Kapal Perang Incaran Indonesia

FREMM (Frigate European Multi Mission)

image: asianmilitaryreview.com

Paska perang-dingin antara Aliansi NATO dengan Pakta Warsawa berakhir, berakibat kepada dunia industri militer (military industrial complex), terutama bagi Amerika Serikat.

Berbagai Negara maupun pihak industri strategis utama segera melakukan penggabungan (merger) agar dapat membuahkan hasil yang optimum dengan modal yang lebih ekonomis. Lahirlah konsorsium seperti MBDA dan EADS di Eropa.

MBDA merupakan merger perusahaan pembuat misil terkemuka di Perancis, Italia dan Inggris (sekarang terdiri dari Airbus, Leonardo, dan BAE Systems).

Sedangkan EADS (European Aeronautic Defence and Security) merupakan penggabungan beberapa perusahaan industry strategis Eropa terkenal seperti; Aerospatiale Matra, CASA – Spanyol, Airbus, DaimlerChrysler Aerospace AG., MBB GmbH., dan beberapa industry dirgantara Eropa lainnya yang kemudian disebut Airbus.

FREMM Italia, image: tacticalreport.com

Di sektor industri perkapalan pun terjadi efisiensi dengan beberapa konsorsium industri perkapalan di Eropa dalam memproduksi kapal perang. Konsep dasarnya sama, walaupun hasil produksinya memiliki ukuran dan kapasitas tampung yang berbeda untuk masing-masing negara.

Salah satu contohnya adalah; Perancis dan Italia yang bekerjasama dalam mengembangkan fregat yang disebut sebagai “European Multi-purpose frigate” atau di istilahkan sebagai FREMM – FRigate European Multi-Mission.

Kapal ini dirancang oleh galangan terkenal Italia, Fincantieri bersama Naval Group yang merupakan salah satu perusahaan galangan kapal terkenal Perancis – dahulu bernama DCNS, lalu DCN.

FREMM Perancis disebut juga sebagai Aquitaine-class yang mulai masuk kedinasan Angkatan Laut Perancis pada tahun 2012, dan di Italia disebut sebagai Bergamini-class.

Angkatan Laut Italia memiliki tiga varian FREMM; dari varian general-purpose, varian anti-kapal selam, dan varian pertahanan serangan udara.

source: Naval Analysis (Twitter).

Kapal perang FREMM ini merupakan kapal perang incaran Indonesia. Varian asli dari FREMM adalah; varian Anti-kapal selam (ASW), general-purpose (GP), dan varian Serang Darat/Land-attack (AVT). Kedua Negara tersebut rencananya memproduksi sekitar 27 unit kapal FREMM (17 untuk Perancis, 10 untuk Italia), namun kemudaian terdapat pengurangan, terutama pembatalan untuk varian AVT.

Di Perancis, pihak Galangan DCNS kemudian mengajukan varian baru untuk pertahanan terhadap serangan udara yang kemudian disebut sebagai FREDA (FREgates de Defense Aeriennes).

Kelebihan FREDA dari FREMM antara lain pada radar scanned array elektronik pasif HERAKLES, serta 32 sel peluncur misil vertical SYLVER (SYsteme de Lancement VERtical) A50 yang terdiri dari 16 sel untuk versi A43, dan 16 sel untuk versi A70. Rancangan FREDA menghilangkan penggunaan towed array sonar pada kapal.

Versi A43 untuk meluncurkan misil permukaan-ke-udara jarak pendek seperti Crotale atau Aster 15, sedangkan A70 untuk meluncurkan misil permukaan-ke-udara jarak jauh SCALP Naval, dan misil jelajah serang darat.

Sedangkan bila versi tunggal A50 untuk meluncurkan misil anti serangan udara jarak jauh PAAMS, dapat meluncurkan misil Mica, Crotale, Aster 15, dan Aster 30. SYLVER dirancang oleh pihak DCNS dan diproduksi masal serta diperkenalkan pada tahun 2001.

Peluncur misil ini terdiri dari modul delapan sel. Konsep utama dari PAAMS adalah perpaduan antara Sylver dengan misil Aster. Dengan system PAAMS kapal dapat meluncurkan hingga delapan misil dalam waktu 10 detik.

Angkatan Laut Perancis memutuskan untuk menggunakan misil jelajah SCALP EG untuk meningkatkan kemampuan serang darat. SYLVER A50 dapat meluncurkan misil Aster 30 dengan jarak tembak 120 km.

