kejadian-demi-kejadian dikawasan perbatasan India dengan Cina akhirnya menjadi sebuah perhitungan pertahanan bagi kedua pihak. India kini sedang berupaya untuk dapat memperkuat system pertahanan di kawasan perbatasan tersebut.

Dalam system pengerahan pasukan dan pembagian lini pertahanan, kemungkinannya India menganut paham tentara Inggris, dimana wilayah pertahanan/pertempuran dibagi menjadi empat lini.

Lini Satu sebagai Daerah Operasi (Rahops), Lini Dua sebagai Daerah Depan (Rahpan) yang dibatasi oleh FEBA – Forward-End Battle Area, Lalu Lini Tiga sebagai Daerah Belakang (Rahkang), dan Lini Empat sebagai Daerah Basis (Basis).

Lini Dua dipersiapkan sebagai wilayah persiapan pasukan/kekuatan untuk di proyeksikan ke daerah pertempuran, dan merupakan pangkalan acu (staging base). Dengan karakteristik dari Lini Dua ke Lini Satu, agaknya dalam operasi pasukan darat pergerakan akan memerlukan operasi gabungan antara pasukan infanteri dengan pasukan kavaleri.

Hal tersebut untuk memberikan kemampuan optimal bagi kedua korps dengan saling mengisi antara kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Main Battle Tank (MBT) India, Arjun MK1A. image: Wikipedia.

Penempatan pasukan infantry mekanis dan kavaleri di lini tiga dan lini dua merupakan strategi kecepatan gerak ke daerah operasi dan membuat pos-pos untuk mengawasi daerah tinjau.

Pengerahan main battle tank Arjun di kombinasi dengan gerakan pasukan infanteri mekanis yang didukung kendaraan tempur infanteri seperti IFV Abhay, menjadikan gerakan pasukan akan lebih cepat dan terlindung, selain dapat memberikan tekanan gempuran kepada pihak oposan.

Kebutuhan Akan Tank Ringan

Seperti di lansir dalam situs “Business Standard” edisi update June 24, 2021, diberitakan: “Indian Army plans to buy 1,750 futuristic infantry combat vehicles” dan subjudul pembuka “Indian Army issued the Request for Information (RFI) to finalise the specifications for acquiring 1,750 Futuristic Infantry Combat Vehicles (FICVs).”

Lalu pada 18 Januari 2022 diberitakan antara lain oleh Mass-media pertahanan terkemuka Jane’s: “Hanwha Defense outlines K21-105 offer for the Indian Army.”

K-21 105, image: inf.news

Kelanjutan dari berita-berita diatas adalah, Industri Pertahanan India, Larsen & Toubro (L&T) berencana untuk menggandeng Industri strategis Korea Selatan Hanwha Defense untuk berkoloborasi dalam mengembangkan tank ringanuntuk Angkatan Darat India.

Lembaga penelitian dan pengembangan pertahanan India, DRDO – Defence Research and Development Organisation, telah menyiapkan dokumentasi perangkat pendukung tempur bagi Angkatan Bersenjata India.

Selain itu India juga dikenal memiliki Industri Militer yang juga kuat, termasuk untuk peralatan darat seperti Armoured Vehicles Nigam Limited (Heavy Vehicles Factory) sebagai produsen MBT Arjun, dan Ordnance Factory Medak yang memproduksi IFV Abhay.

Namun agaknya pandangan luas membuat India membuka diri atas masuknya teknologi dari luar untuk memenuhi kebutuhan militernya, sejauh memenuhi persyaratan dari Kementrian Pertahanan/DRAO dan DAP 2020 – Defence Acquisition Procedure 2020.

Salah satu yang akan mengajukan opsi pilihan adalah L&T yang akan maju bersama Hanwha Defence seperti yang diutarakan diatas. Kandidat yang kemungkinan akan di ajukan adalah KT21-105 NIFV (Next Generation Fighting Vehicle) yang menggunakan meriam utama kaliber 105mm.

Sebelumnya duet L7T-Hanwha sudah memiliki pengalaman dalam memasok Alat-utama sistem senjata Angkatan Darat India. Mereka memasok hasil koloborasi mereka berupa Howitzer 155 SP K9 Vajra-T, yang basic concept-nya berdasarkan pada K9 Thunder produksi Hanwha.

Rencana koloborasi kali ini sudah diutarakan oleh juru bicara L&T kepada kalangan mass-media awal Pebruari 2022 yang lalu.

