Brigade Stryker Untuk Pasukan AS di Eropa

Stryker dengan Shorad, image: sputniknews.com

Seperti diberitakan oleh berbagai media bahwa US Army telah mengoperasikan kendaraan tempur infanteri beroda ban 8×8 M1126 Stryker dengan senjata baru yang lebih mematikan.

Penyebaran Kendaraan Tempur Infanteri atau lazim disebut IFV (Infantry Fighting Vehicle) tersebut sebagai penguatan pasukan infanteri mekanis, terutama untuk yang berpangkalan di daratan Eropa.

Media rilis dibagikan pada tanggal 17 February 2022 untuk memperkenalkan Stryker versi baru tersebut sebagai asset Brigade WarHorse di Fort Carson, Colorado.

M-1126 Styker, source.

Para awak kendaraan juga sedang melakukan pelatihan pengoperasian persenjataan yang dikendalikan secara remote berupa; Common Remotely Operated Weapon Station-Javelin (CROWS-J), dan Common Remotely Operated Weapon Station (non-kubah) disingkat CROWS.

Dengan sistem senjata baru ini, awak kendaraan dapat mengoperasikan persenjataan dari dalam kabin. Misil anti tank yang diluncurkan dari CROWS-J berupa misil berpemandu kawat (wire-guided anti-tank missile).

Dan CROWS mengendalikan senapan mesin berat, sehingga Stryker dapat menghadapi musuh dalam jarak yang cukup jauh. Seperti penjelasan oleh Komandan Tim Tempur Brigade Stryker ke-2 dari Divisi Infanteri ke-4, Kol, Andrew Kiser.

Common Remotely Operated Weapon Station-Javelin atau CROWS-J pada M1126 Stryker, source.

Brigade WarHorse melakukan masa transisi dari Brigade Infanteri Ringan menjadi Brigade Stryker pada tahun 2020, dan tahun 2021 Brigade ini sudah memiliki kesiapan untuk diaktifkan.

Catatan: US Army memiliki Sembilan Brigade Tim Tempur Stryker; tujuh Brigade sebagai komponen aktif, dan dua Brigade dalam formasi Keamanan Nasional (National Guard).

Misil FGM-148 Javelin anti-tank wire-guided missile (ATGM), misil fire-and-forget ini dalam jajaran US Army merupakan pengganti misil anti-tank M47 Dragon.

Selain sistem senjata, Stryker versi baru ini juga dilengkapi berbagai perangkat optic (aldik) baru yang lebih modern dan memilikikemampuan observasi jauh.

Pengembangan IFV Stryker

Sebelum peningkatan kualitas daya gempur dengan CROWS dan CROWS-J, IFV Stryker telah di moderniser dengan memasang kubah SAMSON dan cannon kaliber 30mm, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Oshkosh Defense. Kubah SAMSON merupakan kubah nir-awak auto-cannon.

Untuk pembentukan enam Brigade Stryker (per Brigade berkekuatan 83 Stryker), US Army pada tahap pertama kontrak dengan Oshkosh meliputi 91 unit Stryker yang nantinya disebut sebagai Stryker MCWS (Medium calibre weapon systems).

Penyerahan pertama Stryker MCWS ini rencananya akan selesai pada akhir tahun 2023 untuk I-2 Stryker Brigade Combat Team di pangkalan Lewis McChord di Washington State.

Kubah SAMSON merupakan unmanned turret buatan Rafael, Israel. Di Amerika dibuat oleh perusahaan Pratt Miller yang kemudian perusahaan tersebut dibeli oleh Oshkosh.

Tiga Brigade dari enam Brigade Stryker yang akan dibentuk akan menggunakan Stryker dengan konstruksi Double V-Hull A1 (DVH ICVVA1).

