Perkuatan Armada 6 Amerika

Angkatan Laut Amerika, US Navy memperkuat Armada Ke-6 yang bertanggung jawab atas kawasan Eropa dan Afrika sebagai response terjadinya krisis di Ukraina. Pihak Amerika Serikat dan NATO kelihatannya mempersiapkan diri untuk menghadapi Rusia, dan utamanya pada saat ini memblokade pihak Rusia.

Armada yang bermarkas di Naples, Italia ini bertanggung jawab atas pengamanan dan menjaga stabilitas kawasan Eropa dan Afrika, bersama dengan kekuatan NATO lainnya.

Untuk itu Armada ke-6 memiliki kekuatan yang cukup besar dan didukung dengan puluhan kapal perang dari berbagai jenis, dan juga puluhan pesawat tempur.

LCS-11 USS Sioux City

Untuk memperkuat satuan Armada Ke-6 yang sudah ada, US Navy menambah kekuatan dengan mengirim beberapa kapal perang, dan terakhir ini berupa Kapal Perang Littoral (LCS) dari Freedom-variant USS Sioux City (LCS-11) yang berpangkalan di San Diego telah meninggalkan Myport, Florida menuju kawasan Eropa.

Kekuatan Armada Keenam Amerika

Skadron Destroyer 60 (Desron 60), Merupakan kekuatan skadron yang dibentuk di masa Perang Dunia ke II, dan setelah berakhirnya perang tersebut sempat di non-aktifkan. Baru diaktifkan kembali pada 19 Pebruari 2003, berpangkalan di Gaeta, Italia.

Sejak tahun 2013 dalam perubahan struktur baru, COMDESRON 60 namanya menjadi Commander Task Force 65. Dengan kata lain, tugas tanggung jawab komandan Destroyer Squadron 60 (COMDESRON 60) juga bertanggung jawab atas Task Force 65 (CTF 65).

  • Task Force 60, Naval air/surface/strike/anti-aircraft warfare
  • Task Force 61, Pasukan Serbu Amphibi,
  • Task Force 62, Pasukan Pendarat – Marine Expeditionary Unit,
  • Task Force 63, Kekuatan Logistik,
  • Task Force 64, Kekuatan Pertahanan Udara dan Pertahanan Misil,
  • Task Force 66, Membawahi Marine Expeditionary Unit (MEU)
  • Task Force 67, Kekuatan Pesawat Patroli Maritim yang berpangkalan di darat,
  • Task Force 68, Kekuatan Perlindungan Maritim,
  • Task Force 69, kekuatan satuan Kapal Selam.

Kekuatan Armada Ke-6 harus mampu menjalin kerjasama dengan angkatan laut Negara-negara anggota NATO, maupun non-NATO dikawasan Eropa dan Afrika.

Armada Keenam, US Navy Sixth Fleet

Perkuatan Armada Keenam Amerika Dan Blokade Atas Rusia

Setelah Rusia terpancing dalam peperangan mulai 24 Pebruari 2022, mereka segera mendapat berbagai kutukan dan cercaan, termasuk boikot disegala bidang, penyitaan harta kekayaan warga Negara Rusia diberbagai Negara dan Bank, termasuk upaya blokade diberbagai kawasan, terutama perairan diwilayah Eropa.

Salah satu kekuatan blokade kawasan perairan Eropa adalah satuan Armada Ke-6 Amerika Serikat.

Untuk mempersiapkan kekuatan, sejak minggu awal Pebruari 2022, pihak Amerika telah menambah kekuatan Armada Ke-6 dengan empat unit kapal perang jenis Guided Missile Destroyer; USS Mitscher (DDG 57), USS Gonzalez (DDG 66), USS The Sullivans (DDG 68), dan USS Donald Cook (DDG 75).

Keempat kapal tersebut akan bergabung dengan empat Ballistic Defense destroyer yang berpangkalan di Rota, Spanyol; USS Ross (DDG 71), USS Roosevelt (DDG 80), USS Porter (DDG 78), dan USS Arleigh Burke (DDG 51).