Sejauh ini pihak Kementrian Pertahanan India belum memulai proses pengadaan berupa tender, mereka baru sampai pada tahap menerbitkan surat permintaan informasi (RFI – Request for Information) untuk tank ringan. Hal tersebut menyiratkan memang ada kebutuhan tank ringan, namun akan melalui serangkaian proses.

Hanwha Defense K21 tank dengan laras 105mm, image: Korea Defense Blog (Facebook)

Tank Ringan Pilihan India

Angkatan Darat India memiliki Unit pasukan yang berperan sebagai Infanteri Mekanis (Type: Line Infatry), berkekuatan satu Resimen dengan 27 batalyon dengan berbagai formasi kendaraan lapis baja, dari APC hingga IFV. Resimen ini merupakan penggabungan dari beberapa batalyon mekanis pada tahun 1979.

Sejak itu dilakukan penataan administrasi dan doktrin – termasuk membuat TOE atau TO&E (Table of Organisation and equipment) yang menjabarkan tentang tatanan organisasi, staffing, dan peralatan bagi seluruh unit (Mungkin di TNI semacam TOP/DSPP hingga TOP-ROI untuk organisasi pasukan Infantri).

Keseragaman peralatan menjadi prioritas agar kegiatan operasi menjadi lancer, efisien dan efektif. Selain itu, dukungan kendaraan tempur infantri dengan kemampuan mobilitasnya, dianggap sebagai asset kekuatan dalam bantuan dekat (close support), dan mobiltas pasukan infantri tidak terhambat oleh kondisi medan atau penghindaran tembakan musuh.

k21 105 Medium Tank, image: militaryleak.com

Dalam upaya penataan dan keseragaman inilah pihak Angkatan darat India mengajukan permintaan kebutuhan tank ringan yang dapat mengangkut satu regu pasukan berikut peralatannya. Pemilihan roda rantai diperhitungkan pada kemampuan lintas medan sulit.

Pada tahapan dikeluarkannya RFI oleh Kementrian Pertahanan, kalangan media menyebutkan bahwa Angkatan Darat India memerlukan sedikitnya 350 unit tank ringan, dan akan mencari industri yang dapat memenuhi criteria kebutuhan tersebut.

Keputusan tersebut agaknya tidak lepas dari diperlihatkannya tank ringan baru dari Cina Type-15 (ZTQ 15) yang beroperasi di kawasan Timur Ladakh, wilayah tempat terjadinya konflik militer kecil dari kedua negara.

Sementara ini di sekitar Ladakh, pasukan India menempatkan kekuatan tank berupa tank T-90 dan T-72.

ZTQ-15 (Type 15 Medium Tank China), image: TJ Songbo

Kebutuhan Tank Ringan yang baru diharapkan memenuhi kriteria; memiliki sistem senjata proteksi yang modern – setara dengan standard kualitas militer saat ini – dan spectrum ancaman kedepan, dapat mendukung operasi tempur sebagai system senjata.

Dan, yang terpenting di buat di India dan berprinsip pada etos dan semangat DAP 2020. Bobot kendaraan dibawah 25 ton, serta mampu di operasikan di daerah ketinggian (HAA – High Altitude Areas).

Tank ringan yang dibutuhkan juga memiliki auxiliary power unit, preheater, environment control unit dan kemampuan anti-drone, jammer UAV, sesuai dengan persyaratan yang tertuang dalam dokumen RFI.

Kemungkinan selain standard kulaitas, persyaratan dari Kementrian Pertahanan dan DRDO, serta pengalaman kerjasama dalam memproduksi dan memasok Howitzer 155SP bersama Hanwha Defense yang mendorong pilihan koloborasi oleh pihak L&T.

Selain K21 Hanwha, tidak tertutup adanya pesaing lain seperti tank ringan ampibi Russia Sprut-SDM1 yang dipersenjatai dengan meriam kaliber 125mm. Atau tank menengah dari Turki Kaplan MT yang dipersenjatai meriam kaliber 105mm.

Sprut-SDM1 yang telah di upgrade dipersenjatai dengan misil kendali anti-tank dengan jangkauan tembak 5km, dan senapan mesin kaliber 7,62mm (Coaxial) dan 12,7mm (remote control). Badan tank dilapisi ERA – explosive reactive armor. Jarak tempuh di jalan raya mencapai 500 km.