DCNS juga memperkenalkan konsep FREMM-ER untuk mendukung FREDA dalam upaya menghadapi misil jelajah balistik maupun misi anti serangan udara. Radar HERAKLES diganti dengan radar Thales Sea Fire 500, yang memiliki antenna active electronically scanned array.

FREMM Italia (FREMM-IT)

Angkatan Laut Italia dalam perencanaan kekuatannya akan diperkuat dengan empat unit FREMM varian ASW dan enam unit varian GP, Tahun 2015, Parlemen Italia menyetujui untuk pembuatan kapal ke-9 dan ke-10 kepada ACCAR dan Orizzonte Sistemi Navali Spa. (Fincantieri dan Finmeccanica/Leonardo). Kapal-kapal tersebut untuk menggantikan fregat kelas Maestrale dan kelas Lupo.

Pada intinya, semua varian FREMM-IT memiliki kemampuan peperangan anti-serangan udara (AAW), dengan SAAM-ESD CMS, misil Aster 15 dan Aster 30 untuk meningkatkan system pertahanan wilayah (area defence), antenna IFF baru yang memiliki kemampuan response stealth yang lebih tinggi.

SAAM-ESD CMS menggunakan MFRA dan radar EMPAR PESA dari Leonardo, radar aktif 3D dari AESA, peluncur decoy SCLAR-H diganti dengan peluncur decoy (Decoy launching system) ODLS-20 (ODLS – OTO Decoy launching System) dari Leonardo yang dapat meluncurkan munisi multi-purpose dari jenis yang berbeda-beda, untuk anti-torpedo, terdiri dari 8 atau 12 laras peluncur decoy yang disebut sebagai MJTE (mobile jammer target emulator). Serta dua unit senjata akustik SITEP MS-424.

Sistem navigasi FREMM-IT menggunakan INS (inertial navigation system) Sigma 40 dari SAGEM (SAFAN Group).

FREMM Perancis (FREMM-FR)

Angkatan Laut Perancis membeli fregat FREMM ini untuk menggantikan fregat yang sudah berusia lanjut seperti dari kelas George Leygues, dan kelas Cassard.

FREMM-FR ini kemudian menjadi FREDA setelah mengadopsi proposal yang diajukan oleh pihak DCNS (DCN/Armaris) sekarang menjadi Naval Group. Situasi ekonomi menjadikan jumlah pesanan berubah-ubah. Diperkirakan Perancis membeli delapan FREEM.

Pengurangan pesanan fregat kelas FREMM ini juga dikarenakan adanya program Angkatan Laut Perancis FTI (intermediate frigate program), beruta fregat kelas menengah, guna mendukung kemampuan angkatan laut dalam zona krisis, seperti yang tertuang dalam Buku Putih Pertahanan Perancis tahun 2013.

Program FTI yang akan dimulai pada tahun 2024 tersebut ditujukan untuk mengganti kapal perang fregat kelas La Fayette yang telah mengalami program Mid-life modernisation untuk dapat beroperasi hingga tahun 2030.

FREMM Bretagne, image: French Navy.

Untuk FREMM-FR sendiri, pada tahun 2021 Angkatan Laut Perancis telah menerika satu unit FREMM varian Anti-Serangan Udara, kemungkinan untuk memberikan dukungan perlindungan bagi gugus tempur (flotilla) kapal induk Charles de Gaulle.

FREMM-FR ini dipersenjatai dengan VLS MBDA SYLVER A43 untuk meluncurkan misil Aster 15 (dua varian FREMM-FR ASW dengan VLS MBDA SYLVER A50 16 sel untuk meluncurkan misil Aster 30, sementara dua FREMM-FR varian AAW dilengkapi dengan VLS MBDA SYLVE A50 32 sel).

Dan untuk FREMM-FR diluar varian AAW, diperkuat dengan VLS MBDA SYLVER A70 untuk meluncurkan misil jelajah MBDA SCALP Naval yang memiliki jangkauan tembak 1.000 km, atau SAM Aster 30. Senjata lainnya; misil MBDA Exocet MM40 Block-3.

