Mig-21 Fishbed C, Perisai Dirgantara Indonesia

Mig-21F-13 AURI / TNI-AU

Mig 21 Indonesia
Mig-21 Fishbed AURI/TNI AU Indonesia

Mungkin banyak yang tidak ingat lagi, kalau Indonesia tahun 60-an merupakan salah satu kekuatan militer besar di Asia Tenggara, belahan Asia, bahkan juga di dunia.

AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) atau saat ini menjadi TNI-AU (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Udara) saat itu memiliki ratusan pesawat tempur yang siap menjadi banteng dirgantara, menjaga langit Indonesia.

Indonesian Air Superiority, image:

Kedigdayaan Kekuatan Udara Indonesia

Tidak hanya itu saja, Indonesia juga memiliki pesawat pembom antar benua (atau saat ini lazim disebut pembom jarak jauh atau strategic bombers) Tupolev TU-16 (kode NATO: Badger) buatan Uni Soviet (USSR, Union of Soviet Socialist Republics yang saat ini menjadi Russia).

Tidak main-main, AURI memiliki sekitar 26 (dua puluh enam) pesawat Tupolev TU-16 canggih ini. Dimana 12 (dua belas) diantaranya merupakan jenis pesawat pembom strategis (strategic air bomber) TU-16 Badger A, 12 (dua belas) lagi merupakan pesawat pembom laut (maritime strike air bomber) TU-16 KS1 Badger B.

Sisanya; 2 (dua) TU-16R Badger E yang juga menjadi pesawat pengintai (maritime reconnaissance aircraft).

TU-16 Badger Indonesian Air Force (AURI / TNI-AU) – image: Time Magazine

Saat itu, hanya 4 negara di dunia yang memiliki pesawat pembom ini. Uni Sovyet, China, Indonesia dan Mesir.

Pesawat ini cukup ditakuti saat itu, karena selain bermesin jet, mampu terbang tinggi, sekitar 34.000 feet atau 12 km dari permukaan tanah, pesawat pembom ini juga mampu mengangkut rudal KS-1 Komet (kode NATO: AS-1 Kennel).

Peluru kendali yang mampu menenggelamkan kapal perang saat itu. Keberadaan TU-16 Badger ini, kabarnya sempat menjadikan Belanda mundur dari upaya perebutan kembali Indonesia saat perang Trikora.

image: Joko Bayu Murtie

Tidak hanya pesawat pembom (bomber) Tupolev TU-16 Badger saja, kala itu Indonesia juga memiliki beberapa jenis pesawat pembom lain seperti Ilyushin IL-28 Beagle, Tupolev TU-2 Bat, North American B-25 Mitchell, Douglas B-26 Invader. Jadi, saat itu Indonesia memiliki 5 jenis pesawat pembom.

Pesawat-pesawat pembom tersebut cukup menggentarkan lawan karena termasuk seri modern pada masanya. Dimasa transisi pesawat bermesin baling-baling ke mesin jet, 2 (dua) jenis pembom kita (TU-16 dan IL-28) sudah bermesin jet.

Indonesian Bombers, deretan pesawat pembom AURI. image: Dispen AU

Daftar Pesawat AURI (TNI-AU)

Berikut adalah pesawat-pesawat yang dimiliki Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) pada masa itu:

Pesawat Jenis Jumlah
Aero L-29 Delfin Tactical Jet Trainer 18
Antonov An-12B Cub Tactical Airlifter 6
Fairey Gannet AS.4 Anti Submarine Warfare Aircraft 16
Fairey Gannet T.5 Tactical Trainer 2
Ilyushin Il-28 Beagle Tactical Jet Bomber 32
Ilyushin Il-28T Beagle Maritime Strike Jet Bomber 30
Ilyushin Il-28U Mascot Tactical Jet Trainer 6
C-130B Hercules Tactical Airlifter 10
Mig-15 BIS Fagot Jet Fighter 15
Mig-15 UTI Midget Tactical Jet Trainer 6
Mig-17F Fresco C Jet Fighter 30
Mig-17PF Fresco D All Weather Jet Fighter 40
Mig-19S Farmer C Jet Fighter 35
Mig-21F-13 Fishbed C All Weather Jet Fighter 21
Mig-21U-400 Mongol A Tactical Jet Trainer 4
TU-16 Badger A Strategic Jet Bomber 12
TU-16KS-1 Badger B Maritime Strike Jet Bomber 12
TU-16R Badger E Maritime Reconnaissance Aircraft 2
Mil Mi-4A Hound A Utility Helicopter 26
Mil Mi-6T Hook A Heavy Transport Helicopter 8

 

Mikoyan Gurevich Mig-21 F-13

Mig-21 Fisbed C Indonesia (Mig-21F-13 AURI)

Selain pesawat pembom, dirgantara kita juga dilindungi oleh beragam pesawat tempur bermesin jet seperti Mikoyan Gurevich Mig-15 Fagot, Mig-17 Fresco, Mig-19 Farmer dan Mig-21 Fishbed yang semuanya merupakan pesawat tempur (fighter) buatan Uni Soviet yang kala itu memang memiliki hubungan baik dengan Indonesia.

