Serangan Rusia ke Ukraina

Setelah menyiagakan pasukan yang sangat massif di daerah perbatasan Rusia dengan Ukraina, terutama di setengah lingkaran bagian Timur Ukraina dalam waktu yang cukup lama, akhirnya pada 24 Pebruari 2022 Russia memulai serangannya kewilayah Ukraina.

Peperangan diawali dengan serangan strategis dan terbatas pada target-target militer Ukraina – sementara Ukraina langsung membuat keterangan media bahwa Rusia telah memulai serangan terhadap pemukiman dan berbagai fasilitas sipil.

Serangan utamanya dilakukan ke wilayah Selatan Sungai Dnipro di Kherson. Masyarakat sipil yang mengungsi keluar Ukraina semakin meningkat, terutama ke wilayah Polandia.

Menurut catatan kantor berita Reuters, tahap awal-awal penyerangan Rusia ke Ukraina ini diawali dengan penembakan ratusan misil baik dari darat maupun dari laut, termasuk misil presisi tinggi SRBM – Short-range ballistic missile – yang diperkirakan misil Iskander-M.

Sementara pihak Ukraina membalasnya dengan menembakan misil OTR-21 Toscha.

Dihari kedua, 25 Pebruari 2022, pihak Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah menyerang kota Sumy, Poltava dan Mariupol dari arah Laut Hitam dengan misil jelajah 3M14 Kalibr.

Misil 3M14 Kalibr memiliki jarak tembak 1.500 km hingga 2.500 km, dengan tingkat radius kemungkinan kesalahan (CEP – Circular error probable) diperkirakan kurang dari 5 meter.

Setelah serangan awal dengan senjata-senjata jarak jauh, dilanjutkan dengan gerakan maju pasukan darat secara terbatas. Media mainstream segera memberitakan bahwa drone-drone Ukraina telah berhasil menghancurkan ratusan kendaraan tempur Rusia – termasuk kolom-kolom kekuatan militer Russia.

Serangan berlanjut ke Mariupol, disini terdapat pelabuhan laut terbesar Ukraina di kawasan Timur. Serangan lain ditujukan ke kawasan Kharkiv dan Kyiv.

Gerak maju terbatas dengan pemilihan sasaran strategis, dan segera menguasai wilayah-wilayah yang mereka serang – laporan pihak Ukraina, Rusia meninggalkan kawasan pemukiman yang diserang dengan meninggalkan puluh jenazah manusia di jalan raya (namun dalam rekaman gambar video tidak menampakkan genangan darah di dekat tubuh para korban sebagaimana korban pertempuran).

Serangan terhadap bangunan sipil juga tidak terhindarkan, karena ada sebagian pasukan Ukraina menggunakan sarana pemukiman atau sarana sipil sebagai tempat bertahan.

Konsentrasi serangan Rusia terfokus pada bagian Timur dan Utara Ukraina, digambarkan sebagai mengarah ke kota Kyiv dan Kharkiv. Pertahanan oleh pihak Ukraina dilakukan oleh segenap kekuatan bersenjata, baik pihak militer maupun pihak pertahanan sipil – dibantu oleh para sukarelawan dari berbagai negara.

Sementara endorse persenjataan terus mengalir ke Ukraina, pada tahap awal-awal peperangan digambarkan oleh berbagai media mainstream bahwa misil-misil FGM-148 Javelin dan drone Bayraktar Ukraina telah menghancur ratusan tank dan ribuan tentara Russia. Endorse dari Inggris berupa misil anti-tank NLAW juga telah dikirim ke Uraina.

Bantuan militer Inggris ke Ukraina, images: Reuters.

Endorse Yang Kurang Efektif

Walau endorse senjata sudah sekian banyak dan macam, namun agaknya pasukan pertahanan Ukraina kurang dapat mengimbangi atau bahkan mengalahkan pasukan Russia disetiap wilayah pertempuran.

