Tahun 2016 Russia memperkenalkan tank tempur utama T-14 Armata dalam acara parade Victory Day di Moscow. Tank generasi ke-5 yang diawaki oleh tiga personel ini segera saja menjadi pusat perhatian bagi kalangan pengamat peralatan militer.
Bukan saja karena tank tersebut buatan Russia, tetapi juga dianggap menerapkan teknologi modern, diantaranya kubah robotic alias tanpa awak dengan senjata utama kanon laras licin (smooth bore barrel) kaliber 125mm (4,92 inci) type 2A82-1M.
Russia memang telah memperkenalkan dua jenis kendaraan tempur barunya; T-14 Armata dan kendaraan tempur infanteri T-15.
Dari beberapa produsen tank tempur utama terkemuka, setelah berakhirnya era Perang Dingin, baru Russia yang memperkenalkan produk tank tempur utama, sementara Inggris masih dengan Challanger-2, Amerika Serikat masih dengan M1 Abrams, Perancis dengan Leclerc, dan Jerman dengan Leopard.
Russia mengembangkan T-14 dalam waktu yang cukup lama, dengan pemilihan kriteria daya gerak (mesin dan propulsi, roda-roda penggerak rantai, jenis rantai yang fleksibel), proteksi (lapisan baja, radar dan sensor), dan daya gempur (persenjataan, jenis munisi).
Dikembangkan dan diproduksi oleh Ural Design Bureau of Transport Machine-Building bersama dengan Uralvagonzavod. Mulai diproduksi pada tahun 2015 dengan jumlah 20 unit dan siap untuk dievaluasi dan untuk pelatihan awak tank. – 10 unit diantaranya dipersiapkan untuk ikut berparade. Dalam kalangan industry, T-14 Armata disebut sebagai Proyek “Object 148”.
INOVATIF
Secara utuh, tank T-14 Armata termasuk produk yang inovatif. Tiga awak tank ditempatkan dalam kompartemen yang disebut kapsul, berada pada badan utama tank dibagian depan. Awak terdiri dari; pengemudi, komandan kendaraan, dan petugas operator persenjataan dan penembakan.
T-14 Armata dibuat dengan keistimewaan kubah tidak di awaki, tetapi dikendalikan melalui sistem remote, dioperasikan dari dalam kompartemen awak kendaraan yang berada pada badan utama tank tersebut.
DAYA GERAK
Mesin yang digunakan berupa mesin diesel turbocharged ChTZ 12H360 (A-85-3A) yang di control secara elektronik, berkekuatan 2000 hp, namun untuk T-14 dibatasi hanya sampai 1500 hp. Jarak waktu servise untuk mesin adalah setiap 10.000 jam pada 1200 hp, dan 2.000 jam pada 1500 hp.
Mesin four-cycle, X-shaped, 12 cylinnder super-charge dengan intermediate berpendingin udara, dilengkapi dengan 7-speed gearbox.
Mesin dan gearbox dirangkai dalam satu kesatuan (single whole), dengan perhitungan lebih mudah dalam perbaikan maupun pergantian. Kecepatan jelajah dijalan raya maksimum 90 km per jam, dan jarak tempuh di jalan raya antara 250 hingga 310 mil.
Mesin turbo piston diesel ini dikembangkan dan diproduksi di Chelyabinsk Transdizel Design Bureau. Mesin tersebut sering juga disebut 2A12-3, 12CHN15/16, atau 12N360.
Dapat digunakan pada kendaraan tempur yang memiliki kompartemen mesin di bagian depan ataupun di bagian belakang – seperti pada T-14 Armata yang kompartemen mesinnya dibelakang menggunakan mesin yang disebut A-85-3A seperti yang disebut terdahulu.
Ukuran mesin; panjang 813mm, lebar 1300mm, dan tinggi 820mm. Beratnya 1550 kg.
