Helikopter Nirawak UH-60 Black Hawk Robot

Unmanned UH-60 Blackhawk

Black Hawk Robot, image: thedefensepost.com

Awal bulan Februari 2022 ini telah dilakukan untuk pertama kalinya penerbangan pesawat helikopter nirawak UH-60A Black Hawk, disebut juga Black Hawk Robot.

Wacana perangkat tempur tanpa awak semakin massif dikembangkan walaupun hasil keberhasilan dari pertempuran lebih banyak menimbulkan korban yang tidak berdosa – atau hanya disebut sebagai collateral damages –, dari pada tingkat kesuksesan.

Seperti diungkap dalam data-fakta yang dibukukan dengan judul; INSIDE THE GOVERNMENT’S SECRET DRONE WARFARE PROGRAM “THE ASSASSINATION COMPLEX” yang dirangkum oleh Jeremy Scahill.

Helikopter UH-60 Black Hawk Robot, image: lockheedmartin.com

Helikopter Nirawak UH-60 Black Hawk Robot

Helikopter Nirawak UH-60 Black Hawk Robot, uji terbang perdana dilakukan pada hari Sabtu, 5 Pebruari 2022, dan diumumkan oleh pihak Sikorsky pada tanggal 8 Pebruari.

Percobaan pada unit helicopter yang disebut sebagai UH-60 Alpha-model merupakan bagian dari program DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) Aircrew Labor In-Cockpit Automation System (ALIAS).

Sikorsky – sebagai bagian dari grup Lockheed Martin – bergiat dalam program ini sudah sejak enam tahun yang lalu. Namun dalam setiap percobaan terbang masih diawaki oleh pilot, walaupun pesawat dalam penerbangannya tanpa turut campur unsur pilot itu sendiri.

Pada helikopter robot ini terdapat perangkat ‘switch’ yang diberi nama “210 switch’. Switch tersebut akan memberikan indikasi pilot yang berada di pesawat, pada tahap awal sebelum terbang. Hingga turun ke angka nol (0).

UH-60A Black Hawk Robot, image: thedrive.com

Dalam uji terbang yang dilaksanakan di Fort Cambell, Kentucky sejak tanggal 5 hingga 7 Pebruari tersebut, ALIAS Black Hawk terbang sejitar 30 menit tanpa diawaki.

Pelaksanaan uji, sejak pengecekan sebelum diterbangkan, saat mengangkasa dan terbang, dibantu oleh system LIDAR (Light Detection and Ranging) yang memberikan informasi gambaran kepadan dan kompleksitas lalu-lintas di udara.

Pendukung penerbangan pesawat ini menggunakan system mandiri MATRIX buatan Sikorsky, yang dirancang untuk membantu pilot dan awak udara saat terbang dalam kondisi keadaan yang terdegradasi, termasuk situasi pandangan terbang yang buruk atau situasi keterbatasan/gangguan komunikasi.

Pengembangan UH-60 Black Hawk Robot

Pengembangan teknologi MATRIX dilakukan oleh Sikorsky Autonomy Research Aircraft (SARA). Sedangkan ALIAS, oleh pihak Sikorsky dikatakan merupakan sarana pendukung operasi keseluruhan misi, sejak pesawat take-off hingga landing.

ALIAS merupakan program yang dibiayai bersama antara Sykorsky dan DARPA untuk kepentingan US ARMY, termasuk guna mendukung Future Vertical Lift Programs.

Program Teknologi Sikorsky MATRIX merupakan pengembangan system intelligence untuk memberikan kemampuan bagi wak pesawat helicopter (rotorcraft) dalam menerbangkan pesawat secara mandiri atau pilot pesawat opsional.

Diibaratkan sebagai virtual pilot kedua yang akan membantu keamanan penerbangan dalam keadaan pelaksanaan misi yang berbahaya. Sistem ini memungkinkan bagi pesawat untuk diterbangkan oleh satu atau dua pilot, atau bahkan tanpa pilot.

Helikopter nirawak, image: lockheedmartin.com

Teknologi yang diterapkan pada MATRIX merupakan penggabungan antara komponen perangkat keras dan piranti lunak, guna memungkinkan pesawat dapat terbang secara mandiri dengan aman. Kedepannya, perangkat ini bukan saja ditujukan bagi pesawat militer, tetapi juga untuk pesawat komersial.

Penjelasan dari pihak DARPA, Helikopter Black Hawk di retrofit dengan teknologi kemandirian Sikorsky MATRIX berintikan ALIAS, akan merubah cara aviator dan awak pesawat dalam melaksanakan misinya dengan adanya asistensi saat terbang dalam situasi yang sulit.

Pengembangan ALIAS sementara ini lebih ditujukan kepada membantu pilot pesawat helicopter apabila terjadi kondisi yang buruk saat terbang, sehingga pilot dat menggunakan ‘210 switch’ yang selanjutnya helicopter seolah-olah terbang dalam mode auto-pilot.

Sebelumnya ALIAS telah diuji dalam penerbangan mandiri misi bekal-ulang pada Project Convergence di tahun 2021, di Medan Uji Yuma, Arizona.

Project Convergence, image: breakingdefense.com

Berikutnya akan dilakukan lanjutan penerbangan perdana Black Hawk model fly-by-wire. Versi helicopter utility US ARMY yang dianggap versi paling modern. Rencananya penujian akan dilaksanakan di Fort Eustis, Virginia.

ALIAS dengan fleksibilitasnya merupakan kepanjangan arsitektur otomatisasi bagi pesawat berawak yang dapat mengurangi beban operasi awak pesawat, dengan memfasilitasi tambahan tingkat otomatisasi pesawat yang sudah ada.

Dan juga memberikan kemungkinan bagi pesawat untuk berintegrasi dengan kemampuan kemandirian dalam misi yang spesifik.

Sementara itu pihak US ARMY saat ini juga sedang menjajaki penggunaan teknologi seperti ALIAS ini dalam program Future Vertical Lift (AVL).

Sementara ini belum terpikirkan arah pengembangan pesawat helicopter tanpa awak yang akan di persenjatai.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Persaingan Industri Kapal Perang Korea Selatan

Kapal Perang Incaran Indonesia