Kapal Tempur Pesisir (Littoral Combat Ship) Angkatan Laut Amerika

Littoral Combat Ship atau Kapal Tempur Pesisir maksudnya adalah kapal perang yang dioperasikan zona dekat pantai atau di sekitar area 100 mil laut wilayah territorial dari garis pantai suatu negara.

Jarak sejauh itu sering diistilahkan sebagai “brown water” atau “littoral” area. Sementara “green water” merupakan daerah operasi dimulai dari batas 100 mil laut keluar dari daratan utama.

Dan “blue water” berupa kemampuan untuk memproyeksikan kekuatan keluar setidaknya hingga jarak 1.500 mil laut dari garis pantai.

Namun secara tradisional, perbedaan penggunaan kekuatan laut di golongkan pada brown-water beroperasi dikawasan pesisir dan oceangoing blue-water hingga jarak 200 mil laut (370 km).

Littoral Combat Ship (LCS) USS Independence (LCS-2)

Kekuatan adi-kuasa Amerika Serikat menciptakan terminology baru berupa green-water navy sebagai pengganti brown-water navy, sehingga wilayah operasi menjadi lebih luas. Sehingga sekarang brown-water navy disebut hanya sebagai riverine force.

Untuk operasi operasional jarak dekat diperlukan kehadiran kapal-kapal patrol kecil, seukuran korvet atau fregat, sejak akhir era 1980an dalam jajaran angkatan laut Amerika Serikat dikenal dengan sebutan Littoral Combat Ship (kapal tempur pesisir) yang antara lain dikembangkan oleh pihak industri Lockheed Martin bersama pihak USN.

Kemudian lahir set berupa dua kelas kapal perang permukaan yang ukurannya relatif kecil yang dirancang untuk beroperasi didekat wilayah pesisir, utamanya untuk menghadapi ancaman asymmetric dikawasan pesisir, mungkin perbandingan ukuran kapal setara dengan kelas korvet.

Kedua kelas kapal tempur pesisir Littoral Combat Ship (LCS) tersebut berupa kelas USS Freedom (LCS-1) – tahun 2008, dan kelas USS Independence (LCS-2) tahun 2010.

Ukurannya lebih kecil dari fregat yang dioperasikan oleh USN namun lebih besar dari ukuran kapal patrol cepat. Namun seperti dua varian LCS tersebut diatas memiliki helipad maupun hangar untuk pesawat helicopter.

Helikopter yang dapat ditamung pada deck kedua jenis kapal tersebut adalah untuk dua unit helicopter sekelas SH-60 atau MH-60 Seahawk.

Terdapat juga pintu ramp di bagian buritan yang fungsinya antara lain untuk mengoperasikan kapal kecil, memuat kargo bagi pengerahan unit pasukan kecil, atau untuk roll-on/roll-off difasilitas pelabuhan.

Konsep Littoral Combat Ship antara lain memiliki kecepatan, modul untuk misi yang fleksibel, dan memiliki draft yang cetek. Setidaknya USN memerlukan 32 unit LCS (dari rencana awal 55 unit).

Kapal perang pesisir, USS Fort Worth, image: defensenews.com

Selain itu USN juga sedang merintas jalan untuk mendapatkan kapal baru berupa fregat multi-misi dengan senjata misil berpemandu untuk berperan sebagai kapal perang pesisir (littoral combat ship) namun memiliki kemampuan bertahan dan menyerang.

Inti dari kapal perang pesisir (littoral combat ship) atau LCS adalah mudah di reconfigure untuk peran yang berbeda, termasuk untuk peperangan anti-kapal selam, anti kapal permukaan, maritime intercept, ISR (Intelligence-surveillance-reconnaissance), keamanan dalam negeri, operasi khusus, dukungan logistic, dan menyapu/memburu ranjau laut, hal tersebut menjadikan LCS dibuat dengan sistem modular.

Persenjataan Littoral Combat Ship

Untuk melindungi diri kapal tempur pesisir (littoral combat ship) dipersenjatai dengan Meriam Mk-110 kaliber 57mm dan Rolling Airframe Missile RIM-116.

Senjata organik tambahan untuk paket peperangan kapal permukaan termasuk sistem senjata caliber 30mm, sistem misil anti kapal permukaan. Tambahan dua unit rigid hull inflatable boat (RHIB) yang panjangnya 11 meter, serta persenjataan yang dibawa oleh pesawat helicopter serta UAV MQ-8 Fire Scout.

Pada tahun 2011, USN merekomendasikan pemilihan misil Griffin dari Raytheon untuk mengganti misil NLOS-LS, sehingga jarak jangkau misil pada LCS akan menurun dari 40 km menjadi 5,6 km saja.