Dua pucuk Senjata RWS Nexter kaliber 20mm, Decoy launcher NGDS, Perangkat sensor berupa radar Terma Scanter 2001, radar Herakles 3D S-band multifunction surveillance and fire control memiliki kemampuan deteksi target udara hingga 250 km dan target permukaan laut sejauh 80km.

image: seaforce.org

Thales Artemis IRST (infra-red search-and-track), CS SETIS, FCS Sagem Najir untuk meriam utama OTO Melara super rapid gun 76mm (varian Perancis untuk ASW), Radar FC STIR EO Mk 2 dari Thales untuk mendukung meriam 76mm (varian Perancis untuk AAW), dan empat system peluncur torpedo Eurotorp/WASS B 515/3 untuk meluncurkan torpedo MU 90.

FCS pada Pusat Komand-Kendali Tempur di kapal dikembangkan oleh DCN dan Thales berdasarkan jarring data berkecepatan tinggi, dan mampu untuk mengintegrasikan dengan berbagai system senjata dengan system kapal. Termasuk dengan standard system komunikasi eksternal NATO, Link 11, Link 16, Link 22, dan data-link taktis JSAT, sehingga dapat berkoordinasi dengan kekuatan NATO lainnya.

Untuk mendukung operasional pesawat helicopter, kapal dilengkapi dengan helicopter handling system Samahe.

Karakteristik Umum FREMM

  • Ukuran kapal FREMM: Panjang (LOA) 140 meter, beam 20 meter, jarak tempuh maksimal 11.112 km (6.000 mil laut) dengan kecepatan ekonomis 18 knot.
  • Propulsi:
    • FREMM-IT; CODLAG – Combined diesel-electric and gas turbine. Speed: 30 knot.
    • FREMM-FR; CODLOG – Combined diesel-electric or gas turbine. Speed 27 knot.
  • Awak Kapal:
    • FREEM-IT; varian GP 131 pesonel pelaut, varian ASW 133 personel pelaut,
      Ditambah 14 awak untuk helicopter (23 awak untuk dua helicopter on board).
    • FREMM-FR; 123 personel pelaut, termasuk awak helicopter.
Frigate Kelas Maestrale, image: South China Morning Post.

Fregat kelas Maestrale – Italia.

Fregat kelas ringan Angkatan laut Italia (Marina Militare) dari kelas Maestrale merupakan fregat yang dibuat oleh galangan Fincantieri sebagai Fregat untuk peperangan anti kapal selam, maupun multi-peran.

Kapal yang diawaki oleh 225 personel angkatan laut ini dalam jajaran Marina Militare berjumlah 8 unit dan menurut rencana kapal ini sudah dalam jadwal penggantian dengan fregat baru jenis FREMM.

Peran utama dari fregat kelas Maestrale ini adalah untuk peran peperagan anti-kapal selam (ASW), namun seiring dengan waktu, kapal ini digunakan juga untuk operasi anti serangan udara (AAW), dan peperangan anti kapal permukaan (ASuW), tentunya dengan penambahan system persenjataan dan pendukungnya.

Fregat ringan kelas ini yang pertama kali masuk dalam jajaran Marina Militare adalah Maestrale dengan nomor lambung F570, pada tahun 1982. Fregat kelas ini menggantikan terdahulunya dari kelas Lupo. Penajaman system dari fregat kelas Maestrale adalah untuk peperangan anti-kapal selam.

Super-struktur kapal ini dibuat dari bahan alloy ringan, hull dibagi menjadi 15 ruang kedap air. Distabilkan dengan dua sirip yang tidak dapat ditarik, menstabilkan body roll dari 30° ke 3° pada kecepatan kapal 18 knot.

Panjang kapal (LOA) 122,70 meter, lebar/beam 12,9 meter, draught 4,20 meter, bobot penuh 3.040 ton (2.992 long ton).

Propulsi dengan system CODOG/Kombinasi Mesin Diesel atau Gas Turbin, dengan dua shaft, dan propeleer dengan lima bilah baling-baling. Mesin yang digunakan berupa dua unit gas turbin Fiat-General Electrik type LM-2500, dan dua unit mesin diesel D Grandi Motori Trieste type BL-230-20-DVM, menghasilkan tenaga sebesar 50.000kW. Sistem elektrik dengan dua pembangkit menghasilkan tenaga listrik sebesar 3.120kW.

Mesin kapal dioperasikan secara remote melalui system control digital yang disebut SEPA-7206. Perubahan gerakan arah kapal dilakukan dengan dua hydraulic rudder. Untuk menghadapi peperangan anti-kapal selam, kapal ini memiliki peredam kebisingan dan penahan vibrasi.

