Kendaraan Regu Infanteri US ARMY yang baru ada yang menyebut sebagai kendaraan tempur ringan “buggy” yang sempit menyesakkan, sempit untuk menampung peralatan dan personel setingkat regu, dianggap “tidak efektif untuk operasional dalam pertempuran ataupun operasi keamanan maupun pertahanan terhadap prakiraan ancaman”, antara lain hal tersebut disampaikan oleh kepala uji persenjataan Pentagon.
Dirancang untuk meningkatkan mobilitas bagi satu regu (Sembilan personil pasukan infanteri) berikut peralatannya dengan berat beban angkut 5.000 lbs (1.450 kg), dengan durasi operasi 72 jam, dioperasikan oleh pasukan Lintas Udara dan tim tempur brigade serbu udara untuk melakukan mobilitas lintas medan secara cepat.
Namun menurut analisa terbaru oleh Operational Testing and Evaluation (OT&E) Pentagon, kendaraan ISV yang baru tersebut hamper tidak memenuhi kriteria kebutuhan sesuai standard kendaraan taktis tempur, penampilannnya juga tidak sesuai (more dismal view at the Army’s new assault buggy compared to even last year’s critical OT&E assessment).
Hasil uji yang dilakukan di medan uji Yuma, Arizona pada Maret 2021, dan uji di Fort Bragg, North Carolina pada Agustus 2021, laporan OT&E berkesimpulan bahwa kendaraan tersebut “lacks the capability to deliver effective fires, provide reliable communication, and force protection”, bagi regu infanteri.
Yang lebih penting lagi, untuk keluar masuk personel dari dan ke kendaraan secara cepat cukup menyulitkan, sehingga apabila terjadi penyegatan mendadak dapat membahayakan personel (jadi seperti “sitting ducks”).
Hal serupa dapat terlihat pada kendaraan sejenis flyer. Saat dilakukan IOT&E, lebih dari 60 personel prajurit yang terlibat dalam uji menyatakan ketidak nyamanannya akan ISV.
Penilaian diatas adalah kali kedua tentang laporan uji ISV yang dikeluarkan oleh Pentagon’s Weapon Tester. Yang pertama dikeluarkan pada Januari 2020, dimana dalam penilaian dikatakan bahwa kendaraan terlalu rendah (underbody) dan memerlukan perlindungan balistik.
Namun agaknya penilaian Pentagon tersebut tidak menyurutkan pihak US ARMY untuk terus melanjutkan program pengadaan dan pendistribusian ISV dalam jajarannya. US ARMY telah membuat kontrak pengadaan ISV dengan pihak GM Defense senilai US$214,3 juta pada bulan Juni 2020, untuk 649 unit ISV. Proyeksi untuk delapan tahun kedepan mencapai 2.065 unit kendaraan, dengan otorisasi tambahan.
Sejak akhir tahun 2020, pihak US ARMY telah menerima penyerahan kendaraan taktis Regu infanteri (ISV/infantry squad vehicle) dari General Motor Defense, dengan acara serah terima di fasilitas produksi pabrikan di Mildfor, Michigan.
Angkatan Bersenjata Amerika telah memiliki pengalaman panjang untuk mencari kendaraan taktis militer kelas ringan atau Lightweight Tactical Vehicle untuk mendukung kinerja operasional didaerah pertempuran hingga batas wilayah perbatasan garis pertempuran (FEBA – Forward-End Battle Area).
Dari mulai program yang dimotori oleh DARPA (Defense Advanced Research Project Agency) yang akhirnya hanya menghasilkan “interim vehicle” yang disebut HMMWV atau Hummer, hingga program “JLTV – Joint Light Tactical Vehicle” yang hasilnya tidak jelas.
Justru akhirnya memilih keluarga RG produksi BAE System Land Division karena desakan peperangan melawan “terror” di Asia Selatan dan Lybia, Iraq, serta tempat-tempat lain, dimana HMMWV terlihat kedodoran walaupun telah up-armor.
Sesungguhnya US ARMY telah memiliki kriteria khusus dalam pemilihan alat-peralatan, termasuk kendaraan taktis. Misalkan – walau sifatnya interim vehicle – criteria untuk HMMWV dicantumkan dalam TOE – Table of Organization and Eqiupment unit pasukan. Termasuk juga dalam manual lapangan FM 3-21.8.
Dimana dalam FM tersebut di Appendix D. diuraikan persyaratan secara jelas tentang batasan-batasan yang harus dipenuhi untuk kendaraan tempur maupun kendaraan taktis, seperti yang dituangkan dalam Point D-13 hingga D-71.
Begitu juga uraian unyuk daya tampung pasukan setingkat regu. Dalam terminology militer, Regu atau Squad merupakan unit terkecil dalam organisasi militer yang dipimpin oleh seorang Bintara, menaungi kelompok yang disebut Tim (Team). Dalam US ARMY, Regu Infanteri terdiri dari dua atau Tiga Tim Senapan, berkekuatan Delapan hingga 14 Personel.