Pada tanggal 24 April 2022 satu lagi kapal perang guided-missile destroyer kelas Arleigh Burke USS Gravely (DDG 107) tiba di pelabuhan Klaipėda, Lithuania, alasannya adalah kunjungan mempererat persahabatan Amerika-Lithuania untuk stabilitas Eropa, selanjutnya akan bergabung dengan gugus tempur kapal induk USS Harry S. Truman (CVN 75).

Kekuatan awal dari Armada Ke-6 adalah gugus tempur kapal induk (Strike Group) USS Dweight D Eisenhower (CVN 69) yang juga bertindak sebagai Flag Ship, dengan kekuatan udara pendukung Armada, didukung oleh sekitar 5.000 personel perlaut.

Kapal pendukung lainnya berupa kapal perang Penjelajah type guided missile kelas Ticonderoga USS Monterey (CG 61), Skadron Destroyer 22; USS Mitscher (DDG 57), USS Laboon (DDG 58), USS Mahan (DDG 72), USS Poter (DDG 78), dan USS Thomas Hudner (DDG 116). Pendungnya adalah Kapal Komando Amphibi kelas Blue-Ridge, USS Mount Whitney (LCC 20) yang dilengkapi dengan sarana K4I.

Pendukung operasi amphibi berupa kapal dock landing kelas San Antonio, USS Arlington (LPD 24) merupakan perkuatan dari Kearsarge Amphibious Ready Group (ARG).

Kekuatan udara pada USS D.D. Eisenhower adalah Squadron of Carrier Air Wing (CVW) 3 termasuk Strike Fighter Squadron (VFA) 32 “Fighting Swordsmen”, VFA 83 “Rampagers”, VFA 105 “Gunslingers”, VFA 131 “Wildcat”, dan Skadron Helikopter Tempur Laut (HSC) 7 “Dusty Dog”, Skadron Helikopter Serbu Maritim (HSM) 74 “Swamp Foxes”, Skadron Airborne Command and Control (VAW) 123 “Screwtops”, Skadron Serbu Elektronik (VAQ) 130 “Zappers”, dan Detasemen dari Skadron Dukungan Logistik (VRC) 40 “Rawhides”.

Geladak kapal induk CVN-75 Harry S. Truman

Guna mempersiapkan kekuatan dalam mengantisipasi berhadapan dengan Russia, Armada Ke-6 mendapat perkuatan berupa gugus tempur Kapal Induk USS Harry S. Truman (CVN 75) berikut carrier strike group pendukungnya yang sudah berada di sekitar perairan Atlantik sejak Desember 2021 an tutur dalam latihan NATO (latihan NATO “Neptune Strike 22” akhir bulan Januari hingga awal Pebruari 2022).

Kekuatan pendukung CVN 75 antara lain destroyers USS Bainbridge (DDG 96), USS Cole (DDG 67), USS Gravely (DDG 107), USS Jason Dunham (DDG 109), dan guided-missile cruiser USS San Jacinto (CG 56).

Sedangkan untuk peperangan bawah air, kekuatan kapal selam tergabung dalam Task Force 69. Beberapa kapal selam ditempatkan dalam kekuatan Armada ini, termasuk kapal selam fast attack USS Seawolf (SSN 21), kapal selam kelas Virginia USS New Mexico (SSN 779), kelas Los Angeles USS Montpelier (SSN 765), USS San Juan (SSN 751), USS Albany (SSN 753).

US Navy memiliki beberapa kapal selam kelas nuklir (SSBN), delapan kapal selam SSBN berpangkalan di Pangkalan Angkata Laut Kitsap, Washington State, dan enam SSBN berpangkalan di Pangkalan Angkatan Laut Kings Bay, Georgia, dibagian Atlantik. Kapal-kapal selam tersebut setiap saat siap untuk mendukung kekuatan Armada Ke-6.