Motor dan suspensi aktif dengan karakteristik; suspensi aktif meredam guncangan secara drastic saat tank berjalan, sehingga akurasi penembakan saat tank berjalan juga tinggi.
RODA JALAN
Atmata memiliki roda jalan sebanyak tujuh buah pada setiap sisinya, berdiameter 700 mm, memiliki suspensi hidrolik yang dapat diatur – berdasarkan pada pengaturan lengan tuas shock absorber, terutama pada roda bagian terdepan dan terbelakang.
Dengan demikian tank ini seakan memiliki dua actuator suspensi. Pengaturan suspensi pada tank seberat 48 ton ini sangat diperlukan guna penjaga kestabilan kendaraan pada saat melakukan penembakan beruntun.
PERSENJATAAN/DAYA GEMPUR
Jenis munisi yang dapat ditembakan dari meriam caliber 125mm ini antara lain dari jenis dengan proyektil APDS, shaped charges, misil anti-tank berpemandu (ATGM), dan berbagai jenis munisi lainnya. Pengisian munisi ke kamar munisi pada meriam dilakukan dengan automatic loader.
Didalam kubah terdapa bekal sebanyak 45 butir munisi, termasuk yang siap tembak. Jarak tembaknya mencapai 8 km.
Meriam 2A82-1M selain dapat menembakan ATGM, juga tidak memiliki fume extractor untuk mendorong uap/gas racun dan residu hasil proses pembakaran penembakan munisi untuk didorong keluar dari moncong laras. Karena memang tidak diperlukan pada sistem kubah yang dirancang untuk penembakan dan pengisian ulang munisi secara otomatis.
Meriam utama terhubung erat (coupled) dengan autoloader, sehingga pengisian ulang munisi dan pengeluaran base cartridge dari penahan di pangkal kamar peluru dapat berlangsung dengan cepat.
Sistem autoloader sangat membantu pengisian ulang munisi ke meriam sehingga meriam mampu melakukan penembakan rata-rata 10 butir munisi per menit.
Fire control system yang digunakan merupakan produk mutakhir dan modern berupa perangkat bidik thermal, masing-masing untuk Danran maupun untuk petugas senjata. Komputer balistik dengan sensor dan laser range finder dengan kemampuan menjejaki target bergerak, meningkatkan kemampuan meriam utama untuk mencapai ‘first hit probability’.
Beberapa jenis munisi ATGM 9M119M1 Invar-M untuk menghadapi target udara yang terbang rendah, dengan kemampuan penetrasi lapisan pelat baja setebal 900 mm (37 inci), dengan jarak efektif 5 km.
HE-fragmentasi Telnik dengan control detonator. Munisi Vacumm I Sabot yang dapat melakukan penembusan sasaran beton setebal 0,9 hingga 1 meter.
Selain meriam utama, kubah juga dipersenjatai dengan dua senjata berupa senapan mesin berat KORD (GRAU Index 6P49) caliber 12,7mm (.50), dan senapan mesin PKTM (GRAU Index 6P7K) caliber 7,62mm.
KORD untuk menghadapi target di darat, memiliki jarak tembak efektif 2.000 meter, dilengkapi bipod, namun pada tank Armata dipasang pada infantry mount 6T20 (Index 6P60).
Didalam kubah terdapat 45 butir munisi yang siap untuk di tembakkan.
PROTEKSI
Perlindungan terhadap awak kendaraan merupakan salah satu faktor utama yang diperhatikan. Terdapat dua sistem proteksi utama, aktif dan pasif, yang keduanya dapat melindungi awak tank dari tembakan proyektil lawan.
Sistem proteksi aktif termasuk penembakan terhadap proyektil yang dating sebelum mengenai badan tank. Sedangkan sistem proteksi pasif termasuk kemampuan untuk menahan kinetic energy dari tembakan munisi yang dating sehingga awak didalam kendaraan terlindungi.