Bersenjatakan kanon kaliber 30mm sehingga disebut sebagai 30mm Stryker ICV Dragon. Brigade tersebut akan ditempatkan di daratan Eropa, dioperasikan oleh Resimen Kavaleri ke-2 yang bermarkas di pangkalan di Grafenwoehr, Jerman.

Untuk kubah kanon 30mm, Stryker menggunakan kubah dengan sistem remote-control Protector MCT-30 buatan Kongsberg, Norwegia, dan kanon kaliber 30mm dari Orbital ATK (sekarang menjadi milik Northrop Grumman).

Autocannon 30mm tersebut dikenal sebagai Mk44 Bushmaster II (XM813 chain gun 30mm) yang merupakan derivative dari M242 Bushmaster kaliber 25mm, dimana sebagian besar komponennya sama, memiliki daya tembak yang lebih besar, menggunakan laras dari bahan chromium-plated.

Pada senjata kanon terpasang untaian munisi sebanyak150 butir jenis MK238 HEI-T (high explosive incendiary-tracer), atau MK258 APFSDS-T (Armor piercing fin-stabilized discarding sabot-tracer). Pada kubah juga terdapat senapan mesin kaliber 7,62mm.

Stryker ICV-D (Dragoon) telah di uji fungsi penembakan kannon 30mm bertempat di medan uji Aberdeen, Jerman, oleh Resimen Kavaleri ke-2 pada Oktober 2017.

Head To Head Dengan Rusia

Analisa beberapa pakar sejak tahun 2017, agaknya penempatan Brigade Stryker di daratan Eropa merupakan bagian dari perkuatan besar Amerika di Eropa untuk menghadapi Rusia. Pengamatan atas penggunaan persenjataan dan taktik pasukan Russia dalam menghadapi kekuatan Ukraina merupakan salah satu pendorongnya.

Maka dirasa perlu untuk memperkuat pasukan yang sudah di tempatkan di daratan Eropa. Meningkatkan kekuatan persenjataan yang memiliki daya gempur lebih besar dan lebih mematikan, serta memiliki daya gerak dengan mobilitas tinggi.

Tidak hanya ICV Stryker, US Army juga meningkatkan kemampuan tank tempur utama M1 Abrams menjadi M1A2 System Enhancement Package Version 3 – atau M1A2 SEP V3, yang mulai digelar dalam pasukan pada tahun 2020/2021.

M1A2 Abrams SEP V3, image: defence-blog.com.

Versi ini mengalami beberapa peningkatan/modernisasi, termasuk pemasangan hubungan Ethernet yang dapat melakukan proses dari dalam ranpur guna mengakomodasi dan meng-update direct control system sehingga dapat menghadapi target dengan cepat (in faster manner). Selain itu juga terdapat ammunition data link guna penggunaan smart rounds (munisi pintar).

Upgrade berikutnya adalah varan M1A2 SEP V4 menggantikan varian M1A2 SEP V3, yang fokuenya pada daya gempur yang mematikan, terutama pada kualitas munisi yang akan digunakan, dan penggunaan FLIR kamera (forward looking infra red), selain kamera berwarna untuk siang hari serta cross-platform laser pointer. Diharapkan MBT varian baru ini dapat diterima oleh Brigade yang pertama pada tahun 2025.

Program peningkatan kemampuan kendaraan juga dilakukan pada IFV M2 Bradley, menjadi varian M2A4 dan M2A5. Varian M2A4 fokus kepada kinerja kendaraan, termasuk bobotnya. Sementara untuk varian M2A5 akan ditingkatkan kemampuan daya gempurnya, termasuk pemasangan FLIR generasi ketiga, cross platform lase pointer, kamera berwarna untuk siang hari, dan laser range finder modern.

Selain kendaraan tempur, US Army juga meningkatkan kalitas pada kendaraan taktis untuk menggantikan HMMWV (Hummer).