Kebijakan Laut Amerika

Amerika Serikat menempatkan kekuatan lautnya diberbagai penjuru dunia dengan pembagian menurut regional Samudera. Dunia ini pada dasarnya memiliki luas lautan dan perairan sekitar 71 persen dan daratan serta permukaan es seluas 29 persen.

Perairan dunia menurut sejarahnya terdiri dari empat Samudera; Atlantik, Pasifik, Hindia, dan Artik. Namun belakangan ini disebut adanya Samudera ke-lima yang disebut sebagai Samudera Selatan atau Antartika. Sebutan Samudera baru ini ditetapkan oleh “U.S. Board on Geographic Names” untuk perairan dari pantai Antartika hingga garis 60 derajat Lintang Selatan.

Batas Samudera baru ini disosialisasikan pada International Hydrographic Organization (IHO) pada tahun 2020. Ternyata tidak semua negara setuju dengan gagasan Samudera Baru tersebut, sehingga anggota IHO harus meratifikasinya.

Armada Laut Amerika

Untuk menguasai dunia dengan tujuan menjaga dan memelihara kepentingan Amerika Serikat di dunia. US Navy mengorganisasikan kekuatan armadanya berdasarkan regional perairan dunia dengan pengelompokkan awal sebanyak 12 Armada. Namun untuk efisiensi beberapa Armada di non-aktifkan, seperti Armada ke-1, ke-8, ke-9, ke-11, dan ke-12.

Adapun Armada yang masih diaktifkan antara lain;

  1. Armada Ke-2 Fleet Force Command, dengan area Samudera Atlantik bagian Barat Laut (Western North);
  2. Armada Ke-3 Pacific Fleet, dengan area Samudera Pasifik bagian Timur;
  3. Armada Ke-4 Naval Forces Southern Command, dengan area Samudera Atlantik bagian Selatan;
  4. Armada Ke-5 Naval Forces Central Command, dengan area perairan Mediterania hingga Teluk Persia;
  5. Armada Ke-6 Naval Forces Europe, dengan area Samudera Atlantik bagian Timur Laut; ,
  6. Armada Ke-7 Pacific Fleet, dengan area Samudera Pasifik bagian Barat dan Samudera Hindia;
  7. Armada Ke-10 Fleet Cyber Command, dengan area Global atau seluruh dunia.

Armada Ke-10 diaktifkan pada masa Perang Dunia Ke-II lalu di non-aktifkan. Diaktifkan kembali pada tahun 2010 sebagai jawaban atas tuntutan adanya ancaman cyber.

Dengan demikian, wilayah tugasnya untuk mendukung seluruh kekuatan Armad dalam bidang pengamanan cyber, terutama untuk pengamanan jaringan informasi, tidak tertutup kemungkinan juga melakukan peperangan cyber.

PENUTUP

Agaknya strategi Russia adalah tetap melakukan ekspansi di wilayah Timur Ukraina secara terukur dengan sasaran utama melumpuhkan kekuatan bersenjata yang berada di Ukraina. Sasaran serangan tetap kepada kekuatan bersenjata, militer beserta sayap-sayapnya yang didukung oleh ribuan partisan atau sukarelawan dari berbagai Negara.

Sementara itu, pihak Ukraina agaknya masih terkonsentrasi di kawasan Barat guna menerima berbagai endorse persenjataan untuk disalurkan ke wilayah tengah hingga ke timur. Tentunya perpindahan tersebut cukup memerlukan waktu dan upaya.

Kekuatan militer/bersenjata Ukraina di wilayah Timur banyak yang terkepung dan kehabisan bekal logistic.

Situasi seperti itu kurang menguntungkan bagi Ukraina dan pendukung-pendukungnya. Karena durasi pertempuran akan semakin panjang, dan beberapa Negara pendukung atau pemberi endorse bagi Ukraina juga menghadapi situasi ekonomi yang cukup sulit.

Semoga peperangan segera berakhir dan dunia terhindar dari kerusakan dan kehancuran.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hanya S-400 Triumph Yang Mampu Jatuhkan Misil Hipersonik

Tua-Tua Keladi, 2S7 Pion, Howitzer Kaliber Besar Rusia