Paket misil akan terdiri dari tiga set, per set berjumlah 15 misil. Namun akhirnya pilihan ini dibatalkan karena dianggap terlalu ringan.

LCS Diagram, image: defensenews.com

Modul Misi

Mayoritas perangkat misi berbentuk modul fungsional, termasuk sarana seperti pesawat helicopter atau  wahana nirawak seperti Spartan Scout, Remote Minehunting System, atau Fire Scout MQ-8B. Hal tersebut juga merupakan tujuan USN untuk ‘unman the front lines”.

Modul untuk misi operasi diatas permukaan air, diutamakan berupa kapal-kapal pendukung berukuran kecil yang disebut sebagai “best swarm killer in the surface fleet”. Termasuk dua senjata caliber 30mm yang dibuat oleh Teledyne Brown Engineering, Inc.

Salah satu acuan untuk melengkapi kapal perang pesisir (littoral combat ship) LCS adalah program TERN dari DARPA (Tactical Exploited Reconnaissance Node) – berupa MALE UAV (medium-altitude long-endurance unmanned aerial vehicle) yang mampu membawa beban seberat 270 kg dan dapat dioperasikan dari LCS dengan jarak operasional 600 hingga 900 mil laut.

kapal perang pesisir (littoral combat ship) LCS dibuat dengan survivability standard Level 1+, namun LCS juga merupakan kapal perang USN modern pertama yang tidak menggunakan Aegis Combat System.

Spesifikasi Teknis

  • Panjang (LoA) 118,10 meter, Beam 17,60 meter, Draft 4,30 meter.
  • Bobot bermuatan penuh: 3.450 metric ton
  • Propulsi: CODAG (Combination Diesel and Gas Turbine) + propulsi steerable water jet. Dapat mencapai kecepatan 40 knot.
  • Awak: 50 personel pelaut dengan kemampuan akomodasi untuk 98 pelaut.
  • Area Penerbangan: hangar untuk dua helicopter kelas MH-60, atau satu MH-60 dan satu unit UAV sekelas MQ-8 Firescout.
  • Sistem pendukung misi: CMS COMBATSS-21, ruang radio otomatis, dan sarana computer kapal.
  • Rangkaian Pertahanan: Radar pantau udara TRS-4D, Meriam SeaRAM Mk 110, caliber 57mm, sistem pelontar decoy.

Pada 6 Pebruari 2020, Lockheed Martin bersama Fincantieri Marinette Marine, menyerahkan kapal LCS USS St. Louis (LCS-19) kepada US Navy, dengan demikian USN memiliki 10 unit LCS kelas USS Freedom.

Fredoom Class, LCS.

Kapal-kapal jenis LCS diproyeksikan untuk memperkuat satuan armada Atlantik dan Pasifik. Sejak Juni 2021 keberadaan LCS dikelompokkan kedalam 2 (dua) Skadron;

  1. Littoral Combat Ship Squadron 1 (LCSRON ONE) – LCS kelas USS Independence, dengan markas di San Diego, dan
  2. Littoral Combat Ship Squadron 2 (LCSRON TWO) – LCS kelas USS Freedom, dengan markas di Mayport, Florida.

Ternyata dengan LCS ini jumlah personel yang dibutuhkan dapat diminimalisir. Alur personel dari anggota dan staf Skadron LCS hingga pelaksana Pemeliharaan, Logistik, Pelatihan (LTF), dan Surface Ship Type Commander (TYCOM) Afloat Training Group (ATG), merupakan pelaksana pelatihan dan pemberian sertifikat fungsi bagi personel.

23 Unit LCS telah di komisi (dibaptis sebagai kapal perang USN) yaitu LCS dengan Nomor Lambung: LCS-1 hingga -20, LCS-20, LCS-22, LCS-24, dan LCS-26.

Sedang dalam persiapan penyerahan 3 unit, sedang dalam tahap pembuatan/penyelesaian 5 unit, dan 4 unit sedang dalam tahap persiapan pembuatan.

Independence Class, LCS.

Daftar Kapal Littoral Combat Ship

Kelas USS Freedom

Produsen: Lockheed Martin.

Kapal dan Homeport

  1. USS Fort Worth (LCS 3), San Diego, California
  2. USS Milwaukee (LCS 5), Mayport, Florida
  3. USS Detroit (LCS 7), Mayport, Florida
  4. USS Little Rock (LCS 9), Mayport, Florida
  5. USS Sioux City (LCS 11), Mayport, Florida
  6. USS Wichita (LCS 13), Mayport, Florida
  7. USS Billings (LCS 15), Mayport, Florida
  8. USS Indianapolis (LCS 17), Mayport, Florida
  9. USS St. Louis (LCS 19), Mayport, Florida
  10. PCU Minneapolis-St. Paul (LCS 21) – dalam pembuatan
  11. PCU Cooperstown (LCS 23) – dalam pembuatan
  12. PCU Marinette (LCS 25) – masuk tahap konstruksi
  13. PCU Nantucket (LCS 27) – dalam tahap pra-produksi
  14. PCU Beloit (LCS 29) – dalam tahap pra-produksi
  15. PCU Cleveland (LCS 31) – dalam tahap pra-produksi