M1126 Stryker, image: pacaf.af.mil

Perjalanan IFV Stryker

Stryker generasi pertama merupakan rancangan ‘flat bottom’, kemudian dirubah menjadi generasi kedua berupa ‘double v-hull’ (DVH) yang mulai diaktifkan dalam Brigade pada tahun 2009. Lalu, generasi ketiga berupa DVHA1. Varian DVHA1 ditempatkan pada Brigade ke-2, Divisi Infanteri ke-4 (2-4 Infantry di Fort Carson, South Colorado Springs, El Paso).

Dalam susunan Personel dan Peralatan (TO&E) dalam Brigade terdapat 10 varian Stryker dengan jumlah: 130 unit Infantry Carrier Vehicle (APC), 9 unit varian ATGM, 27 unit Ambulan Lapangan, 12 unit varian Engineer Squad vehicle, 32 unit Ran Komandan, 36 unit Varian Ran Mortir 120mm, 56 unit varian Ran pengintai, 13 unit Ran Duk Penembakan, 3 unit ran Intai/Nubika (hanya varian dengan hull datar), dan 12 unit dengan meriam kaliber 105mm/direct fire 105mm cannon (hanya varian dengan hull datar). Selebihnya, US Army memiliki beberapa ratus unit varian intai dengan Nubika, namun tidak ditempatkan dalam Brigade Stryker.

Pengembangan Stryker oleh unit US Army yang lainnya, salah satunya adalah untuk mempersenjatai Stryker dengan senjata misil anti serangan udara jarak pendek (IM-SHORADS – Interim Maneuver Short-Range Air Defese Systems) yang sudah masuk dalam program soldier evaluation. Kemungkinannya akan menggunakan Stryker DVHA1, dan perlu diketahui bahwa untuk varian platform IM-SHORAD penempatannya akan pada eselon diatas Brigade.

Stryker dengan Shorad, image: sputniknews.com

Pengkajian atas Stryker IM-SHORAD platform sudah dilakukan pada tahun 2019 dalam Pengkajian Army;s Joint Warfighting Assessment di Pusat Pelatihan Yakima, Washitong State.

Percobaan pada Stryker juga dilakukan untuk pengerahan manned-unmanned teaming (MUM-T) tahap-1 bertempat di Fort Carson, dimana Stryker 30mm Dragoon diubah menjadi robot (nir-awak) melakukan penembakan senjatanya, sementara pengendalian dilakukan dari kendaraan Stryker lainnya (berawak).

Hasil evaluasi, baik piranti lunak maupun perangkat keras (Ran) dapat diaplikasi dengan baik. Pelaksanaan penembakan dengan kanon XM813 pada kubah MCT-30 menembakan munisi standard latihan, berjalan dengan hasil yang baik.

Pemasangan sistem robotic dilakukan oleh perusahaan QinetiQ North America, yang juga bertindak selaku kontraktor utama, dan Kongsberg bertindak sebagai sub kotraktor untuk pemasangan wireless fire control dan pengaturan kubah kendaraan.

Stryker CROWS-J, image: army.mil

Larangan Publikasi

Akhir Januari 2022, Pentagon mengeluarkan larangan untuk mengakses hasil pengkajian Stryker CROWS-J walaupun sifatnya tidak rahasia (unclassified).

The military will not publicly release unclassified details from its assessment of the Stryker infantry carrier’s new antitank missile system, according to a report released last week from the Pentagon’s top weapons tester.

Testing last May and June identified problems that the Army should address with the Common Remotely Operated Weapon Station-Javelin antitank missile capability, according to the report from the director of operational test and evaluation.

“While testing was adequate to evaluate the crews’ ability to identify and engage targets using the improved CROWS-J and sights, the Army must address several shortfalls to improve Stryker CROWS-J operational effectiveness, suitability, and survivability,” the report stated. [1] INSIDE DEFENSE – Saturday, February 26, 2022.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Wahana Udara Nirawak Pendamping (MUM-T)

Pertahanan Laut Inggris Dari Ancaman Misil Balistik