Selain itu tank juga dilengkapi dengan pelontar granad asap yang dapat menciptakan tabir asap guna menghindari tembakan musuh. Armata juga memiliki radar signature yang kecil, sehingga sulit dideteksi oleh radar.
Kemampuan teknologi stealth pada tank Armata tidak sama dengan yang berlaku pada pesawat tempur, pada kendaraan tempur lebih di tekankan pada kemampuan penyamaran dari deteksi radar, penyamaran dari kemampuan deteksi oleh infra-merah, deteksi dari radio-band dan magnetic band, juga dengan menggunakan technology “distortion signature” berupa distorsi gambar visual untuk menghidari pembidikan oleh sarana bidik (termasuk radar) senjata misil.
Perlindungan pada kendaraan tempur Armata antara lain;
NII Stali Upper Hemispherical Protection Complex – terdiri dari dua steerable cartridge dengan 12 bahan peledak dan sistem peluncur vertical dari kubah dengan dua bahan peledak. Ini merupakan bagian dari mekanisme soft kill.
Dapat menembakkan proyektil secara salvo sehingga membentuk tabir asap yang dirancang untuk mengkaburkan arah panduan misilm sistem target laser dengan mem-blok sinar infra merah, dan cahaya penglihatan.
Sistem soft-kill countermeasure ini dirancang untuk melindungi kendaraan tempur dari ancaman misil generasi ke-3 dan ke-4 seperti tembakan langsung Hellfire, TOW dan BILL, atau Brimstone, JAGM, javelin atau Spike. Dapat menetralisir saat posisi trajectory tinggi, juga dari serangan dari atas dengan arah vertical dengan menggunakan sensor-fused weapons (SFW).
Penjelasan tersebut diutarakan oleh pihak pabrikan sebagai “The principle of operation is based on the detection of complex precision-guided munitions flew, striking the upper hemisphere, and the disruption of its guidance system or a powerful electromagnetic pulse, or the creation of securable multispectral aerosol cloud of false and IR purposes”.
Lapisan baja kendaraan, badan kendaraan terbuat dari lapisan baja tahan peluru modular yang erbuat dari inti baja, keramik dan bahan komposit. Dengan percampuran material dan pelapisan cat pelindung, kendaraan tempur ini hanya memiliki gambar silhouette yang rendah sehingga dapat menyulitkan penembakan oleh pihak musuh.
Awak kendaraan akan berada dalam kompartemen yang disebut kapsul yang terisolasi dari ruang kubah, sehingga gas yang timbul akibat kegiatan penembakan tidak akan adapat masuk ke dalam kapsul awak kendaraan.
T-15 Armata juga dilengkapi skirt berupa panel baja dipasang agak miring untuk menutupi tempat keluarnya buangan uap/gas (exhaust) dari atas, namun memiliki ruang untuk penguapan uap/gas yang keluar tersebut, sehingga saat keluar dari kendaraan sudah tidak terlihat. Sedangkan posisi tanki bahan bakar eksternal berada disamping mesin yang juga terlindung.
Bagian lantai T-14 diperkuat dengan tambahan pelat baja guna melindungi kompartemen dari ledakan ranjau darat ataupun IED, dan memiliki sistem jamming untuk menghalangi detonasi ranjau yang dikendalikan melalui remote-control. Pelat baja yang baru dikembangkan disebut sebagai 44C-SV-W, memiliki bobot yang lebih ringan dari pelat baja biasa, dengan demikian bobot T-14 lebih ringan.
Lapisan ERA (explosive reactive armor) yang digunakan untuk T-14 Armata berupa Malachit Dual Explosive Reactive Armor yang melindungi baik badan kendaraan (hull) maupun kibah, pda bagian depan, sisi, dan atas.
Selain mengantisipasi standar perlindungan hingga STANAG 4569 Level 5, lapisan baja yang digunakan untuk T-14 memiliki daya pelindung hingga 1000 – 1100 mm terhadap munisi APFSDS, dan 1200-1400mm terhadap munisi HEAT.