Sebenarnya antara L&T dan DRDO telah menjalin pembicaraan juga tentang pengembangan atau modifikasi K9 Vajra SPH menjadi tank kelas menengah. Namun masih belum diketahui perkembangan dari pembicaraan ini selanjutnya.

Tank Ringan K21-105, image: inf.news

K21 105 Medium Tank

Tank ringan K21 diproduksi dengan perhitungan beberapa aspek seperti daya gerak, sistem perlindungan, daya gempur, dan kemudahan alam operasi militer dalam menghadapi kebutuhan menghadapi prediksi ancaman hingga dimasa mendatang.

Dalam perhitungan perlindungan bagi awak/penumpang di dalam tank dan perlindungan terhadap tank itu sendiri, pada bagian frontal armor digunakan bahan yang dapat melindungi diri terhadap serangan beruntun proyektil kanon kaliber besar seperti munisi kaliber 30mm jenis APDS (30x165mm).

Sisi kendaraan dilapisi bahan baja pelindung yang mampu menahan tembakan proyektil kaliber 14,5mm jenis AP (munisi versi ini mampu menembus pelat baja setebal 25mm pada jarak 1.000 meter). Bagian atap kendaraan dapat melindungi diri terhadap pecahan ledakan munisi artileri kaliber 152mm yang meledak pada jarak 10 meter dekat kendaraan.

Selain itu pada varian K21 PIP diberi pelindung yang sama pada Tank K2 PIP, berupa hard-kill anti-missile system setara AWiSS, yang meningkatkan sistem proteksi terhadap ancaman berbagai jenis ATGM – anti-tank guided missile.

Diperkirakan bahan pelapis tahan peluru yang digunakan berupa lapis baja komposit yang terdiri dari percampuran S2-glass fibre dan AI203 ceramic, serta aluminium alloy.

Tanki bahan bakar juga mendapatkan perlindungan ekstra (self-sealing fuel tank), serta terdapat sistem pedam api otomatis didalam kendaraan.

K21 dapat mengakomodasi satu regu pasukan infanteri berikut peralatannya (3 awak + 9 penumpang). Untuk kesiagaan personil tentang situasi sekitar, dapat dilakukan melalui Battle Management System (BMS) yang ada di dalam kendaraan. BMS dapat terhubung ke kesatuan samping maupun kesatuan pendukung, sehingga dapat berbagi informasi.

DAYA GERAK didukung dengan mesin diesel turbocharger Doosan D2840LXE V-10 berkekuatan 750hp. Sistem suspensi ISU (in-arm suspension unit). Kecepatan jelajah di jalan raya mencapai 70 km/jam, dan untuk arung air berkecapatan 6 km/jam.

Kubah pada K21-105 menggunakan kubah produksi bersama dengan CMI Defence, Belgia, berupa kubah CT-CV 105HP. Kubah ini berpasangan dengan meriam kaliber 105mm Cockerill (high-pressure gun) dengan autoloader-nya.

Meriam 105mm Cockerill memiliki kemampuan menembakan munisi versi Gun-Launched Anti-Tank Guided Missile (GLATGM), termasuk GLATGM produksi Ukraina yang berpemandu laser, Falarick 105 GLATGM yang memiliki hulu ledak tandem sehingga mampu menembus lapisan baja setebal 550mm yang berlapiskan ERA, dengan jarak jangkauan tembak 5 km.

Family of Vehicle

Dalam memilih kendaraan tempur lapis baja, diperhatikan juga factor FOV – family of vehicle, kesamaan atau keseragaman kendaraan tempur antara yang satu dengan yang lainnya dengan fungsi yang berbeda, guna melaksanakan misi yang sama. Dibuat oleh satu sumber pabrikan.

Hal tersebut untuk memudahkan pengerahan dan dukungan sistem logistik, dan faktor-faktor pendukung lainnya.

Pada K21, pihak Hanwha telah memproduksinya dalam beberapa varian, baik sebagai pemukul dengan dukungan senjata meriamnya, hingga varian pos-komando, ambulan lapangan, dan sebagainya.

Apakah kolobrasi antara L&T dan Hanwha Defence ini akan berjalan mulus kedepannya ?

Kita tunggu saja berita selanjutnya.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pertahanan Laut Inggris Dari Ancaman Misil Balistik

Persaingan Industri Kapal Perang Korea Selatan