Kelas USS Independence

Produsen: General Dynamics (LCS 2 and LCS 4), Austal USA (LCS 6 dan seterusnya)

Kapal dan Homeport

  1. USS Coronado (LCS 4), San Diego, California
  2. USS Jackson (LCS 6), San Diego, California
  3. USS Montgomery (LCS 8), San Diego, California
  4. USS Gabrielle Giffords (LCS 10), San Diego, California
  5. USS Omaha (LCS 12), San Diego, California
  6. USS Manchester (LCS 14), San Diego, California
  7. USS Tulsa (LCS 16), San Diego, California
  8. USS Charleston (LCS 18), San Diego, California
  9. USS Cincinnati (LCS 20), San Diego, California
  10. USS Kansas City (LCS 22), San Diego, California
  11. USS Oakland (LCS 24), San Diego, California
  12. USS Mobile (LCS 26), San Diego, California
  13. USS Savannah (LCS 28), San Diego, California
  14. PCU Canberra (LCS 30) – dalam tahap pembuatan
  15. PCU Santa Barbara (LCS 32) – dalam tahap pra-produksi
  16. PCU Augusta (LCS 34) – dalam tahap pra-produksi
  17. PCU Kingsville (LCS 36) – dalam tahap pra-produksi
  18. PCU Pierre (LCS 38) – dalam tahap pra-produksi
KRI Golok, kapal perang pesisir (littoral combat ship) Indonesia

Keperluan LCS Secara Bertahap

Pada September 2016 diumumkan perubahan radikal dalam bidang operasi dan recana organisasi kapal perang pesisir (littoral combat ship) LCS. Dari semula akan dipesan 28 unit kapal, empat kapal – pesanan pertama akan diperuntukan menjadi kapal latih – terdiri dari dua jenis, masing-masing dua unit, dan sisanya 24 unit akan dikelompokkan kedalam enam divisi.

Tiga divisi dari kelas USS Freedom beroangkalan di Naval Station Mayport, Florida. Dan, tiga divisi dari kelas USS Independence akan berpangkalan di Naval Station San Diego, California.

Modul Anti Kapal Selam

Modul untuk peperangan anti-kapal selam difokuskan dapat dilakukan penggantian modul pada saat kapal sedang berlayar diperairan terbuka maupun dipesisir. Modul utamanya berupa perangkat deteksi adanya ancaman torpedo.

Salah satu acuannya pilihan adalah active-sonar berfrekuensi rendah CAPTAS 4 dari Thales. Sonar ini jenis towed sonar, dan sudah dilakukan berbagai kombinasi uji.

Untuk mendeteksi kehadiran kapal selam – terutama jenis diesel elektrik, terdapat towed-sonar 2087 buatan Thales yang dianggap lebih baik dibandingkan yang sudah terpasang pada kapal perang jenis penjelajah atau perusak. LCS memiliki kebisingan yang rendah, biasanya kapal selam akan bersembunyi saat menangkap suara bising, perubahan suhu laut, salinity dan perubahan tekanan.

Oleh sebab itu lebih ditekankan menggunakan depth sonar disbanding dengan hull-mounted sonar. Sonar nantinya akan dipasangkan dengan torpedo decoy.

Untuk menetralisir kapal selam, LCS juga akan memanfaatkan penggunaan pesawat helicopter yang mereka bawa (MH-60S) yang dilengkapi dengan senjata torpedo kelas ringan Mark 54.

Kehadiran kapal selam dideteksi dengan menggunakan active VDS dan passive Multi-Function Towed Array (MFTA), active sonar akan mengirimkan sinyal akustik untuk dianalisa, sementara sonar pasif akan memonitor penandaan dari kebisingan.

Modul Penyapu Ranjau

USN telah melaksanakan uji atas Fleet-class unmanned surface vessel (USV). Sarana ini dapat digunakan sebagai sarana peperangan anti-kapal selam maupun peperangan ranjau (mine-counter-measure/MCM dan anti-submarine warfare/ASW).

Modul MCM termasuk sistem Airborne Laser Mine Detection, sistem penteral ranjau airborne, sonar tarik bawah air AN/AQS-20A, pemburu ranjau dengan sistem remote, sistem Coastal Battlefield Reconnaissance and Analysis, dan kendaraan bawah air nir-awak Knifefish untuk penetralan ranjau yang berada diatas permukaan air laut.