Sistem pelindung lainnya adalah perlindungan terhadap serangan Nubika, sistem pemadam api otomatis, dan pelontar granad asap.
Armata sepenuhnya terkomputerisasi, dan remote control melalui video kamera beresolusi tinggi yang mengarahkan gerakan tank, track target dan aktivasi sistem perlindungan. Hal tersebut membebaskan awak tank dari pekerjaan rutin sehingga dapat focus kepada fungsi tempur. Hal ini juga berkat adanya AESA radar yang dapat mendeteksi ancaman dan mengklasidfikasinya.
ERA
Explosive reactive armour berupa blok lempengan baja yang ditengahnya berisikan bahan peledak untuk mengganggu ledakan atau proyektil yang mengenainya, digunakan untuk melapisi badan kendaraan lapis baja agar tidak terkena langsung hantaman proyektil/misil.
Saat terjadinya momentum perkenaan antara proyektil dengan pelat ERA maka akan terjadi ledakan dan arah ledakan akan memecah dan tidak langsung ke badan kendaraan lapis baja yang dilindungi, atau disebut sebagai merusak penetrator. Disebut juga sebagai lempengan high explosive sandwiched between two plate, disebut reactive atau dynamic element.
Perlindungan terhadap shape charge, pelat diproyeksikan untuk mengganggu jet penetrator metal, secara efektif menimbulkan arah yang lebih lebar pada material yang akan ditembus. Terhadap penetrator kinetic energy, pelat diproyeksikan untuk mendefleksikan dan mematahkan tongkat/batang logam penembus.
Yang terpenting pada ERA adalah pelepasan enerji yang seketika, atau kecepatan detonasi dari elemen peledaknya. Semakin cepat reaksi peledakannya akan semakin menacaukan arah penetrator. Efek ini terutama ditekankan pada pelat ERA bagian belakang yang agak jauh dari jet, dengan tiga kali ketebalan efektif dengan dua kali kecepatan.
Bar armour/slat armour/cage armour
Pada bagian belakang dipasangi bar armour untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap serangan rocket propelled grenade (RPG). Dapat juga dengan dipasangi aktif dan pasif armour. Lapisan ini juga dapat mengacaukan shape charge dari hulu ledak baik dengan menghancurkannya, menahan terjadinya detonasi optimal, atau dengan merusak mekanisme sumbu (fuze), sekaligus menahan detonasi.
Sistem perlindungan afghanit aktif. Sedang dikembangkan sarana pelindung baru untuk Armata yang disebut Afghanit (istilah dari pihak Russia), yang dapat melindungi tank dari ancaman munisi Depleted Uranium core sabot/munisi APFSDS atau crowbar. Ditengarai menggunakan sistem radar AESA buatan Tula Instrument Design Bureau. Radar dengan panjang gelombang millimeter digunakan untuk mendeteksi, menjejaki dan mengintercept proyektil yang datang.
Terdiri dari lima cartridge/canister pada setiap sisi porsi bagian bawah kubah. Menutup setiap sisi kubah dengan kemiringan 60 derajat. Bila terdeteksi ada ancaman yang dating dari bagian belakang, kubah akan berputar untuk meng-intercept proyektil yang datang terebut. Cartridge yang berada dekat dengan proyektil yang dating akan menembak secara elektronis mengaktifkan charge kearah datangnya ancaman dan menghancurkannya.
Armata memiliki kemampuan untuk mendeteksi, dan secara simultan menjejaki dan melokalisir 40 target darat dan 25 target udara. Untuk mengintercept target ancaman kecepatannya 1.700 meter/detik (Mach 5.0) dengan upaya kedepan untuk mencapai kecepatan 3.000 meter/detik (Mach 8,8). Secara significant sistem tersebut menjadikan teknologi yang diterapkan pada Armata dapat dikatakan cukup canggih.