Sampai dengan 30 Mei 2022, gerak manuver pasukan Russia ke tempat-tempat yang mereka sasar terus mengalami kemajuan. Penggunaan senjata-senjata mematikan seperti yang disinyalir oleh berbagai kalangan NATO dan Barat, masih belum terbukti secara nyata.

Endorse senjata artileri berat yang dikirim ke Ukraina dalam jumlah terbatas masih sulit mencapai posisi jangkauan terhadap posisi pasukan Russia. Pergeseran persenjataan ke wilayah Tengah atau bahkan Timur Ukraina memerlukan upaya tersendiri, sementara pasukan Russia sudah menyebar dari Selatan, Timur, serta Utara Ukraina.

Di tahap-tahap awal pertempuran darat, pihak Ukraina mengandalkan misil anti-tank Javelin dan NLAW, misil Stinger,dan drone Bayraktar TB2 yang dipersenjatai “Smart-Micro-Munition” MAM-L.

Namun sistem senjata tersebut ternyata tidak sebanding dengan jumlah sasaran dan juga dapat dihadapi dengan taktik dan senjata anti-drone Russia.

Selain itu, awak atau operator senjata yang dimiliki oleh pihak Ukraina juga terbatas, demikian juga dengan perbekalan tempur mereka. Untuk mendapatkan bekal-ulang juga sulit. Russia sejak awal peperangan agaknya menggunakan taktik serang – kepung – terus memperluas wilayah pertahanan.

Dalam upaya pengeboman, pihak Russia selalu mengawali dengan pemberitahuan kepada penduduk sipil. Misalkan saat akan dilakukan pengeboman ke wilayah Kharkiv diwilayah Kyiv.

Mereka memberikan tengat waktu dan meminta agar warga mengungsi terlebih dahulu, baru dilakukan pengeboman. Bahkan Russia menyarankan dibuat jalur khusus atau Koridor pengungsian bagi masyarakat sipil seperti yang terjadi di wilayah Sumy.

Dalam hal pengeboman wilayah, Russia diperkirakan juga menggunakan senjata peluncur roket multi-laras (MLRS) BM-21. Satu Batalyon MLRS terdiri dari 18 unit peluncur yang dapat menembakan 720 buah roket per-volley tunggal. Senjata ini efektif dalam mendukung gerak maju pasukan tank, pasukan infanteri, maupun pasukan Zeni Tempur.

Menahan Diri

Perhitungan yang matang perlu dilakukan oleh berbagai pihak dalam menghadapi peperangan yang terjadi di Ukraina ini agar tidak meluas. Perlu dipikirkan upaya diplomasi yang jitu dan efektif.

Beberapa pihak seolah berambisi untuk mengadapi Russia, tetapi perlu diperhitungkan resiko bagi situasi geopolitik global. Polandia pernah mengusulkan untuk mengirimkan seluruh pesawat tempur MiG-29 mereka ke Ukraina, namun usulan tersebut di tolak oleh Anggota Parlemen Amerika Serikat.

Pentagon memperhitungkan apabila diterbangkan pesawat tempur dari wilayah NATO untuk menyerang Russia akan berimplikasi kepada seluruh anggota NATO.

Apakah endorse persenjataan, perlengkapan tempur, dan dana akan terus di alirkan ke Ukraina agar peperangan dapat terus berlangsung?

Agaknya kini pihak-pihak yang berkepentingan harus berfikir ulang dan menahan diri. Strategi untuk memblokade Russia dari berbagai aspek ternyata masih kurang atau tidak efektif. Russia masih memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan oleh beberapa Negara di Eropa Barat. Dan, hal tersebut menjadi pertimbangan bagi beberapa pimpinan Negara-negara di Eropa Barat.

Semoga peperangan dan perselisihan di Ukraina dapat diselesaikan dengan cepat dan ambisi perluasan wilayah atau pengaruh di kawasan tersebut dapat dipertimbangkan ulang secara arif.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Senjata Yang Mematikan Di Ukraina

Kerennya Kendaraan Lapis Baja Malaysia, AV8 Gempita