Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, JMSDF (Japan Maritime Self Defense Force) baru saja membaptis kapal selam baru mereka yaitu Kapal Selam Taigei (SS-513) yang berarti ikan paus besar (big whale).
Kapal selam listrik Taigei (513) ini diluncurkan di fasilitas Galangan Mitsubishi Heavy Industries di kota Kobe, pada tanggal 9 Maret 2022 sebagai kapal selam Jepang pertama dari kelas Taigei.
Kapal selam kelas Taigei ini merupakan kapal selam serbu diesel elektrik kelas baru, dan kapal selam yang ke-22 dari Angkatan Laut Jepang.
Kapal selam Jepang Taigei ini dikembangkan dengan sangat teliti dan menerapkan teknologi stealth, diantaranya selain lapisan pada seluruh badan kapal, juga tingkat kebisingan dipertahankan seminim mungkin.
Pasokan daya untuk mesin pada kapal selam Taigei menggunakan batere lithium-ion, sehingga mampu melakukan penyelaman yang lebih lama dengan kecepatan tinggi dibandingkan dengan kapal selam diesel elektrik.
Kapal Selam Taigei ini merupakan kapal selam AL Jepang yang seringkali disebut TBDM (Tentara Bela Diri Maritim) ke-4 yang menggunakan batere lithium-ion hingga dapat dikatakan sebagai kapal selam listrik (hibrid dengan diesel).
Taigei merupakan kelanjutan dari kapal selam kelas Soryu, dan bergabung dengan Armada Kapal Selam ke-2 (Submarine Flotila 2) yang berpangkalan di Yokosuka, selatan Tokyo.
Kapal Selam Jepang Hasil Kemajuan Teknologi
Kapal selam kelas Taigei ini merupakan hasil penelitian sejak tahun 2004. Berbagai penelitian dilakukan untuk mendapatkan berbagai komponen yang diperlukan untuk terciptanya kapal selam modern dan dapat dioperasikan dalam jangka waktu yang lama.
Penelitian juga dilakukan pada sistem Sonar untuk mengetahui seberapa sensitifnya teknologi Sonar terhadap pergerakan kapal selam. Diupayakan untuk mengurangi bobot Taigei submarine, hemat enerji serta kemampuan deteksi terhadap kapal permukaan dan kapal selam, yang diprediksi kebisingannya semakin berkurang.
Sistem air-independent propulsion (AIP) untuk mendukung kemampuan operasi yang lebih lama, termasuk kemampuan menyelam di laut dangkal serta memperluas area operasionalnya. Kinerja propulsinya semakin baik dengan mengadopsi X-rudder.
Tingkat kebisingan dari propeller serta arus air akibat pergerakan kapal diredam melalui teknik konstruksi seperti peredam, raft mounted machinery, dan suspense shock absorber.
Penggunaan raft mounted machinery untuk mencegah terjadinya vibrasi peralatan untuk tidak langsung bersinggungan dengan hull, tetapi teredam oleh raft. Kebisingan lainnya dikurangi dengan rancangan hydrodynamic pada hull.
Selanjutnya, peredaman kebisingan kapal selam Taigei dikurangi melalui perancangan propeller dan jumlah bilah baling-balingnya.
Seperti halnya Negara-negara industri maju yang juga mengembangkan batere lithium-ion – Jerman dan Perancis, Jepang juga melakukan penelitian dan pengembangan batere jenis tersebut, antara lain oleh pihak GS Yuasa dan sebagainya.
Taigei merupakan kapal selam ketiga di jajaran TBDM Jepang yang menggunakan batere lithium-ion, sebelumnya dua kapal selam kelas Soryu – kapal ke-11 Ōryū (SS-511), dan ke-12 Tōryū (SS-512), juga menggunakan batere lithium-ion, dan mulai masuk jajaran PBDM pada 2021.
Jepang melakukan penelitian atas batere lithium-ion ini sejak awal tahun 2000. Akhirnya pihak GS Yuasa dapat memproduksi batere yang disebut sebagai batere ‘lithium nickel cobalt aluminium oxide’.
Kapal selam dengan panjang 84 meter, beam 9,10 meter, draught 10,40 meter, sebagai kapal selam dengan teknologi stealth, dapat menyelam dengan tingkat kebisingan yang rendah, memiliki bobot permukaan 3.000 ton, diawaki oleh 70 personel.
Pihak Kementerian Pertahanan Jepang mempercayakan pembuatan kapal selam kelas Taigei, kepada Mitsubishi Heavy Industries Ltd., dan Kawasaki Heavy Industries Ltd.