PELINDUNG AKTIF TERHADAP RANJAU
T-14 Armata juga dilengkapi dengan sistem perlindungan aktif terhadap ancaman ranjau, dirancang untuk dapat mendeteksi atau men-triger kepala ranjau didepan posisi kendaraan. Alat tersebut dipasang di bagian ujung depan badan tank. Badan tank juga dilapisi cat dari bahan khusus untuk mengurangi penandaan sinar infra merah.
Sarana control dan sensor; semua awak kendaraan memiliki alat bidik masing-masing, untuk sarana penglihatan pengemudi berada dibagian tengah (untuk T-15, pengemudi memiliki tiga vision blok pada cupola-nya), sementara set penuh periskop berada dibagian belakang posisinya. Tank dilengkapi dengan dua lampu besar (headlight) dengan lensa LED yang dapat memberikan intensitas penglihatan yang berbeda, atau pencahayaan infra-merah – bila dibutuhkan.
Untuk melihat dengan pandangan 360 derajat, disekililing kendaraan terdapat kamera panoramic. Tank ini juga dilengkapi dengan electro optic berdasarkan laser warning receiver. Untuk Danran, alat penglihat terpasang diatas kubah sehingga dapat memberikan bidang pandang 360 derajat, sementara untuk penembak dilengkapi dengan direct-vision periscope dan laser designator.
PENTARGET INFRA MERAH
Secara tradisional, Danran menggunakan pembidik panoramic untuk mendeteksi koordinat target. Dalam hal “network-centric tank” panoramic sight XM1209 yang terintegrasi dengan radar tank dan mekanisme robotic secara cepat merotasi panoramic sight. Pentarget infra merah digunakan tidak saja hanya untuk fire control, tetapi juga untuk tujuan pemeriksaan. Koordinat target yang ditentukan mengkompensasi resolusi radar yang rendah dan kemungkinan hilang kontak dengan penampakan radar karena penggunaan sarana peperangan elektronika (EW)
pihak lawan.
Senapan mesin pada kubah memiliki pembidik panoramic yang mampu berotasi hingga sapuan sudut 180 derajat dengan sesnsitivitas yang tinggi dan sistem pendingin cryogenic inframerah yang sangat presisi. Sistem ini diproduksi oleh Kazan Opti-Mechanical Plant.
RADAR
Radar pad Armata berkemampuan untuk mengkalkulasi lintasan proyektil seperti pada radar pengintai artileri, mengkalkulasi secara otomatis koordinat dari posisi tank atau artileri lawan, dan secara otomatis melakukan penembakan ke target tersebut. Dan, pada radar yang sama seperti ELM-2133 dari Trophy didukung dengan perhitungan koordinat ATRA peembakan RPG, atau peledak dengan mengirimkan data pada MSA ke pelaksanaan penembakan balik.
Karena penggunaan radar-doppler, kemampuan mengkalkulasi kecepatan vector lintasan target, radar dapat menentukan sudut (angular) koordinat target seperti helicopter atau pesawat udara secara tepat pada sector indikasi radar guna melakukan penembakan SAM ringan sekelas Pine, Strela-10M4, atau SAM OCA yang tidak memiliki circular survey radar, tetapi dilengkapi dengan peralatan eksternal radio untuk pentargetan dan pengendalian.
Untuk memperkuat sistem pertahanan dari serangan udara dapat juga dipersenjatai dengan misil sekelas Carapace-C1 yang dapat menghadapi ancaman SAM dengan bantuan radarnya sendiri.
Pada atap kubah terdapat tiang antena meteorologi, komunikasi satelit, Galobal navigation Satellite System (GLONASS), data-link dan untuk radio komunikasi, selain perangkat sensor angin.
