MiG-31 Foxhound dikembangkan sebagai bagian dari program untuk memberikan kemampuan pada Rusia untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh pesawat tempur NATO dan rudal jelajah.
Mig-31 Foxhound juga Itu juga memiliki tugas untuk memenuhi intersepsi atau pencegatan pada ketinggian dan kecepatan yang tinggi.
Dalam konflik Rusia Ukraina (2022) pesawat Mig-31 Foxhound ini ditengarai membawa rudal Kinzhal.
Mig-31 ini dikembangkan sebagai penerus pesawat pencegat (interceptor) MiG-25 Foxbat. Prototipe Ye-155MP pertama kali terbang pada tahun 1975. Produksi MiG-31 dimulai pada tahun 1979 dan tipe tersebut mulai beroperasi pada tahun 1982.
Sebanyak 519 pesawat ini sudah diproduksi dan MiG-31 terus menjadi tulang punggung pertahanan udara Rusia. Setidaknya 300 dalam pelayanan dengan Rusia, melengkapi sekitar 15 resimen tempur. Kazakhstan adalah satu-satunya bekas republik Soviet yang mengoperasikan MiG-31, dengan resimen yang berbasis di Semipalatinsk.
Pencegat ini dirancang untuk menyerang pesawat terbang tinggi dan berkecepatan tinggi, seperti pesawat pengintai Lockheed SR-71. MiG-31 memiliki kecepatan, ketinggian, dan kecepatan pendakian yang tinggi.
Pengalaman operasional menunjukkan bahwa MiG-31 kurang dalam jangkauan dan sekitar 40-45 pesawat dilengkapi dengan probe pengisian bahan bakar dalam penerbangan semi-ditarik.
Beberapa varian MiG-31 diusulkan untuk berbagai peran termasuk penekanan pertahanan dan larangan jarak jauh.