Persenjataan Kapal Selam Jepang Kelas Taigei
Kapal selam Taigei dipersenjatai dengan enam tabung peluncur torpedo kelas berat yang mutakhir HU-606, untuk meluncurkan torpedo 533mm Type 18 dengan propulsi yang lebih canggih, kemampuan deteksi sasaran yang lebih presisi, serta keunggulan lain dibandingkan kelas sebelumnya, torpedo Type 89, ditambah Torpedo Command Center (TCM).
Awalnya sistem torpedo tersebut disebut sebagai “G-RX6”. Senjata misil berupa UGM-84L Harpoon Block II, untuk menghadapi target permukaan. Untuk memghidari serangan torpedo lawan, pelontar decoy juga menggunakan versi mutakhir.
Radar berupa surface/low-level air search ZPS-6F – untuk mendeteksi adanya pesawat peperangan anti-kapal selam dan kehadiran kapal patrol maritim, dan sistem Sonar array Hughes/Oki ZQQ-8 yang terdapat pada bow dan flank, untuk memantau kehadiran kapal permukaan maupun kapal selam.
Selain Sonar modern terdapat juga towed array Sonar dengan dasar fibre-optic technology yang mampu mendeteksi kehadiran kapal selam atau kapal permukaan pada jarak 37 mil laut. Kapal selam baru ini memiliki sistem komando tempur yang juga modern.
Floating floor structure menggunakan bahan akustik absorbent terbaru sehingga mengurangi kebisingan. Juga peningkatan pada sistem snorkel untuk mengurangi signature deteksi lawan.
Combat Management System (CMS) kapal selam ini merupakan kombinsai sensor, Komando-Kendali, dan Weapon engagement System (WES).
Tahun depan dijadwalkan kapal kelas Taigei ke-dua akan dikomisi dan diberi nama Hakugei atau White Whale (SS-514). Hakugei diluncurkan di galangan milik Kawasaki Heavy Industries Ltd. Di Kobe, pada Oktober tahun 2021 yang lalu.
Jepang telah menganggarkan untuk pembuatan empat unit kapal selam kelas Taigei ini, untuk menggantikan kapal selam kelas Oyashio.
Kapal selam Taigei pertama kali diluncurkan di galangan Mitsubishi pada Oktober 2020, sebelum di komisi pada Maret 2022 ini, kapal selam tersebut kini digunakan sebagai kapal uji, sebagai uji teknologi.
Dengan demikian, kapal kedua – kapal selam Hakugei (SS-514) – menjadi kapal pertama dari kelasnya yang operasional. Dengan ditetapkannya Taigei sebagai kapal selam uji, TBDM bergarap dapat meningkatkan hari operasi dan memonitor segala aktivitasnya sebagai kapal selam serbu, dan mengakselerasi kegiatan penelitian dan pengembangan.
Kapal selam Hakugei (SS-514) menggunakan dua mesin diesel elektrik Kawasaki 12V 25/25 SB dan satu motor propulsi elektrik. Program selanjutnya adalah pembuatan kapal selam kelas ini dengan nomor lambung SS-515 dan SS-517 oleh MHI, lalu SS-516 dan SS-518 oleh Kawasaki Heavy Industries Ltd/KHI.
Pada 24 Desember 2021 yang lalu, Kementrian Pertahanan Jepang telah memgalokasikan 73,6 milyar Yen untuk Tahun Fiskal 2022 untuk pembuatan enam unit kapal selam kelas Taigei.
Cukup beralasan bagi Jepang selaku Negara berdaulat untuk memiliki armada kapal selam yang kuat, selain untuk menjaga dan memelihara kedaulatan, Jepang juga mengantisipasi perubahan situasi regional, termasuk respon dari masa damai ke situasi Grey Zone, seperti yang tertuang dalam Dokumen Tiga Pilar Pertahanan Jepang.
Jepang juga harus selalu waspada dengan telah terdeteksinya kehadiran kapal selam di wilayah perairan teritorialnya sejak Januari 2018, termasuk melintasnya kapal perang jenis Destroyer didekat kepulauan Senkaku.
Kapal selam yang terdeteksi kemudian naik ke permuaan di perairan internasional di Timur Laut Cina. Pernah juga terdeteksi kehadiran kapal selam asing di perairan sebelah Barat pulau Amamioshia, Selatan Pulau Kumejima, dan Selatan pulau Minamidaitojima pada Mei 2013, Maret 2014 di pulau Miyakojima, dan di perairan tenggara pulau Tsushima pada Pebruari 2016.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!