Saat ini kekuatan Regu dalam US ARMY adalah Sembilan personel yang dipimpin oleh Bintara berpangkat Sersan Kepala (Staff Sergeant/E-6).
Hal ini sesuai dengan perubahan struktur organisasi setelah perubahan ROAD (Reorganization Objective Army Division) tahun 1963. Regu dibagi dalam dua tim senapan yang masing-masing tim dipimpin oleh Bintara berpangkat Sersan (E-5).
Jadi, dalam merancang kendaraan taktis Regu Infanteri (ISV) seharusnya pihak penyelenggara program maupun pihak industri harus berpijak pada ketentuan-ketentuan diatas.
Penyaringan Melalui Kompetisi Ketat
Dalam program pemenuhan kebutuhan kendaraan taktis Regu Infanteri ini pihak US ARMY telah melalui sebuah proses yang cukup panjang.
Pemilihan rancang bangun melalui persaingan ketat dari tiga kontestan yang turut bersaing dalam program ini yaitu; GM Defense, tim Oshkosh dan Flyer Defense LLC, serta SAIC yang berpartner dengan Polaris.
Kegiatan yang dimulai sejak Agustus 2019 tersebut juga telah mengeluarkan biaya yang cukup besar guna membiayaan prmbuatan prototype oleh ketiga kompetitor (biaya OTA*/other transaction authority). Kegiatan dibawah the National Advanced Mobility Consortium, dimana setiap tim peserta harus menyerahkan dua unit prototype.
Tiga Kandidat:
Dalam program pengembangan Kendaraan Regu Infanteri/ISV ini terdapat tiga tim yang bersaing yaitu; Tim GM Defense, Tim Oshkosh Defense & Flyer Defense LCC, dan Tim SAIC & Polaris.
Tim GM Defense yang maju sendiri mengajukan konsep yang terlihat menggunakan dasar kendaraan truk kelas menengah Chevrolet Colorado, dari varian ZR2 dan ZR2 Bison. Truck tersebut telah memiliki reputasi dalam beberapa perlombaan off-road padang pasir. Kendaraan yang diajukan oleh GM Defense ini menggunakan mesin Turbo Diesel Duramax berkekuatan 186 HP.
Tim Oshkosh Defense & Flyer Defense LCC mengajukan konsep yang tidak jauh dari produksi Flyer Defense LCC yaitu, Flyer GMV 1.1. yang sudah digunakan oleh US ARMY.
Tim SAIC & Polaris menawarkan konsep kendaraan yang disebut DAGOR yang memiliki kemampuan lintas-medan serta mudah diangkut melalui udara dengan pesawat angkut sekelas C-130 Hercules, atau dengan helicopter kargo CH-47 Chinok maupun helicopter utility UH-60 Black Hawk.
Menurut pihak SAIC kendaraan ini siap produksi dan telah teruji, terbukti dilapangan pada unit-unit operasi militer Amerika Serikat dan sekutunya sejak tahun 2015.
Pengadaan ISV ini merupakan program yang penting bagi US ARMY dan merupakan prioritas sehubungan dengan strategi modernisasi kendaraan lapangan untuk masa kedepan.
Dengan investasi yang sangat besar untuk 2.065 unit kendaraan hingga tahun 2024, disesuaikan dengan perencanaan pertempuran dimasa depan, dimana telah ditulis doktrin dengan pemikiran menggunakan Infantry Squad Vehicle, terulis dalam Manual Lapangan (FM) US ARMY yang dipublikasikan pada tahun 2021, tentang peran Brigade Tim Tempur Infanteri.
Dalam definisi FM antara lain disebutkan “dismounted operations in complex terrain—a geographical area consisting of an urban center larger than a village and/or of two or more types of restrictive terrain or environmental conditions occupying the same space.”
Digambarkan bahwa dengan ISV yang membawa Sembilan personel tempur kewilayah pertempuran, memberikan perlindungan dan kecepatan gerak, personel keluar dari kendaraan menuju tempat perlindungan yang aman. Kendaraan tidak ditujukan sebagai platform untuk bertempur.
Ada kemungkinan tim pengkaji melupakan pengalaman penggunaan HMMWV yang hanya mengakomodasi empat hingga lima personel, di daerah pertempuran telah membawa banyak korban gugur maupun luka – walau kendaraan tersebut tertutup, bahkan di up-armor, antara lain oleh pihak Plasan Sasa, Israel.
Tidaklah berlebihan apabila ada yang skeptis melihat pengadaan ISV kali ini. Bahkan telah mengabaikan komentar dari Kepala Uji Persenjataan Pentagon yang nenyatakan dalam laporan tahunannya untuk kerentanan pengangkut pasukan disebut sebagai: “for being an uncomfortable ride.”
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!