Walau begitu, kita juga memiliki beberapa pesawat jet tempur lain buatan Barat seperti CAC Sabre, T-33, dll.

Sama seperti kehadiran TU-16 Badger yang sempat menggentarkan Belanda, Mig-21 Fishbed saat itu termasuk jet tempur yang cukup ditakuti. Karena saat itu jet tempur Amerika sekelas F-4 Phantom sering masih harus kewalahan menghadapi kelincahan Mig-21 ini.

Mig-21 F-13 Indonesia
Mig-21 F13 AURI (TNI-AU)

Tak heran kalau Mig-21 ini termasuk salah satu jet tempur yang paling banyak dijual (seperti F-16 saat ini) atau paling banyak diproduksi kala itu.

Keunggulan teknologi avionik, kecepatan pesawat tercepat pada masanya (2.1 mach) dan kelincahan manuver udara Mig-21F-13 menjadi keunggulan pesawat ini.

Keunggulan Mig-21 F-13 ini tercatat pada perang Vietnam yang telah merontokkan 105 pesawat F-4B Phantom dan 63 F-105 Thunderchief.

Pada perang Iran-Iraq, pilot S.A. Razaq mampu merontokkan pesawat tempur yang lebih muda dan lebih modern; F-14 Tomcat dan 3 F-5 Tiger.

Mig-21 Fishbed C Indonesia (AURI / TNI-AU)

Pada perang Yom Kipur (Mesir, Syria melawan Israel) 3 pesawat Mig-21 Fishbed ini mampu menyergap 15 pesawat Israel (F-4 Phantom, F-5 Tiger dan Bomber Dassault Mystere).

Ada sekitar 11.600 Mig-21 telah diproduksi sejak pertama kali diluncurkan tahun 1960. Selain Uni Sovyet (Rusia), China, India, Yugoslavia, dan beberapa negara lain memiliki lisensi untuk memproduksi Mig-21. India sendiri sempat memproduksi sekitar 700-an pesawat ini.

Mig-21 F13 Indonesian Air Force (AURI / TNI-AU)

Pada masa itu, kita; Indonesia, memiliki sekitar 22 (dua puluh dua) pesawat tempur Mig-21 Fishbed C atau Mig-21 F-13 ini. Walaupun pada kenyataanya tidak sempat terlibat perang udara (dog fight), kehadiran armada Mig-21 AURI ini sangat menggentarkan lawan saat itu.

Sayangnya kedigdayaan udara Indonesia tahun 60-an ini tidak berlanjut karena hubungan Indonesia dengan Uni Sovyet memburuk sejak tragedi G-30S PKI, yang mengakibatkan pasokan suku cadang, dll. terhambat hingga akhirnya Mig-21 ini banyak tidak dapat digunakan lagi.

Mig-21 Indonesia

Sangat disayangkan, tidak banyak “bangkai” sisa-sisa kejayaan angkatan udara Indonesia yang tersisa. Beberapa jenisnya dapat ditemui di beragam museum dirgantara di Indonesia seperti:

  • Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Jogyakarta
  • Museum Satria Mandala, Jakarta
  • Kohanudnas Halim Perdana Kusuma, Jakarta
  • Komplek Lanud Husein Sastra Negara, Bandung (Milik ITB Bandung)

Selain ada di Museum atau tempat lain ada Mig-21 juga yang “dipreteli’ Institut Teknologi Bandung untuk kepentingan riset dan penelitian.

Mig-21 di ITB, image: TSM (Teknologi dan Strategi Militer)

Tetapi sebagian besar lainnya banyak dikirim ke Amerika yang pada era Orde Baru (setelah 70-an) setelah Amerika memiliki hubungan akrab dengan Indonesia menggantikan kedekatan Uni Soviet.

Kabarnya, pesawat-pesawat tempur eks Uni Soviet tersebut diteliti habis-habisan untuk mengenali kelemahannya, sekaligus memperbaiki kualitas pesawat-pesawat tempur Amerika yang kala itu kewalahan menghadapi Mig-17 dan Mig-21 pada perang Vietnam.

Selain dari Indonesia, beberapa Mig-21 juga diboyong dari Suriah (Syria) dan Irak yang kabarnya dibawa oleh pilot yang membelot.

A MiG-21 in U.S. Air Force markings, taken from declassified CIA documents (image: Defence Blog)

Pesawat-pesawat tersebut diteliti pada program Have Doughnut. Jadi jangan heran kalau suatu saat ketemu foto Mig-21 bermarking USAF. 🙂

 

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Model Kit F-16A TNI-AU

Airbus A-400M Dipersenjatai Turki