Modul Irregular dan Operasi Amfibi

Modul ini termasuk yang diajukan oleh USN ke Kongres di tahun 2012. Modul ini dimaksudkan untuk mendukung operasi amphibi USMC, seperti yang pernah di demonstrasikan dengan USS Coronado pada Agustus 2014. Dengan adanya modul operasi amphibi, dapat mendukung pengerahan unit darat Korps Marinir, termasuk pengoperasian dua Skadron Helikopter Serbu Ringan USMC (HMLA).

Operasi ini dapat dilaksanakan oleh LCS kelas USS Independence dengan flight deck yang cukup luas untuk memgakomodasi helicopter UH-1Y Venom dan AH-1W Super Cobra, maupun pengerahan kapal-kapal kecil untuk membawa pasukan ke darat.

Riwayat Pengembangan

LCS eksperimental yang pertama, diluncurkan pada tahun 2003 berupa Sea Fighter, diberi nama fast sea frame atau FSF-1. Tahun 2005 LCS tersebut resmi menjadi kapal USN dengan dilengkapi modul misi, merupakan tindak lanjut dari hasil rancangan yang diajukan oleh Lockheed Martin, General Dynamics dan Raytheon, yang masing-masing pihak diberi kontrak untuk masing-masing memproduksi dua unit Flight 0.

Kehadiran kapal perang pesisir (littoral combat ship) LCS menjadi sebuah keputusan perkuatan satuan armada kapal permukaan USN sejalan dengan akan dipensiunkannya beberapa kelas kapal perang seperti; Oliver Hazard Perry, Osprey, dan Avenger.

Rancangan Lockheed Martin berupa LCS-1 dan LCS-3, General Dynamics LCS-2 dan LCS-4. Selanjutnya, setelah dilakukan uji dan evaluasi, ditentukanlah rancangan untuk produksi Flight I.

Dari program tersebut akhirnya pada 9 Mei 2005 Menteri Angkatan laut Gordon R. England meresmikan LCS pertama di Marinette Marine, Marinette, Wisconsin, dengan nama USS Freedom (LCS-1). Selanjutnya dibuat kontrak dengan Lockheed Martin Divisi Systems and Sensor (MS2).

Sedangkan rancangan LCS dari General Dynamic berupa rancangan Trimaran, dieri nama USS Independence (LCS-2), yang diluncurkan dari galangan Austral USA di daerah Mobile, Alabama, pada 30 April 2008.

Selanjutnya program pengadaan LCS untuk USN berlangsung hingga sekarang. Beberapa perubahan – penyempurnaan masih terus dilakukan, dan pelaksanaan pembuatan serta operasional LCS ini terus diawasi dan di evaluasi oleh USN.

Ada temuan dari GAO (Government Accountability Office) dalam laporan per April 2014, bahwa apa yang mereka evaluasi tentang LCS dalam Armada Ke-7 (Pasifik) ternyata kurang begitu bermanfaat, lebih baik dioperasikan di kawasan Teluk Persia. Karena factor kecepatan melaut, jarak tempuh, dan kemampuan peperangan elektronika.

Dua unit LCS gelombang pertama didapati kelebihan berat dan tidak memenuhi standar kebutuhan tuntutan kemampuan (performance requirements) untuk ketahanan atau sprinting untuk kecepatan diatas 40 knot. Namun, pihak USN beranggapan lain, LCS sangat ideal beroperasi di kawasan Pasifik karena karakteristik lingkungan yang banyak perairan dangkal, termasuk dermaga singgah yang tidak dalam.

Namun pada bulan Pebruari 2020, berdasarkan berita di media massa, USN – berdasarkan alokasi anggaran tahun fiscal 2021, menyarankan untuk memensiunkan empat unit LCS dari gelombang I pada tahun 2021, sebagai upaya penghematan anggaran, dan hal tersebut sudah mendapat persetujua dari Kongres.

Artinya, empat unit LCS yang akan dipensiunkan kemungkinan USS Freedom, USS Fort Worth, USS Independence, dan USS Coronado. Namun pada Juni 2021, dalam laporan USN ke Kongres menyatakan USN akan me-non-aktifkan USS Fort Worth, USS Coronado, USS Detroit, dan USS Little Rock dalam Tahun Fiskal 2022, dan menempatkannya dalam daftar kekuatan cadangan (OCIR – Out of Commission in Reserve).

Keberadaan kapal perang pesisir (littoral combat ship) LCS dalam USN tetap akan dipertahankan dan perkuatan kesatuan Armada Pasifik terus diperkuat, sejalan juga dengan pengembangan kekuatan pasukan USMC di kawasan Pasifik.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Gimana menurut Lo?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar Persenjataan Rusia dalam Konflik Ukraina 2022

Helikopter AD Rusia Hantam Pertahanan Udara Ukraina