SISTEM PROTEKSI AKTIF
Tank ini juga memiliki “active protection system” yang moderen yang secara mandiri akan membidai kawasan sekitarnya akan adanya ancaman, seperti datangnya bahaya munisi atau misil anti-tank, dan secara otomatis dapat menyosong ancaman yang datang tersebut dengan menembaknya. Hal tersebut memerlukan waktu yang sangat singkat, proses tersebut dilakukan secara otomatis oleh teknologi robotik.
Kehadiran T-14 Armata merupakan terobosan kehadiran Tank yang sebenarnya sejak era 1970an. Diperkirakan akan segera menggantikan kejayaan T-72 atau T-90.
Kehadiran Tank tempur utama tanpa awak pada kubahnya sudah ada pada kubah untuk senjata caliber menengah dan caliber kecil. Sedangkan untuk kubah dengan meriam caliber besar masih belum umum.
Mekanisme pengisian ulang munisi kedalam kamar peluru meriam dari rak penyimpanan munisi harus diatur sedemikian rupa, sehingga alur deret munisi akan seperti proses ban berjalan pada alur produksi pabrikan. Memang untuk meriam tank caliber besar, selongsong munisi akan menguap dan hanya menyisakan base-cartridge saja. Seperti pada tank Leopard, dibawah asupan kamar munisi terdapat kantong yang akan menampung hingga enam base-cartridge, lalu berganti.
Sistem robotic tentunya juga bergantung pada sistem data link antara kompartemen personel dengan kubah. Penyiapan sistem persenjataan juga akan memakan biaya yang tinggi. Pada kasus T-14 Armata rancangan dengan sistem modular dan pengaruh pada bobot kendaraan akan mempengaruhi kemampuan manuvernya.
KESELAMATAN KRU
Dua aspek utama yang diperhatikan pad tank Armata ini; kubah tanpa awak, dan Active-protection system. Menurut pengamat kendaraan tempur de Larrinaga, teknologi robotic (dan autonomous technologies) kendaraan tempur Amerika Serikat dan Eropa Barat masih lebih unggul dibandingkan Russia. Namun pihak Barat memang belum memproduksinya.
Active-protection system normalnya beroperasi dengan explosive charge untuk mengalahkan ancaman tembakan yang dating, hal tersebut justru akan membahayakan bagi area disekitarnya (saat proyektil/misil lawan berhadapan dengan explosive charge tersebut.
Kalau mereka menyadari dan mau mengakui, Russia telah memiliki pengalaman dalam sistem otomatisasi kubah kendaraan tempur dengan meriam kaliber besar (setara caliber 120mm atau lebih), dimana pihak Russia sudah menerapkan sistem autoloader dan single-pece ammunition untuk meriam tank-tank mereka.
Rancangan tank dengan prisip keselamatan awak terhadap serangan dalam taktik peperangan intensitas rendah. Tank berat dari kalangan NATO dititik beratkan pada keselamatan dalam ancaman peperangan asymmetric. Dibuat dengan profil tinggi dan armor komposit, prioritas pada keselamatan awak tank, dan anti-missile countermeasures.
SEKILAS TENTANG AUTOLOADER
Siatem pemuatan munisi kedalam kamar peluru secara otomatis atau disebut sebagai autoloader mulai diperkenalkan pada awal era Perang Dunia II, yaitu sebuah dukungan sistem mekanikal yang menggantikan peran manusia untuk pemuatan munisi ke senjata. Pada masa itu utamanya diterapkan pada meriam di kapal perang. Kubah senjata di kapal perang berada diatas deck, sedangkan ruang munisi berada didaerah palka.
Dari palka ke kubah senjata terdapat ruang jarak yang cukup, sementara munisi kapal perang pada masa itu cukup besar ukurannya. Setelah meriam menembakan munisi, laras akan di atur dalam posisi moncong agak keatas, sementara munisi baru dikerek ke kubah dengan sistem pengerek yang digerakkan dengan rantai, sampai munisi masuk ke semacam sekop yang akan menghantarnya ke kamar peluru (chamber). Dengan adanya dukungan autoloader maka jumlah personel awak senjata akan berkurang. Bukan saja di kapal perang, tetapi juga pada pesawat tempur dan kendaraan tempur.