PERANGKAT TEMPUR.
Peralatan tempur antara lain; pada pusat kendali tempur dilengkapi dengan system komando-kendali IPN-20 produksi Alenia Marconi Systems (Selex Sistemi Integrati), interface dengan combat system dan terintegrasi dengan perangkat sensor dan system senjata. Data dikumpulkan dari perangkan sensor, perangkat komunikasi, dan jaringan data yang ada di kapal, sehingga menghasilkan informasi taktis.

Persenjataan berupa peluncur misil delapan tabung Albatros/Aspide, untuk menembakan misil AAM/SAM jarak menengah Aspide. Pengisian ulangnya dilakukan melalui system Riva-Calzoni. Kapal dapat membawa misil tambahan sebanyak 16. Empat peluncur misil TESEO Mk 2 yang dipasang dibawah hangar helicopter dapat meluncurkan misil anti-kapal permuaan Otomat/TESEO, yang dapat mengarah target pada jarak 160 km, dengan muatan hulu ledak seberat 210 kg.

Meriam utama pada dek depan berupa Otobreda kaliber 127mm dengan kemampuan tembak 40 butir munisi per menit untuk jarak 30 km, dan dua CIWS twin Oto Melara 40L70 DARDO. DARDO dapat menembakan proyektil jenis HE untuk menghadapi misil anti-kapal, UAV dan senjata kendali presisi lainnya. Kubah senjata tanpa awak dikendalikan dengan radar system kendali penembakan yang dapat mendukung beraksinya senjata dengan reaksi yang cepat kearah datangnya ancaman misil.

Sistem DARDO terdiri dari; radar pantau udara dan permukaan RAN10S, radar navigasi SPN703, radar kendali Penembakan RTN-10X, dan dua radar RTN-20X. Untuk mendeteksi dan menjejaki kapal selam, kapal ini dilengkapi Sonar DE 1164 (variable depth sonar) dan DE 1160B (hull mounted sonar). Senjata torpedo berupa dua set peluncur torpedo tiga tabung 324mm untuk meluncurkan torpedo Mk 32. Juga terdapat tabung peluncur 533mm dual purpose – ASW dan AsuW – untuk meluncurkan wire-guided torpedo Whitehead A-184.

Countermeasures system berupa dua peluncur roket SCLAR untuk meluncurkan chaff dan decoy infra-merah (IR) untuk mengecoh misil yang dating menyerang.

Bekal termasuk Buck DUERAS chaff dan IRRAS IR Decoy, SNIA 105 LR-C chaff distraction, 105 LR-I illumination, 105 MR-C chaff seduction, peluru 105 MR-IR IR seduction, munisi FR countermeasures 105mm chaff & IR decoy. Pengendalian dilakukan dengan system kalkulasi ESA-24.

Kapal memiliki dek untuk pesawat helicopter yang lebarnya 27 meter, dapat mengakomodasi pesawat helicopter jenis AB-212 (jenis Bell-212), dilengkapi hangar yang dapat menampung dua helicopter kelas ringan.

Menurut berita yang di langsir oleh navalpost.com June 10, 2021.; Fincantieri to provide 8 frigates to Indonesia, dengan pembukaan berita: “Fincantieri and the Ministry of Defense of Indonesia, have signed a contract for the supply of 6 FREMM class frigates, the modernization and sale of 2 Maestrale class frigates, and the related logistical support.”

The order represents a success for Fincantieri and for the Country, which has a fleet of 10 FREMM ships. The agreement is of the utmost importance to strengthen the collaboration between two Countries in a strategic area of the Pacific.

Fincantieri will be prime contractor for the entire program. The construction of the frigates will ensure significant employment benefits not only for several Italian shipyards of the Group in the next years, but also for other companies in the sector, namely Leonardo, as well as numerous small and medium-sized national companies, and will see the collaboration of the local PT-PAL shipyard (Java island). [2] navalpost.com

Fincantieri akan melakukan modernisasi atas dua kapal kelas Maestrale yang diambil dari asset Angkatan Laut Italia setelah di non-aktifkan terlebih dahulu. Pelaksanaan modernisasi ini akan dilakukan di Italia.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Helikopter Nirawak UH-60 Black Hawk Robot

Pasukan Rusia Memasuki Ukraina