Pada Perang Dinia ke-2 sistem autoloader tampak pada pesawat “Tank Buster” berupa senjata kanon kaliber 75mm Bordkanone BK 7,5 pada Henschel Hs 129 B3. Uni Soviet menerapkan sistem pemuatan munisi autoloader pada Tank T-64, dan Amerika menerapkannya pada Tank kelas menengah T22E1.
Di era pertangahan abad ke-20 sistem autoloader menjadi semakin umum pada meriam kapal perang dengan kaliber 76,2mm atau lebih. Dan teknologi ini terus dikembangkan.
Kini tank modern menerapkan sistem autoloader tidak saja pada kubah dengan senjata kaliber menengah tetapi juga dengan kaliber besar. Untuk meriam kaliber 120mm hingga 125mm dapat menembakkan munisi sebanyak 10 hingga 12 butir per menit (perhitungan waktu tidak termasuk saat mengatur posisi meriam ke sudut pemuatan munisi, bila model meriam memerlukan – lalu mengembalikannya ke posisi sudut tembak setelah pengisian munisi).
Untuk senjata artileri gerak sendiri (SP) dengan kaliber 155mm yang berat munisinya mencapai 50kg, untuk penembakan lanjut biasanya hanya dapat menembakan satu atau dua munisi per menit.
PENUTUP
Konflik di Lebanon pada tahun 2006 menunjukkan nilai doktrin perang ala Barat dan model Israel dalam menghadapi ancaman insurgensi. Pengalaman pasukan Israel menunjukkan adanya kemunduran dibandingkan dengan apa yang terjadi pada pasukan Russia dalam perang Chenchen: pasukan tank dikerahkan secara konvensional dan para awak tank kebanyakan dari kalangan wajib militer. Namun demikian, jumah korban ]dapat berkurang, karena besarnya sistem perlindungan pada tank Merkava. Ujung tombak pasukan Israel dari Brigade Korps Lapis Baja ke 401 hanya mengalami kerugian 18 unit tank – dua diantaranya hancur, dan 12 personel terbunuh.
Pandangan skeptis pihak NATO terhadap produksi tank Armata dianggap menunjukkan obyektif kebijakan luar negeri Russia. Yang sebagian besar dianggap menakutkan, seperti pengembangan kekuatan persenjataan nuklir, dan doktrin militer Russia yang berimplikasi pada penggunaan kekuatan konvensional. Pandangan-pandangan skeptis pihak NATO/Barat, seperti biasanya hanya menutupi apa yang sedang mereka kembangan sendiri, baik persenjataan maupun siasat perluasan pengaruh.
Pada tahun 2015 hingga 2019, digambarkan oleh kalangan pengamat militer Barat bahwa Tank Armata ini untuk dikerahkan dalam invasi ke Ukraina, namun hingga lebih satu bulan terjadinya peperangan di perbatasan Ukraina, tidak tampak adanya tank Armata yang diturunkan oleh pihak Russia seperti yang diramalkan oleh para pengamat militer Barat. Justru yang selalu diberitakan oleh kalangan media massa Barat adalah kehancuran tank-tank, pesawat, kapal laut dan pasukan Russia. Apa yang diramalkan sebagai “multiple hybrid war scenario” tidak terjadi.
Produksi kendaraan tempur modern bukan sekedar menciptakan alat saja, tetapi juga menyiapkan prajurit yang terlatih dan cerdas dalam beradaptasi dengan teknologi. Seperti tank Leopard bagi kalangan militer di Negara=Negara berkembang, penggunaan perangkat elektronika yang cukup dominan pada tank tersebut bukan saja menuntut kemampuan personel dalam menangani alat, tetapi juga memahami teknologi apa yang mereka hadapi.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!